Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tiga Keuntungan Menggunakan QRIS BRI bagi UMKM di Lombok Timur

Tampilan QRIS Tap di aplikasi BRImo (Dok. BRI)
Intinya sih...
  • QRIS BRI semakin banyak digunakan di Lombok Timur, memudahkan transaksi pembayaran bagi UMKM.
  • Jumlah merchant QRIS BRI terus bertambah, dengan volume transaksi mencapai Rp6,3 miliar selama Januari-Februari 2025.
  • Aplikasi BRIMerchant App memberikan kemudahan pencatatan transaksi, keamanan, serta notifikasi suara untuk setiap transaksi yang berhasil.

Lombok Timur, IDN Times - Kemajuan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam dunia usaha, termasuk bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Salah satu inovasi yang semakin banyak digunakan adalah QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), yang memungkinkan transaksi pembayaran menjadi lebih cepat, aman dan efisien.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai salah satu penyedia layanan QRIS telah mencatat perkembangan pesat dalam penggunaannya, termasuk di Lombok Timur. Dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap transaksi digital, jumlah merchant QRIS BRI pun terus bertambah setiap tahunnya.

Berikut adalah tiga keuntungan utama bagi merchant yang menggunakan QRIS BRI di Kabupaten Lombok Timur.

1. Pertumbuhan merchant QRIS yang pesat

Pemimpin Cabang BRI Selong, Dito Sanjaya Putra mengatakan bahwa saat ini terdapat 7.150 merchant QRIS yang tersebar di seluruh Kabupaten Lombok Timur. Jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.

“Dari total 7.150 merchant QRIS tersebut, menghasilkan volume transaksi sebesar Rp6,3 miliar selama bulan Januari dan Februari 2025,” kata Dito, Jumat (21/3/2025).

Angka ini menunjukkan tingginya adopsi teknologi pembayaran digital oleh para pelaku usaha, terutama di sektor UMKM di Lombok Timur. Hal ini membuktikan bahwa semakin banyak pelaku usaha yang percaya dengan kemudahan dan keamanan transaksi menggunakan QRIS BRI.

Tidak hanya itu, jumlah merchant yang mendaftar QRIS BRI terus mengalami peningkatan. Banyak pelaku usaha yang awalnya ragu kini telah beralih ke sistem pembayaran digital ini karena lebih praktis dan mengurangi risiko kehilangan uang tunai.

2. Akses ke data transaksi lebih mudah melalui BRIMerchant App

Petugas kasir melayani pelanggan menggunakan QRIS BRI. (IDN Times/Linggauni)

Salah satu keuntungan utama bagi merchant yang menggunakan QRIS BRI adalah tersedianya aplikasi BRIMerchant App. Rentang periode transaksi yang dapat dipilih adalah sepanjang 30 hari dengan retensi transaksi hingga tiga bulan ke belakang.

“Merchant dapat melihat serta mencari history transaksi di aplikasi BRIMerchant pada menu Transaksi,” jelas Dito.

Dengan fitur ini, merchant tidak perlu repot mencatat transaksi secara manual, karena semuanya sudah tersimpan dalam sistem yang dapat diakses kapan saja. BRIMerchant App juga memungkinkan pemilik usaha untuk mengidentifikasi pola transaksi pelanggan yang bisa digunakan sebagai acuan dalam strategi pemasaran dan stok barang.

Tidak hanya itu, aplikasi ini juga memberikan keamanan lebih bagi para merchant. Dengan seluruh transaksi tercatat secara digital, risiko penipuan atau kesalahan pencatatan menjadi lebih kecil.

“Banyak merchant yang awalnya menggunakan pencatatan manual kini merasa lebih nyaman dan percaya diri dengan sistem ini karena lebih transparan dan akurat,” kata Dito.

3. Notifikasi suara untuk setiap transaksi

Pembayaran menggunakan QRIS di The Hungry Sushi. (Dok. The Hungry Sushi)

Keunggulan lain dari QRIS BRI adalah adanya fitur notifikasi suara untuk setiap transaksi yang berhasil. Sehingga mereka bisa langsung mengetahui sukses atau tidaknya transaksi yang dilakukan pelanggan.

“Merchant yang sudah mengaktifkan BRIMerchant App akan mendapatkan sound notification dalam setiap transaksi QRIS,” kata Dito.

Fitur ini sangat membantu dalam meningkatkan pengalaman pelanggan serta mengurangi risiko kesalahan dalam pembayaran. Dengan adanya notifikasi ini, merchant bisa lebih tenang dan fokus dalam melayani pelanggan tanpa harus selalu mengecek transaksi secara manual.

Keunggulan notifikasi suara ini sangat dirasakan oleh banyak pelaku usaha, terutama mereka yang sibuk melayani banyak pelanggan dalam sehari. Dengan adanya notifikasi langsung, mereka tidak perlu khawatir jika ada transaksi yang gagal atau tertunda, karena mereka bisa segera melakukan tindak lanjut. Selain itu, pelanggan pun merasa lebih yakin karena mereka mendapatkan konfirmasi instan mengenai pembayaran yang dilakukan.

Dengan berbagai keuntungan ini, penggunaan QRIS BRI semakin menjadi pilihan utama bagi UMKM di Lombok Timur untuk mengembangkan bisnis mereka. Digitalisasi pembayaran tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan usaha.

Salah satu usaha yang menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran di Lombok Timur adalah The Hungry Sushi. Selain pembayaran tunai, pelanggan juga bisa membayar menggunakan QRIS. Tujuannya untuk memudahkan pelanggan yang mungkin tidak membawa uang tunai.

“Pembayaran bisa juga pakai debet kartu ATM dan QRIS semua bank, termasuk BRI,” kata Owner The Hungry Sushi, Maratus Shalihah.

Salah satu pelanggan The Hungry Sushi, Alfi Al mengatakan bahwa metode pembayaran saat ini sudah sangat memudahkan pelanggan. Alfi tidak perlu khawatir saat lupa membawa dompet atau belum mengambil uang tunai saat akan membeli sesuatu.

“Bayar pakai QRIS sangat mudah. Tinggal scan saja sudah bisa bayar. Gak perlu repot nunggu uang kembalian. Transaksi juga bisa lebih cepat karena gak perlu hitung uang secara manual,” ujarnya.

Sebagai informasi, berikut cara melakukan pembayaran menggunakan QRIS Bank Rakyat Indonesia (BRI). Pertama, masuk ke aplikasi BRImo menggunakan user dan password. Kemudian klik atau pilih QRIS pada bagian tengah bawah BRimo. Setelah itu pindai barcode yang sudah disediakan oleh gerai atau penjual. Jangan lupa untuk memastikan saldo mencukupi saat melakukan pembayaran.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
Yogie Fadila
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us