Tak Dirawat, 8 Tower Jaringan Komunikasi di Bima Masih Lemah Sinyal 

Tidak ada biaya operasional dari pihak Bakti Nusantara

Bima, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapat alokasi 8 unit Base Transceiver Station (BTS) dari Kementerian Kominfo melalui Bakti Nusantara. Pemancar jaringan tersebut berhasil dibangun di atas lahan yang dihibahkan warga pada 2021 lalu.

Sayangnya, 8 unit BTS tersebut tidak beroperasi sebagaimana mestinya. Warga yang tinggal di sekitar lokasi pembangunan BTS, masih mengalami kesulitan sinyal telekomunikasi maupun internet.

1. Kapasitas sinyal masih lemah

Tak Dirawat, 8 Tower Jaringan Komunikasi di Bima Masih Lemah Sinyal Website

Kepala Bidang PTIK Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskomfotik) Kabupaten Bima, Muhammad tidak menampik kondisi tersebut. Bahkan pihaknya kerap menerima pengaduan dari masyarakat, soal kesulitan sinyal pasca pembangunan BTS.

"Sinyalnya memang masih lemah, bahkan ada juga belum sempat dioperasikan. Kondisi ini kami juga sudah teruskan ke pusat," katanya pada IDN Times, Selasa (30/5/2023).

Baca Juga: Demo Tuntut Perbaikan Jalan Rusak di Bima Ricuh, 24 Demonstran Dibekuk

2. Tidak ada biaya operasional dari Bakti Nusantara

Tak Dirawat, 8 Tower Jaringan Komunikasi di Bima Masih Lemah Sinyal Ilustrasi menerima uang (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Menurut Muhammad, 8 BTS tidak beroperasi maksimal karena tidak adanya biaya operasional dari pihak Bakti Nusantara. Pasca-membangun, mereka lalu melepaskan begitu saja. Tidak ada tindak lanjut terkait operasional BTS tersebut.

"Padahal BTS ini harus dirawat dengan biaya operasional. Kalau gak ada biaya operasionalnya, pantas aja di sejumlah desa itu masih lemah sinyal," bebernya.

3. Pemda tidak punya hak pengawasan

Tak Dirawat, 8 Tower Jaringan Komunikasi di Bima Masih Lemah Sinyal ilustrasi sinyal lemah (Mbah Hanif)

Sementara itu, disinggung pengawasan yang dilakukan pihaknya, diakui tidak memiliki kewenangan lebih. Diskomfotik hanya sekadar menunjuk titik koordinat pembangunan tower. 

"Lebih dari itu, kami gak tahu. Termasuk soal pembiayaan operasional pemancar, itu kewenangan pihak Bakti Nusantara," bebernya.

Muhammad mengaku, 8 pemancar jaringan ini telah dibangun di 8 titik yang sama sekali tak disentuh sinyal. Tiga di antaranya di Desa Piong Kecamatan Sanggar, Doro O'o Kecamatan Langgudu dan Desaa Tarlawi Kecamatan Wawo.

Baca Juga: Warga Bima Tutup Jalan Selama Dua Hari, Lalu Lintas Lumpuh Total

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya