TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Potensi Sampah di Gunung Rinjani Capai 100 Ton, Baru Terdata 11 Ton

Sarpras pengelolaan sampah masih sangat minim

Clean up di jalur pendakian Gunung Rinjani pada 2023. (dok. TNGR)

Mataram, IDN Times - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi NTB menyebut potensi sampah di kawasan Gunung Rinjani, Lombok, mencapai 100 ton per tahun. Hal ini merujuk data jumlah kunjungan wisatawan dan pendaki ke kawasan Gunung Rinjani sebanyak 200 ribu orang per tahun.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran Dinas LHK Provinsi NTB Firmansyah mengatakan saat ini sampah yang terdata baru 11 ton per tahun. Terdiri dari 10 ton sampah dari destinasi wisata pendakian dan satu ton sampah di wisata nonpendakian.

"Orang pikir bicara sampah di Rinjani hanya yang dari gunungnya. Padahal ada 6 destinasi wisata pendakian dan 21 site wisata non pendkian," kata Firmansyah di Mataram, Selasa (5/3/2024).

1. Dikunjungi 200 ribu orang per tahun

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran Dinas LHK Provinsi NTB Firmansyah. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Firmansyah menyebutkan jumlah pengunjung di kawasan Gunung Rinjani mencapai 200 ribu orang per tahun. Jika diasumsikan setiap pengunjung membawa setengah kilogram sampah, maka potensi sampah di Gunung Rinjani sebanyak 100 ton.

"Kemudain yang baru terdata sekitar 11 ton, 1 ton dari wisata nonpendakian, dan 10 tonnya dari wisata pendakian. Jadi itu yang akan coba kita optimalkan pengelolaannya," ujar Firmansyah.

Firmansyah menjelaskan 11 ton sampah yang terdata pada 2023 itu dikelola oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR). Pendataan sampah di wisata non pendakian masih belum terdata dengan baik.

Baca Juga: Gaji Menggiurkan, Ratusan Anak Muda NTB Bersaing Magang ke Jepang

2. Sarpras pengelolaan sampah masih minim

Kantor Resort Sembalun BTNGR. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Firmansyah mengungkapkan sarana dan prasarana (sarpras) pengelolaan sampah di kawasan Gunung Rinjani masih sangat minim. Ia mencontohkan seperti di wilayah Sembalun, baru ada satu TPS3R.

Sehingga, menurut Firmansyah, pengelolaan sampah di kawasan Gunung Rinjani harus berbasis kawasan. Pengelolaan sampah di enam desa di kecamatan Sembalun harus dilakukan secara kolaboratif.

"Jadi basisnya ada empat, yaitu kolaboratif, kawasan, selesaikan dari sumbernya dan ekonomi sirkular. Baru bisa membantu pengelolaan sampah di Rinjani," ucapnya.

Berita Terkini Lainnya