Kasus Meningkat Tajam, 32 Kelurahan di Bima Terancam Diserang DBD

Jumlah kasus DBD saat ini sebanyak 208

Kota Bima, IDN Times - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dari hari ke hari terus meningkat. Dari satu pekan sebelumnya 172, kini melonjak signifikan bahkan hingga pada angka 208 kasus.

Penambahan kasus ini berbanding terbalik dengan harapan pemerintah Kota Bima. Telah menetapkan wilayah KLB demam berdarah 6 Februari lalu dengan harapan kasus berkurang, namun faktanya justru jumlah kasus semakin meningkat.

"Sejatinya KLB demam berdarah kami tetapkan, supaya masyarakat bergerak secara menyeluruh bersihkan lingkungan agar bebas jentik nyamuk," kata Sekretaris Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima, Syarifuddin dikonfirmasi, Jumat (17/2/2023).

1. Wilayah bebas jentik nyamuk masih jauh di bawah 90 persen

Kasus Meningkat Tajam, 32 Kelurahan di Bima Terancam Diserang DBDunsplash.com/Syed Ali

Sayangnya gerakan pembersihan lingkungan ini sangat minim dilakukan masyarakat, padahal alternatif itu untuk menekan penambahan kasus baru. Hal ini terlihat di lapangan tidak sedikit ditemukan barang rongsokan di tengah pemukiman warga.

"Kesadaran masyarakat kita kurang bersihkan lingkungan. Contohnya, banyak ban motor bekas yang di dalamnya ada air berserakan di sekitar rumah. Sementara di air itu, biasanya tempat nyamuk menetes," terang dia.

Harusnya barang bekas yang bisa menampung air ataupun tandon, toilet dan umunya wadah berisi air harus dibersihkan secara rutin. Paling tidak dibersihkan satu kali dalam sepekan, sebelum jentik nyamuk menetas.

"Biasanya sirklus jentik nyamuk baru menetas dari 8 hingga 10 hari. Dari periode ini, sebelum menetas makanya wadah penampung air harus dibersihkan," bebernya.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Bima Berharap Dugaan Korupsi Tiga Rekannya Tak Benar

2. Musim hujan fase berkembang biak nyamuk

Kasus Meningkat Tajam, 32 Kelurahan di Bima Terancam Diserang DBDgambar jentik-jentik (pinterest.com)

Jika langkah tersebut tak dilakukan, diperkirakan kasus DBD di Kota Tepian Air ini terus bertambah. Apalagi saat ini sedang musim hujan, yang menjadi fase terbaik berkembang biaknya nyamuk. 

"Ini kan musim basah ada hujan. Biasanya jentik nyamuk kalau basah begini, dia kuat bertahan. Kalaupun wadah dibersihkan, harus disikat dengan bersih," ujarnya.

Kalaupun misalnya sibuk kerja, masyarakat disarankan beli bubuk Abate (obat pemberantas jentik nyamuk) di apotek atau datang mengambil di puskesmas terdekat.

"Tersedia obat itu di puskesmas, tinggal masyarakat mau pergi ambil apa gak," terangnya.

3. Warga di 32 kelurahan terancam DBD

Kasus Meningkat Tajam, 32 Kelurahan di Bima Terancam Diserang DBDIlustrasi (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Sementara itu, disinggung wilayah sebaran kasus DBD, Syarifuddin mengaku hanya 9 kelurahan yang masih steril dari total 41 Kelurahan di Kota Bima. Terdiri dari Kelurahan Nitu, Nungga, Oi fo,o, Lelamase, Lampe, Dodu, Kendo, Kumbe dan kodo.

"Sementara sisa 32 kelurahan lainnya sudah ada semua pasien DBD. Nah warga di 32 kelurahan jadi ancaman DBD, jika pola hidup bersih tidak mereka terapkan," bebernya.

Untuk itu, ia menekankan sebelum kasus terus bertambah dan memakan korban jiwa yang banyak, warga diminta tetap waspada dan bersihkan lingkungan sebagai kewajiban.

"Hati-hati dan waspada, ancaman DBD ini makin meningkat," tandas Syarifuddin.

Diberitakan sebelumnya, jumlah kematian warga di Kota Bima yang diserang DBD sejak Januari 2023 sebayak 4 orang. Mereka yang meninggal dunia ini merupakan pasien yang masih berusia anak-anak.

Baca Juga: Tiga Anggota DPRD Bima Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana KUR

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya