Emosi Diberi Kartu Kuning, Pemain dan Penonton di Bima Pukul Wasit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bima, IDN Times - Insiden pemukulan wasit sepak bola terjadi Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kejadian itu berlangsung saat event Semi Final Lanta Cup, yang digelar di lapangan Desa Lanta Kecamatan Lambu, Rabu (4/1/2023) kemarin.
Aksi pemukulan wasit pada pertandingan yang mempertemukan klub Alhabir BJ99 vs Cassanova United Jr terekam kamera penonton. Kini video dengan durasi 24 detik tersebut tengah viral di Media Sosial (Medsos).
1. Wasit ditampar pemain
Peristiwa memilukan ini bermula ketika sang wasit memberikan kartu kuning ke salah seorang pemain. Dia memberikan sanksi itu karena dinilai melakukan pelanggaran saat pertandingan berlangsung.
Tidak terima diberikan kartu kuning, pemain tersebut tiba-tiba naik pitam. Dia melayangkan satu kali tamparan ke pipi bagian kiri sang wasit.
Baca Juga: Pesona Pantai Lariti di Bima, Laut Terbelah saat Airnya Surut
2. Diadang dan dipukul penonton saat lari keluar arena
Tidak hanya menampar, terduga pelaku ini kemudian mengejar wasit dengan diikuti sejumlah rekannya yang lain. Mereka terlihat mengejar sang wasit di dalam lapangan.
Sementara penonton yang ikut menyaksikan kejadian bukanya melerai. Mereka justru mengadang dan tampak memukul wasit ketika hendak keluar arena.
3. Pertandingan dihentikan sementara
Ketua Asosiasi Sepak Kabupaten (Askab) Bima, Khairuddin Juraid yang dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Menyikapi insiden memilukan ini, dia meminta panitia penyelenggara agar menghentikan sementara pertandingan.
"Belum pasti berapa hari akan disetop pertandingan. Pokoknya tunggu ada keputusan penyelesaian," jelas dia dihubungi IDN Times, Kamis (5/1/2023).
Guna menemukan solusi atas kejadian tersebut, hari ini pihaknya bersama panitia dan pihak keamanan akan gelar rapat terbuka. Rencananya akan digelar di Kantor Camat Lambu.
"Siang ini akan digelar rapat bersama di Kantor Camat Lambu," pungkas Khairudin.
Baca Juga: 30 Warga Bima akan Kerja di Jepang, Digaji hingga Rp20 Juta Sebulan