TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

NTB Dapat Mudarat dari Proyek Gedung Shelter Tsunami yang Dikorupsi

Berbahaya jika digunakan

Kepala Pelaksana BPBD NTB Ahmadi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Ahmadi menyatakan proyek pembangunan gedung shelter tsunami di dekat Pelabuhan Bangsal, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, tidak memberikan manfaat sama sekali.

Proyek yang menghabiskan anggaran Rp21 miliar itu, tidak dapat dimanfaatkan. Ahmadi mengatakan proyek itu dikerjakan pada 2014 dengan sumber anggaran Kementerian PUPR senilai Rp21 miliar.

"Belum sempat dipakai sejak tuntas dibangun. Malah kita mendapatkan mudarat. Gedung itu fungsinya kalau terjadi tsunami, tempat berkumpul, tempat evakuasi sementara," kata Ahmadi dikonfirmasi di Mataram, Selasa (16/7/2024).

1. Gagal Konstruksi

Ahmadi mengatakan setelah selesai dibangun, Gedung Shelter Tsunami tersebut diragukan strukturnya. Ia mengatakan gedung tersebut gagal konstruksi. Ketika terjadi bencana gempa bumi Lombok 2018, gedung tersebut mengalami kerusakan yang cukup parah.

"Kita gak tahu kalau ada pengurangan volume pekerjaan, makanya ahli yang bisa menjawab itu. Apakah desainnya salah, atau pelaksanaannya yang salah," kata mantan Sekretaris Dinas PUPR NTB tersebut.

Baca Juga: Proyek Smelter AMMAN Capai 95,5 Persen, Beroperasi di Kuartal IV 2024

2. Berbahaya jika digunakan

Jika melihat kerusakan gedung tersebut, Ahmadi mengatakan sangat berbahaya apabila dimanfaatkan. Karena menurutnya, gedung itu mengalami kerusakan primer.

"Itu membahayakan orang. Kalau sifatnya kerusakan sekunder gak masalah. Misalnya platnya retak, tinggal ganti selesai. Tapi kalau kerusakan primer, kolom, balok, apalagi fondasi mengalami kerusakan maka harus dihancurkan," ujarnya.

Berita Terkini Lainnya