Dikes NTB Ungkap Hasil Uji Laboratorium Pasien Suspek Cacar Monyet

Hasil pemeriksaan sampel di Litbangkes Kemenkes

Mataram, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengungkapkan hasil uji laboratorium sampel pasien suspek cacar monyet. Dikes menyatakan hasil pemeriksaan sampel pasien suspek cacar monyet inisial MA (22) asal Labualia, Kecamatan Jonggat Lombok Tengah, dinyatakan negatif.

Dinkes NTB dan Dinkes Lombok Tengah sudah menerima hasil pemeriksaan sampel laboratorium Litbangkes Kemenkes yang keluar pada Selasa (14/11/2023) pukul 15.24 WIB. Ternyata itu hanya cacar biasa.

"Sudah keluar hasilnya. Kemarin saya dapat konfirmasi dari Kepala Dinas Kesehatan Lombok Tengah hasil pemeriksaan di Litbangkes hasilnya negatif cacar monyet. Ini hanya penyakit cacar biasa," kata Kepala Dinkes Provinsi NTB dr. Lalu Hamzi Fikri dikonfirmasi di Mataram, Jumat (17/11/2023).

1. NTB tingkatkan kewaspadaan

Dikes NTB Ungkap Hasil Uji Laboratorium Pasien Suspek Cacar MonyetIlustrasi orang yang terkena cacar monyet ( www.freepik.com )

Meskipun pasien suspek cacar monyet asal Lombok Tengah tersebut dinyatakan negatif, tetapi Dinkes NTB dan Dinkes Kabupaten/Kota tetap meningkatkan kewaspadaan. Dengan cara memperkuat sistem surveilans dan sistem kewaspadaan dini respons (SKDR).

"Kami sudah membuat edaran ke kabupaten/kota. Sejak kasus monkeypox masuk Indonesia, kita sudah memperkuat sistem kewaspadaan dini dan bersurat ke kabupaten/kota," ucapnya.

Baca Juga: Cegah LSD, NTB Batal Datangkan 500 Sapi Impor Australia dari Tangerang

2. Perkuat intel kesehatan

Dikes NTB Ungkap Hasil Uji Laboratorium Pasien Suspek Cacar MonyetPetugas kesehatan melakukan pengecekan suhu tubuh masyarakat yang masuk kabupaten Mahulu. (humas.mahakamulukab.go.id)

Fikri menambahkan pihaknya memperkuat sistem surveilans di kabupaten/kota seluruh NTB. Petugas surveilans di setiap puskesmas yang biasa disebut intel kesehatan langsung melakukan pelacakan kontak erat apabila ada kasus suspek cacar monyet ditemukan di lapangan.

Selain itu, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) juga memperketat pengawasan di bandara dan pelabuhan untuk mencegah masuknya kasus cacar monyet ke NTB. "Mereka punya sistem untuk menangkal kasus-kasus seperti ini. Sistemnya sudah jalan," tambah Fikri.

3. Perkuat ketahanan tubuh

Dikes NTB Ungkap Hasil Uji Laboratorium Pasien Suspek Cacar Monyetilustrasi monkeypox (pixabay.com/TheDigitalArtist)

Fikri menekankan pentingnya masyarakat meningkatkan sistem ketahanan tubuh agar terhindar dari penyakit cacar monyet. Baginya, pandemik COVID-19 menjadi pembelajaran karena banyak pengalaman yang didapat. Artinya, ketika ada kasus suspek cacar monyet, semua pihak lintas sektor terlibat melakukan pencegahan dan penanganan.

"Terpenting sekarang, puskesmas harus lebih kuat lagi sistem kewaspadaannya," tandas mantan Direktur RSUD Provinsi NTB ini.

Sebelumnya, Dinkes melakukan pengambilan sampel dan spesimen pasien suspek cacar monyet asal Lombok Tengah serta dikirim ke Litbangkes Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Kronologi penemuan kasus suspek cacar monyet di Lombok Tengah yaitu pada Sabtu, 21 Oktober 2023, pasien yang merupakan seorang perempuan inisial MA (22) mengeluh bengkak di bibir.

Kemudian pada Minggu, 22 Oktober 2023, keluar cairan bening meski tidak dirasakan nyeri tetapi terasa keras di bagian yang terkena luka. Selanjutnya, pada Senin, 23 Oktober 2023, pasien berobat ke Puskesmas Ubung.

Pada Rabu, 25 Oktober 2023, pasien datang melakukan kontrol ke Puskesmas Ubung. Kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Patut Patuh Patju Gerung Lombok Barat. Di Rumah Sakit Patuh Patut Patju, pasien diberikan obat-obatan dan lukanya dibersihkan.

Lukanya pun mulai mengering. Setelah itu pasien pulang dari Rumah Sakit namun merasa sesak, keluar bintik-bintik merah di punggung, lengan, kaki dan bibir. Pada Senin, 30 Oktober 2023, pasien kembali melakukan kontrol kesehatan Rumah Sakit Patut Patuh Patju.

Pasien disarankan untuk dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB tetapi keluarga pasien memilih isolasi mandiri. Kondisi terkini pasien sudah membaik atau sehat. Luka sudah mengering dan saat ini sedang isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan puskesmas.

Baca Juga: Investor Jajaki Pembangunan PLTB di Lombok Senilai Rp1,8 Triliun

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya