TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kemarau Berkepanjangan, Ribuan Warga Lombok Salat Minta Hujan

Masyarakat terdampak kekeringan bertambah jadi 578.839 jiwa.

Ribuan warga Lombok di Kota Mataram, NTB, menggelar salat istisqa minta hujan akibat bencana kemarau yang berkepanjangan. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Ribuan warga Lombok di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan salat istisqa minta hujan di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Senin (16/10/2023) pagi. Pelaksanaan salat istisqa dilakukan karena musim kemarau berkepanjangan yang melanda wilayah NTB.

Penjabat Sekda NTB Fathurrahman menjelaskan kegiatan salat istisqa minta hujan dilaksanakan Pemprov NTB diikuti Pemda kabupaten/kota di seluruh NTB. "Ini dilaksanakan oleh Pemprov NTB dan diikuti Pemda kabupaten/kota serta seluruh masyarakat sampai ke desa," kata Fathurrahman.

Baca Juga: MotoGP Mandalika 2023 Dihadiri 102.929 Penonton

1. Musim kemarau lebih panjang

Pelaksanaan salat istisqa di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Senin (Dok. Diskominfotik NTB)

Khatib dalam salat istisqa adalah TGH. Salimul Jihad dan imam TGH. Ibrahim Luqman. Ribuan warga yang ikut salat istisqa diikuti ASN Pemprov NTB, pelajar DM/SMK dan Madrasah Aliyah Negeri dan Pemkot Mataram.

Kegiatan salat istisqa merupakan ikhtiar memohon turun hujan kepada Allah SWT. Menurut Fathurrahman, NTB saat ini dilanda kemarau panjang. Awal musim hujan diperkirakan pada pertengahan November mendatang.

"Dampak musim kemarau ini sudah kita antisipasi. Pemerintah provinsi dan unsur terkait melakukan pembagian air di beberapa titik yang betul-betul sangat membutuhkan. Musim kemarau agak lebih panjang. Mudah-mudahan pertengahan bulan November, sudah mulai hujan sesuai prediksi BMKG," harap Fathurrahman.

2. Siapkan 8,5 juta liter air bersih untuk masyarakat terdampak kekeringan

Air Bendungan Jenggik Lombok Timur menyusut akibat musim kemarau yang melanda NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Pemprov NTB telah menaikkan status siaga darurat kekeringan menjadi tanggap darurat kekeringan. Karena kekeringan semakin meluas dan masyarakat terdampak meningkat.

Dalam APBD Perubahan 2023, Pemprov NTB mengalokasikan anggaran sebesar Rp1 miliar untuk penanganan dampak bencana kekeringan. Sebanyak 1.700 tangki air bersih dengan kapasitas 5.000 liter per tangki atau 8,5 juta liter akan didistribusikan ke-9 kabupaten/kota yang masyarakatnya mengalami krisis air bersih.

Kepala Pelaksana BPBD NTB Ahmadi menyebutkan sebanyak 6 Kabupaten/Kota di NTB telah menetapkan status siaga darurat kekeringan dan 3 Kabupaten telah menetapkan status Tanggap Darurat sampai 16 Oktober 2023. Sebanyak 9 Kabupaten/Kota di Provinsi NTB sudah melaporkan terjadinya bencana kekeringan, dengan total terdampak sementara 73 Kecamatan, 345 Desa, 164.700 KK dan 578.839 Jiwa.

Baca Juga: Pertamina Operasikan SPBU Modular Selama MotoGP Mandalika 2023

Berita Terkini Lainnya