TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ekonomi Tumbuh 1,58 Persen, NTB Pacu Proyek Smelter dan KEK Mandalika

Ekonomi NTB sempat tumbuh negatif di triwulan II 2023

Pj Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali tumbuh positif pada triwulan III 2023, setelah pada triwulan II terjadi kontraksi 1,54 persen year on year (yoy). Pada triwulan III 2023, ekonomi NTB tumbuh 5,91 persen tanpa sektor pertambangan dan 1,58 persen dengan sektor pertambangan secara tahunan.

Penjabat (Pj) Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi, Selasa (7/11/2023) mengatakan ekonomi NTB menunjukkan tren menggembirakan. Untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi di NTB, pihaknya memastikan kegiatan investasi yang dilakukan investor swasta dan BUMN di NTB dapat berjalan dengan suasana yang kondusif.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Sumbawa

1. Pacu kegiatan investasi pembangunan smelter dan KEK Mandalika

Proyek pembangunan smelter AMNT di Sumbawa Barat. (dok. Istimewa)

Gita menjelaskan di Lombok ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika sebagai episentrum pengembangan ekonomi berbasis sport tourism. Sedangkan di Pulau Sumbawa, ada kegiatan investasi pembangunan smelter milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang sedang menyelesaikan konstruksinya.

"Pemprov NTB juga terus mendorong Sumbawa Timur Mining di Dompu untuk mengakselerasi kegiatan investasinya. Di samping banyak investasi dalam skala yang lebih kecil yang sudah nyata memberikan kontribusi. Investasi swasta ini sudah memberikan kontribusi nyata," kata Gita.

Menurutnya, event internasional yang digelar di Sirkuit Mandalika Lombok Tengah mampu meningkatkan kontribusi pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

Pada sektor akomodasi dan makan minum, industri olahan, perdagangan, serta jasa dan transportasi. Kemudian pembangunan smelter di Sumbawa Barat secara nyata memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja pada sektor konstruksi.

2. Konsolidasikan belanja pemerintah

ilustrasi APBD (IDN Times/Aditya Pratama)

Meski pertumbuhan ekonomi triwulan III tercatat masih di bawah nasional, namun Gita mengatakan kondisi ini harus disambut positif. Karena menunjukkan recovery ekonomi yang signifikan mengingat pertumbuhan ekonomi NTB triwulan II mengalami pertumbuhan yang negatif.

"Kita sangat optimis momentum perbaikan ekonomi akan terus berlanjut dengan berbagai ikhtiar yang terus dilakukan," ucap Gita.

Selain memacu dan mendorong investasi, Gita menyatakan pihaknya perlunya mengkonsolidasi belanja pemerintah agar mampu berperan sebagai stimulus perbaikan ekonomi.

Pada akhirnya akan menciptakan berbagai peluang kerja yang bisa diisi oleh angkatan kerja. Konsolidasi ini dilaksanakan dalam bentuk mewujudkan APBD Provinsi NTB yang berkualitas.

Di tengah keterbatasan, Pemprov NTB mengambil kebijakan anggaran yang tegas bahwa alokasi APBD harus mampu memenuhi mandatory spending untuk pendidikan, kesehatan, infrastruktur. Kemudian untuk program pengentasan kemiskinan, pengendalian inflasi dan berbagai program afirmasi untuk mengembangkan UKM sehingga bisa berkontrubusi menggerakkan ekonomi.

"Kami terus mendorong Pemda kabupaten/kota bahkan sampai ke desa untuk juga melakukan langkah yang sama sehingga semakin memperkuat kontribusi belanja pemerintah untuk perbaikan ekonomi," ujarnya.

3. Lobi pemerintah pusat gelar kegiatan nasional di NTB

Penonton MotoGP Mandalika 2023. (Dok. Pertamina)

Gita mengatakan bahwa ada hal lain yang menjadi prioritas, yaitu dengan melakukan koordinasi dan lobi intensif dengan pemerintah pusat agar sebanyak mungkin memilih NTB sebagai lokus kegiatan nasional. Sehingga menciptakan multiplier effect (efek berganda) yang mampu menggerakkan perekonomian NTB.

Tak kalah penting, menurut Gita adalah kebijakan afirmasi untuk meningkatkan produktivitas masyarakat, baik petani, nelayan, peternak, pedagang, maupun pelaku UMKM. Kebijakan afirmasi ini dilaksanakan dalam bentuk peningkatan kapasitas manajemen, kualitas produksi dan peningkatan produtivitas.

Kemudian ada keberpihakan dalam menyerap produksi masyarakat melalui program bela beli produk lokal. Saat ini, kata Gita, kebijakan afirmasi ini dilakukan secara masif melalui program Jumat Salam dan Jumat Blondong yang memastikan kehadiran pemerintah untuk menstimulasi upaya peningkatan produktivitas masyarakat desa.

"Serangkaian ikhtiar yang kita laksanakan secara kolaboratif membuat kita tidak hanya optimis untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan angka tingkat pengangguran terbuka di NTB, tapi juga berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045," terang Gita.

Baca Juga: 412 Guru Honorer Pemprov NTB Langsung Lulus Jadi PPPK Tanpa Tes 

Berita Terkini Lainnya