TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Baru Selesai Dibangun, Rumah Tahan Gempa Rusak Akibat Longsor

Dua kali rusak, karena gempa dan longsor

Zamratul Ula berdiri di atas bekas bangunan rumahnya di Desa Kekait IDN Times/Ahmad Viqi

Lombok Barat, IDN Times - Saat hujan turun pada Senin (6/12/2021) pagi itu, Ula sapaan karib Zamratul Ula (21) Mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Mataram ini melihat langsung rumahnya rata dengan tanah. Rumhanya terbawa material longsor yang datang dari bukit di Dusun Kekait Daye Desa Kekait Kecamatan Gunungsari Lombok Barat.

"Untung saya langsung lari bersama ibu ke samping rumah yang ada dataran tingginya," cerita Ula mengenang kejadian longsor yang menimpa puluhan rumah warga di Desa Kekait.

1. Semua perabotan rumah tertanam

Korban banjir Lombok Ula IDN Times/Ahmad Viqi

Kepada IDN Times, Ula menjelaskan bahwa kejadian tanah longsor yang meratakan rumahnya itu seperti suara gempa 5 Agustus 2018 silam. Kejadian tanah longsor itu katanya, begitu cepat. Namun, untungnya, dia bersama ibu dan dua orang kakaknya yang ketika kejadian berada di dalam rumah berlari cepat menjauhi aliran longsor.

"Saya lari ke samping rumah. Berapa lama kejadiannya cepat sekali. Sekali lewat longsor itu langsung meratakan rumah saya," tuturnya.

Baca Juga: Lombok Barat Banjir, Warga Naik Atap Rumah Selamatkan Diri

2. Motor dan laptop untuk kuliah tertimbun

Ula memegang boneka yang ditemukan tertimbun longsor IDN Times/Ahmad Viqi

Saat kejadian longsor, Ula bersama keluarganya sedang bercengkrama di dalam rumah. Hujan yang tak kunjung berhenti sejak Minggu dini hari (5/12/2021) kemarin tak membuat dia merasa takut.

"Tidak ada tanda-tanda malam itu akan longsor. Tidak ada sama sekali," jawabnya.

Namun Senin pagi itu menjadi sangat mencekam. Apalagi saat dia mendengar gemuruh datang dari arah utara, tepat di atas Bukit Desa Kekait yang longsor. Ula bersama ibunya keluar, lalu lari tanpa bisa menyelamatkan laptop dan motor yang biasa digunakan Ula untuk berangkat kuliah ke Kota Mataram. 

"Saya juga lari tidak pakai sandal. Di depan mata saya, rumah saya sudah rata," katanya.

Padahal, kata Ula, rumah tempat dia tinggal bersama kedua saudaranya dari 11 bersaudara itu baru saja berdiri setelah gempa meratakan rumahnya tahun 2018 lalu.

"Saya sudah tidak kuat lagi. Rumah saya dulu rata juga dengan gempa. Sekarang rata lagi karena longsor," kata Ula.

Ula berharap agar pemerintah bisa memberikan bantuan atau belas kasihan agar segera diberikan bantuan berupa laptop dan motor yang masih tertanam oleh material longsoran.

"Mohon dibantuin. Apa pakai buat kuliah. Semuanya hilang. Semua hilang. Saya hanya bisa diam nangis," katanya.

Dua peristiwa yang pernah dilalui Ula, baik gempa bumi dan longsor membuat dia merasa trauma. Namun, dia pasrah dan yakin semua kejadian yang dialaminya merupakan kehendak Tuhan. 

"Harapan satu-satunya ialah dibuatin rumah yang layak. Siapa lagi tempat kita minta selain pemerintah," tutur Ula.

Baca Juga: Korban Banjir Lombok, Bayi Enam Bulan Meninggal dalam Pelukan Ibunya

Berita Terkini Lainnya