Ada 55 Korban Gigitan Anjing Rabies di Dompu Selama Tiga Bulan

Korban didominasi oleh anak-anak

Dompu, IDN Times- Korban gigitan anjing suspek rabies di Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB) terus bertambah. Untuk triwulan pertama pada tahun 2022 ini, korban gigitan anjing gila tersebut tercatat 55 kasus. Dari data terakhir pada tahun 2021 lalu sebanyak 146 kasus.

"Tahun ini tidak ada yang sampai meninggal dunia, karena korban cepat ditangani dan diberikan dosis antirabies oleh tenaga kesehatan di Puskesmas terdekat," jelas Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu, Mujahidin dihubungi IDN Times, Rabu malam (8/6/2022).

Berbeda dengan tahun 2019 hingga 2021 lalu, korban gigitan anjing rabies yang meninggal dunia sebanyak 18 orang. Saat itu, mereka tidak cepat mendapat pertolongan medis. Masyarakat menganggap gigitan anjing rabies adalah hal yang tidak berbahaya pada saat itu.

1. Korban didominasi kalangan anak-anak

Ada 55 Korban Gigitan Anjing Rabies di Dompu Selama Tiga BulanIlustrasi anak-anak (IDN Times/Dwifantya Aquina)

55 korban pada triwulan pertama tahun ini, sebagian besar didominasi kalangan anak-anak. Kemudian disusul oleh usia dewasa dan lanjut usia (lansia)

"Jumlah itu baru sampai Maret. Belum masuk triwulan kedua. Sekarang masih direkap oleh tim di lapangan," terangnya.

Tingginya jumlah korban anak-anak ktu akibat kurangnya pengawasan yang dilakukan orang tua. Hal ini terlihat dari hasil kajian kasus saat pertama kali anjing menyerang korban.

"Rata-rata mereka digigit saat bermain dekat dengan anjing. Karena diganggu, sehingga anjing itu menyerang anak-anak itu," terangnya.

Baca Juga: Diduga Korupsi Rp8,4 Miliar, Bupati dan Sekda Bima Dilaporkan ke KPK

2. Anjing yang digunakan berburu hama cukup berbahaya

Ada 55 Korban Gigitan Anjing Rabies di Dompu Selama Tiga Bulanhalodoc

Untuk menekan kasus gigitan anjing gila, Mujahidin berharap peran ekstra para orang tua, terutama dalam mengawasi dan mengontrol anak-anak saat bermain. Jika tidak, ia khawatir korban anak diserang anjing rabies malah semakin meningkat hingga akhir tahun 2022 nanti.

"Salah satu kunci untuk menekan gigitan anjing rabies, hanya itu. Jauhi anjingnya. Mereka tidak boleh diganggu dan didekati, apalagi anjing itu baru dibawa pulang dari ladang," ungkapnya.

Anjing yang dari gunung, lebih galak dan berbahaya dibanding yang dipelihara warga. Karena selama di gunung, anjing itu sengaja dilatih oleh tuannya.

3. Vaksinasi anjing tengah digenjot

Ada 55 Korban Gigitan Anjing Rabies di Dompu Selama Tiga BulanPetugas menyuntikkan vaksin Moderna kepada tenaga kesehatan yang menjalani vaksinasi COVID-19 dosis ketiga di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Medan, Sumatera Utara, Kamis (5/8/2021). (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

Di samping pengawasan orang tua, upaya menekan kasus gigitan anjing di Bumi Nggahi Rawi Pahu ini, berbagai cara telah dilakukan pemerintah. Sosialisasi menyisir masyarakat dari desa ke desa, termasuk menggenjot capaian vaksinasi anjing gila.

"Sekarang sedang berjalan. Alhamdulillah masyarakat cukup sadar dan mau menerima kami lakukan vaksinasi anjingnya," beber dia.

Sementara bagi anjing liar, jika ditemukan langsung dieliminasi atau ditembak mati. Karena anjing tersebut kebanyakan yang menyerang warga selama ini. Hanya saja sulit ditemukan, lantaran berkeliaran di area pegunungan.

"Kami tetap memburu anjing liar. Karena dia cukup berbahaya jika masuk pemukiman warga," tandas Mujahidin.

Baca Juga: Ketua Honorer K2 Bima Sebut Penghapusan Honorer Bukan Solusi

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya