Siaran Bahasa Daerah RRI Bima yang Pendengar hingga Luar Negeri

Pendengar bisa rekues lagu asal bisa pantun khas Bima

Bima, IDN Times - Persaingan media massa yang sudah semakin canggih, media radio masih mampu mempertahankan eksistensinya sebagai media penyalur informasi bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan keberadaan media penyiaran di Indonesia khususnya Radio Republik Indonesia (RRI).

RRI adalah satu-satunya radio publik yang menyandang nama negara. Radio ini sudah ada sejalan dengan kemerdekaan Indonesia serta menjadi radio pertama dan tertua.

Dewasa ini, RRI memiliki stasiun terbanyak di seluruh wilayah Indonesia dan masih menjadi radio yang eksis mengudara sebagaimana semboyannya “Sekali Mengudara Tetap Mengudara”. 

Seperti cabang RRI di Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki program siaran berbahasa daerah setiap hari. Kedua program untuk melestarikan budaya ini dengan tema kadihi ade (bersenang-senang) dan nggahi ndai (bicara kita) disiarkan dari pukul 16.00 hingga 18.00 Wita.

"Ada dua program yang sengaja dihadirkan setiap harinya, yakni program kadihi ade dan nggahi ndai. Awal kita promosikan program ini, sambutan masyarakat cukup antusias," kata Koordinator Penyiar RRI Bima Ikra Hardiansyah dikonfirmasi Jumat siang (25/8/2023).

1. Pendengar bisa memesan lagu asalkan bisa pantun khas dan dongeng

Siaran Bahasa Daerah RRI Bima yang Pendengar hingga Luar Negeriilustrasi penyiar radio (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Interaksi antara penyiar dengan pendengar radio pada dua program ini menggunakan bahasa Indonesia dan daerah Bima. Semua kalangan diberikan ruang yang sama dengan menelepon penyiar untuk memesan lagu sesuai selera.

Syaratnya, pendengar radio bisa melantunkan pantun khas dan mpama ra nuntu mbojo (dongeng dan tutur Bima). Setelah syarat sukses dilakukan, penyiar akan putarkan lagu sesuai yang mereka inginkan.

"Asalkan bisa penuhi syarat itu, mereka akan diputarin lagu oleh penyiar sesuai permintaan," bebernya.

Baca Juga: Orang yang Jemput Tahanan Kabur di Rutan Bima Diduga Suruhan Istrinya

2. Diminati warga Bima yang jadi TKW di luar negeri

Siaran Bahasa Daerah RRI Bima yang Pendengar hingga Luar Negeriilustrasi sandiwara radio yang diputar lewat radio (unsplash.com/Dave Weatherall)

Program ini diakui cukup diminati oleh semua kalangan. Mulai dari warga di pelosok desa, perkotaan, luar daerah bahkan tidak sedikit juga diminati oleh warga Bima dan Dompu yang sedang berada di luar negeri.

Terutama bagi mereka yang bekerja sebagai buruh migran. Lewat konten lokal yang disajikan, setidaknya mereka bisa terhibur melepas rindu dengan suasana Bima dan Dompu dari jarak jauh.

"Penyiar sampai kewalahan merespons telepon dari mereka. Terutama ketika program siaran dibuka," katanya.

Dengan realitas perkembangan digitalisasi saat ini, RRI Bima berupaya dengan tetap menyesuaikan perkembangan zaman. Misalnya, radio bisa didengar melalui gawai melalui aplikasi RRI. 

Termasuk saat siaran berlangsung, pihaknya rutin live di sejumlah kanal media sosial. Sehingga pendengar dari segala penjuru bisa menyaksikan penyiar secara visual.

3. Pendengar sepi saat hari besar

Siaran Bahasa Daerah RRI Bima yang Pendengar hingga Luar NegeriIlustrasi Lebaran. (IDN Times/Aditya Pratama)

Ikra Ardiansyah tak menampik di balik program yang dijalankan tidak jarang sepi dari pendengar. Kondisi ini terjadi terutama pada hari-hari besar, salah satunya ketika pada momentum perayaan lebaran Idul Fitri.

"Pernah, tapi gak sampai sepi bangat," beber Iko sapaan karib Koordinator Penyiar RRI Bima ini.

RRI Bima saat ini selalu menghadirkan inovasi jitu agar terus memantik pendengar. Dua di antaranya, penyiar memancing menggunakan pantun menarik dan selalu sisipkan waktu untuk menyenggol pendengar setia RRI Bima.

"Yang paling jitu dengan mengupdate status di berbagai media sosial, mulai dari FB, IG hingga melalui aplikasi radio khusus," tandasnya.

Baca Juga: Keluarga Korban Pembunuhan Unjuk Rasa di Depan Kantor Kejari Bima

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya