Ekonomi Negatif, NTB Dorong Percepatan Pembangunan Smelter AMNT

Selama triwulan II 2023, tidak ada ekspor konsentrat di NTB

Mataram, IDN Times - Ekonomi provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Triwulan II-2023 terhadap Triwulan I-2023 tumbuh negatif atau mengalami kontraksi sebesar 0,11 persen (q-to-q). Begitu juga ekonomi NTB triwulan II-2023 terhadap triwulan II-2022 mengalami kontraksi sebesar 1,54 persen (y-on-y).

Pertumbuhan ekonomi NTB yang negatif pada triwulan II-2023 akibat lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang mengalami kontraksi terdalam sebesar 21,94 persen dari sisi produksi. Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami kontraksi terdalam mencapai 35,26 persen.

1. Dorong percepatan pembangunan smelter

Ekonomi Negatif, NTB Dorong Percepatan Pembangunan Smelter AMNTPresiden Jokowi meninjau pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) (dok. Sekretariat Presiden)

Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Lalu Gita Ariadi mengatakan ekonomi NTB sebagian besar dipengaruhi sektor pertambangan. Pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan II yang negatif karena dipengaruhi tidak adanya ekspor konsentrat PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) dalam beberapa bulan terakhir.

"Pasti seperti itu dampaknya kalau tidak ada relaksasi izin ekspor bahan tambang. Makanya betapa kita inginkan bahwa smelter AMNT itu cepat jadi. Sehingga konsentrat dapat diolah di dalam daerah dan menjadi barang yang diekspor untuk memberikan nilai ekonomi," kata Gita di Mataram, Rabu (9/8/2023).

Baca Juga: Dapat Izin Ekspor Konsentrat, AMNT Tetap Kena Denda 20 Persen 

2. Ekonomi NTB tumbuh positif tanpa tambang

Ekonomi Negatif, NTB Dorong Percepatan Pembangunan Smelter AMNTSekda NTB, Lalu Gita Ariadi (IDN Times/Muhammad Nasir)

Apabila tanpa tambang bijih logam, ekonomi NTB tumbuh positif. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi NTB tanpa tambang biji logam pada triwulan II-202 tumbuh 4,80 persen (q-to-q), tumbuh 4,11 persen (y-on-y), dan tumbuh 4,44 persen (c-to-c).

"Jadi sudah terpola akibat pembatasan ekspor konsentrat, ekonomi NTB dengan tambang dan non-tambang terbaca negatif. Tapi kalau non-tambang memang kelihatan murni pertumbuhan ekonomi NTB," terangnya.

3. PDRB NTB atas harga berlaku di triwulan mencapai Rp40,29 triliun

Ekonomi Negatif, NTB Dorong Percepatan Pembangunan Smelter AMNTKepala BPS NTB Wahyudin. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Kepala BPS NTB Wahyudin menjelaskan ekonomi NTB berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Triwulan II-2023 mencapai Rp40,29 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp25,27 triliun. Ekonomi NTB Triwulan II-2023 terhadap Triwulan I-2023 mengalami kontraksi sebesar 0,11 persen (q-to-q).

Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian yang mengalami kontraksi terdalam, yaitu 21,94 persen sedangkan lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial sebesar 19,06 persen.

Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 16,20 persen dan Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami kontraksi terdalam sebesar -35,26 persen.

"Penurunan aktivitas pertambangan dan penggalian yang disebabkan karena penurunan produksi konsentrat. Hal ini disebabkan karena berakhirnya izin ekspor sehingga selama triwulan II-2023 tidak ada lagi konsentrat yang diekspor dari wilayah NTB," terang Wahyudin.

Baca Juga: 205 Hektare Kawasan Gunung Rinjani Lombok Hangus Terbakar

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya