BPBD NTB: Banjir di Kawasan Senggigi Akibat Alih Fungsi Lahan

Senggigi perlu perhatian karena destinasi internasional

Mataram, IDN Times - Sejak beberapa tahun terakhir, kawasan pariwisata Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), sering dilanda bencana banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB menyebut banjir yang menerjang kawasan pariwisata Senggigi itu akibat alih fungsi lahan.

Pada Selasa (9/5/2023), kawasan pariwisata Senggigi yang terletak di Kerandangan, dilanda banjir bandang. Kawasan ini menjadi langganan banjir tiap hujan deras melanda wilayah setempat.

"Di sekitar kawasan Kerandangan, terjadi alih fungsi lahan. Bisa saja, yang tadinya hutan, ditebang kemudian ada pembangunan. Alih fungsi lahannya seperti itu," kata Kepala Pelaksana BPBD NTB Ahmadi dikonfirmasi di Mataram, Kamis (11/5/2023).

1. Saluran drainase buntu

BPBD NTB: Banjir di Kawasan Senggigi Akibat Alih Fungsi LahanBanjir yang menerjang kawasan Senggigi Lombok Barat, Selasa (9/5/2023). (dok. BPBD NTB)

Ahmadi menjelaskan pada saat terjadinya bencana banjir yang menerjang kawasan pariwisata Senggigi, curah hujan cukup tinggi hampir di seluruh wilayah Lombok Barat pada Selasa (9/5/2023) lalu. Sehingga mengakibatkan meluapnya sungai sehingga luapan air menggenangi rumah warga desa Senggigi.

Setidaknya ada 51 KK terdampak yakni RT 06. 44 KK atau 169 jiwa dan RT 03. 7 KK atau 21 jiwa terdampak. Air sungai juga meluap sampai ke jalan di sekitar Hotel Sheraton Senggigi. "Ternyata saluran drainasenya juga buntu. Sehingga tidak bisa mengalirkan air. Ditambah lagi ada pintu air di saluran drainase yang menghambat aliran air," terang Ahmadi.

Baca Juga: Zohri dan Sudirman Hadi Raih Medali Emas Estafet SEA Games Kamboja

2. Pembangunan di perbukitan kawasan Senggigi perlu dikendalikan

BPBD NTB: Banjir di Kawasan Senggigi Akibat Alih Fungsi LahanBPBD NTB bersama BPJN meninjau lokasi banjir di kawasan Senggigi. (dok. BPBD NTB)

Mantan Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, infrastruktur dan Pembangunan ini menjelaskan pihaknya sudah menggelar rapat dengan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) NTB, BPBD Lombok Barat, dan Dinas PUPR Lombok Barat menyikapi banjir yang kerap melanda kawasan pariwisata Senggigi.

Selain perlunya membenahi saluran drainase, Pemda juga harus mengendalikan pembangunan yang berada di daerah perbukitan. Karena dampak adanya pembangunan vila dan alih fungsi lahan di perbukitan menyebabkan tanah cepat tergerus ketika terjadi curah hujan dengan intensitas tinggi.

"Di sana itu bukit milik pribadi. Meski begitu tetap butuh pengendalian pembangunan. Butuh juga pembuatan saluran drainase dengan dimensi yang lebih besar. Sehingga bisa mengalirkan air," ujarnya.

3. Menarik perhatian karena Senggigi kawasan pariwisata internasional

BPBD NTB: Banjir di Kawasan Senggigi Akibat Alih Fungsi LahanSenggigi View menjadi lokasi favorit swafoto bagi wisatawan saat berkunjung ke kawasan Senggigi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Meskipun kawasan wisata Senggigi terendam tidak terlalu lama akibat banjir. Tetapi butuh penanganan yang serius karena kawasan Senggigi merupakan destinasi pariwisata yang dikunjungi wisatawan mancanegara. Sehingga ketika terjadi banjir, gaungnya cukup besar dan menarik perhatian.

Untuk penanganan jangka panjang, apabila memungkinkan dibangun dam pengendali. Jika ada daerah cekungan maka perlu dibangun dam pengendali. Sehingga air tidak cepat terbuang ke bagian bawah. Selain itu, Dinas PUPR Lombok Barat bersama BPJN NTB harus segera membersihkan saluran drainase yang tertimbun sedimentasi terbawa banjir .

"Drainase masih layak, tapi masih tersumbat pasir. Drainase dibuat di bagian hulu, supaya air itu jatuh ke sungai besar. Tidak meluber ke jalan," sarannya.

Baca Juga: 180 Km Jalan Provinsi Rusak Parah, NTB Butuh Anggaran Rp500 Miliar

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya