Latihan Berkuda Dihentikan Sementara Usai Tewasnya Joki Cilik di Bima 

Polisi sudah memasang garis polisi di arena pacuan kuda

Bima, IDN Times - Buntut tewasnya joki cilik bernama Arjun Bimantara, Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Bima hentikan sementara latihan balapan kuda di arena Desa Panda Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima. Bahkan satu hari usai tewasnya murid kelas 5 SD itu, Polres Bima telah memasang garis polisi di lokasi kejadian.

"Kami hentikan dulu sementara sesi latihan balapan. Bahkan kami sudah koordinasi dengan Polres Bima agar garis polisi dipasang di arena balapan," kata Ketua Pordasi Bima, Irfan dikonfirmasi Selasa (15/8/2023). 

1. Latihan balapan dihentikan sementara

Latihan Berkuda Dihentikan Sementara Usai Tewasnya Joki Cilik di Bima Ketua Pordasi Bima, Ifran (IDN Times/Juliadin)

Penghentian sementara latihan balapan ini sembari mengedukasi para orang tua joki dan pemilik kuda. Harapannya agar mereka memerhatikan keselamatan joki ketika sesi latihan balapan berlangsung.

Korban yang meninggal saat sesi latihan beberapa hari lalu tidak dilengkapi body protector. Bocah malang itu hanya memakai helm dan beberapa alat pelindung diri (APD) lain.

Menurut Irfan, hampir semua joki yang ada di Kota dan Kabupaten Bima tidak memiliki body protector. Karena harga alat pelindung diri itu lumayan mahal, sehingga tidak mampu dilakukan pengadaan oleh para orang tua atau pemilik kuda.

"Yang punya body protector hanya Pordasi. Harusnya mereka bisa pinjam saat latihan kemarin, tapi latihan saat itu mereka gak koordinasikan dengan kami," jelasnya.

Baca Juga: Joki Cilik di Bima Jatuh Terlempar dari Atas Kuda hingga Tewas

2. Kuda yang ditunggangi korban baru dua kali ikut latihan balapan

Latihan Berkuda Dihentikan Sementara Usai Tewasnya Joki Cilik di Bima Foto situasi di rumahnya Arjun Bimantaran, joki yang tewas terjatuh saat menunggang kuda (IDN Times/Juliadin)

Menurutnya, kebanyakan para orang tua dan pemilik kuda saat ini menganggap tidak begitu penting perlengkapan APD saat sesi latihan. Mereka menilai APD, hanya penting dikenakan ketika saat event berlangsung.

"Nah itu jadi PR buat kami saat ini, akan terus mengedukasi dan sosialisasi ke para orang tua dan pemilik kuda agar mau mengikuti ketentuan main saat balapan kuda," bebernya.

Sementara terkait kuda yang ditunggangi oleh Arjun Bimantaran, merupakan kuda milik orang tuanya yang baru dilatih untuk mengikuti balapan. Bahkan baru terhitung dua kali diturunkan untuk mengikuti latihan di arena.

"Korban ini jatuh saat sesi latihan kedua. Sementara sesi latihan yang pertama pada pekan sebelumnya, aman-aman saja," bebernya.

3. Klaster kuda dan usia korban sudah sesuai ketentuan

Latihan Berkuda Dihentikan Sementara Usai Tewasnya Joki Cilik di Bima Ilustrasi pacuan kuda (Dok Bukittinggi.go.id)

Sedangkan tinggi kuda yang ditunggangi korban dengan kualifikasi usia sudah sesuai regulasi yang diatur Pordasi. Termasuk ketentuan dalam Peraturan Bupati (Perbub) soal pemenuhan hak anak dalam event pacuan kuda.

"Dalam kasus ini, orang tua korban sudah ikhlas terima kenyataan sebagai musibah. Mereka juga sudah buatkan surat pernyataannya," tandas Irfan.

Diberitakan sebelumnya, Arjun Bimantaran terjatuh dari kuda yang ditungganginya usai ditabrak kuda lain dari belakang, Minggu (13/8/2023). Kemudian dia dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) untuk diberikan perawatan medis.

Sayangnya, nyawa bocah malang asal Kelurahan Rabangodu Utara Kecamatan Raba Kota Bima itu tidak tertolong. Dia dinyatakan meninggal setelah sekitar satu jam ditangani oleh pihak rumah sakit setempat.

Baca Juga: DP3AP2KB Bima: Orang Tua Joki Cilik Sengaja Manfaatkan Anak Cari Uang

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya