Jelang Ramadan, Harga Bahan Makanan di Bima Merangkak Naik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bima, IDN Times - Harga-harga kebutuhan pokok di Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai merangkak naik jelang bulan puasa Ramadan yang diperkirakan jatuh pada bulan Maret 2023 nanti. Sebagian harga komoditas makanan ini bahkan melampung di angka yang tidak wajar.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disprindag) Kabupaten Bima melaporkan sejumlah komoditas bahan makanan yang harganya naik. Seperti contohnya udang yang harganya menjadi Rp120 ribu dari biasanya Rp24 ribu per kilogram.
Atau kenaikan harganya hingga mencapai 400 persen dari harga normal. Demikian pun bawang merah menjadi Rp40 ribu dari biasanya Rp32 ribu per kilogram, naik 25 persen.
1. Cabai merah kecil Rp70 ribu per kilogram
Kenaikan harga yang sama juga terjadi pada komoditas sejumlah jenis cabai. Untuk cabai merah kecil dari harga normal Rp32 ribu menjadi Rp70 ribu per kilogram. Naik 118 persen dari biasanya.
Sementara harga cabai merah besar dari Rp29 ribu menjadi Rp50 ribu per kilogram, naik 72,4 persen. Sedangkan harga beras dan sayur-sayuran seperti kol, tomat, wortel dan kentang masih terpantau stabil.
"Hanya harga sayur-sayuran sampai saat ini masih stabil," kata Kepala Bidang Perdagangan Disprindag Kabupaten Bima Juraidin pada IDN Times, Jumat (17/2/2023).
Baca Juga: Kepergok Warga, Oknum ASN di Bima ini Bantah Lecehkan Istri Orang
2. Lonjakan harga udang sangat tinggi jadi Rp120 ribu
Demikian juga harga daging sapi di sejumlah pasar di Bima juga mulai merangkak naik. Saat ini para pedagang menjualnya Rp120 ribu atau naik tipis dari sebelumnya Rp105 ribu per kilogram.
Sedangkan daging ayam ras, dari Rp35 ribu menjadi Rp50 ribu per kilogram, naik 42,8 persen.
Sementara telur ayam ras, dari normalnya satu piring Rp24 ribu menjadi Rp62 ribu, naik 158 persen.
"Ayam ras ini dipasok dari luar, sehingga harganya naik," beber dia.
3. Satu pekan sebelum puasa harga akan lebih melonjak
Juraidin mengaku tak heran dengan kenaikan harga sejumlah komoditas tersebut. Apalagi terhadap kebutuhan yang bukan termasuk produk lokal, seperti udang, ayam ras, cabai, dan sejumlah komoditas lain.
"Harga sejumlah kebutuhan itu tergantung pasokannya dari luar daerah. Mungkin saat ini naik, di samping jelang puasa, juga akibat pengaruh musim pancaroba sehingga mobilitas pasokan berkurang," jelas dia.
Menurut dia, kenaikan harga kebutuhan ini belum seberapa banyak. Berbeda ketika satu pekan sebelum puasa, kenaikan harga bahan makan jauh melampaui dibandingkan terjadi sekarang ini.
"Tiap tahun begitu. Harganya akan kembali turun, biasanya setelah Idul Fitri," tandasnya.
Baca Juga: Kasus Meningkat Tajam, 32 Kelurahan di Bima Terancam Diserang DBD