Sejumlah Wilayah di NTB ini Alami Kekeringan Ekstrem
NTB masuki puncak musim kemarau
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mataram, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sejumlah wilayah di Provinsi NTB mengalami kekeringan ekstrem. Sejumlah wilayah yang mengalami kekeringan ekstrem karena sudah lebih dari 60 hari berturut-turut tidak terjadi hujan.
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB, Yuhanna Maurits, Rabu (10/8/2022) menjelaskan curah hujan di wilayah NTB pada dasarian I Agustus 2022 seluruhnya masuk dalam kategori rendah yaitu di bawah 20 mm/dasarian. Curah Hujan tertinggi tercatat terjadi di Pos Hujan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa sebesar 17 mm/dasarian.
"Sifat hujan pada dasarian I Agustus 2022 di wilayah NTB bervariasi dari atas normal hingga bawah normal," kata Yuhanna.
Baca Juga: Mandalika Gak Jadi Lokasi Tes Pramusim MotoGP 2023, Ini Alasannya!
1. Monitoring hari tanpa hujan
Berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB umumnya dalam kategori panjang yaitu 21 – 30 hari hingga sangat panjang 31 – 60 hari. Namun di beberapa wilayah sudah terpantau HTH dengan kategori ekstrem yaitu di atas 60 hari.
HTH dengan kategori ekstrem terpantau terjadi di Kabupaten Bima yaitu wilayah Woha sepanjang 74 hari. Kemudian Kabupaten Lombok Timur yaitu wilayah Perigi sepanjang 68 Hari, dan Kabupaten Sumbawa yaitu wilayah Labuhan Badas sepanjang 62 Hari.
"Peluang curah hujan pada dasarian II Agustus 2022 sudah semakin berkurang. Peluang curah hujan dengan intensitas di bawah 20 mm/dasarian terjadi merata di seluruh wilayah NTB dengan probabilitas di atas 80 persen," terang Yuhanna.
Baca Juga: Pertahanan Jebol, 814 Kasus PMK Ditemukan di Pulau Sumbawa