Chikungunya Serang Semua Kecamatan di Bima, Butuh Fogging Menyeluruh

Fogging belum bisa dilakukan karena SOP

Bima, IDN Times- Pasien terjangkit penyakit chikungunya di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai Januari hingga 4 Juli sebanyak 57 kasus. Pasien yang diserang penyakit berbasis lingkungan tersebut menyebar di semua kecamatan. Dengan temuan kasus terbanyak di Kecamatan Lambu, yakni belasan kasus.

"Tanpa terkecuali. Pokonya hampir rata ada pasien di setiap kecamatan yang ada di Bima," ungkap Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dikes Kabupaten Bima, Alamsyah Selasa (5/8/2022). 

1. Fogging nyamuk belum dilakukan

Chikungunya Serang Semua Kecamatan di Bima, Butuh Fogging MenyeluruhIlustrasi fogging untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Dengan jumlah pasien yang cukup banyak itu, Dinas Kesehatan (Dikes) belum juga melakukan fogging atau penyemprotan nyamuk. Langkah itu dilakukan bertujuan untuk menekan berkembang biak nyamuk, sehingga dapat meminimalisir angka pasien terpapar chikungunya.

"Memang benar, dari Januari hingga Juli sekarang belum kami lakukan fogging," jelas mantan Kepala Puskesmas Soromadi ini.

Baca Juga: Kisah Pemecah Batu di Bima, Berjuang Demi Biaya Kuliah Anak di Jakarta

2. Fogging dilakukan jika kepadatan nyamuk mencapai 95 persen

Chikungunya Serang Semua Kecamatan di Bima, Butuh Fogging Menyeluruhunsplash.com/Syed Ali

Alamsyah mengatakan satu di antara syarat baru bisa dilakukan fogging, kepadatan nyamuk di lingkungan tertentu paling rendah harus 95 persen. Sedangkan dari hasil survei jentik pada sejumlah titik lingkungan pasien yang terpapar chikungunya, kepadatan nyamuk baru sekitar 50 persen.

"Sehingga belum bisa dilakukan penyemprotan. Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan chikungunya memang begitu. Ada standarnya kita bekerja, jadi gak boleh asal turun," tegas dia.

3. Masyarakat diminta biasakan hidup bersih

Chikungunya Serang Semua Kecamatan di Bima, Butuh Fogging MenyeluruhPexels.com/Gantas Vaičiulėnas

Untuk menekan serangan chikungunya, menurut Alamsyah harus berawal dari kesadaran masyarakat. Membiasakan hidup bersih, dengan intens melakukan gotong royong di lingkungan rumah. Sehingga tidak memberikan peluang bagi jentik nyamuk untuk berkembang biak.

"Kalau sudah bersih, nyamuk akan secara perlahan tinggalkan lingkungan kita," terangnya.

Untuk memastikan realisasi kebiasaan hidup bersih tersebut, pihaknya kerap turun sosialisasi. Termasuk koordinasi dengan Badan Permusyawaratan Pemerintah Desa (BPMDes). Mereka diminta untuk perintahkan Pemerintah Desa (Pemdes), agar rutin gotong royong di masing-masing pemukiman.

"Karena langkah ini lebih efektif dibanding fogging. Malah fogging itu dapat membawa penyakit bagi warga yang alergi asap obat," pungkasnya.

Baca Juga: Puluhan TKI Asal Bima Bermasalah, Gak Digaji hingga Dianiaya

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya