Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dari Lombok hingga Bima, Ini Daftar Pahlawan Nasional Asal NTB

Sultan Salahuddin Bima. (dok. Istimewa)
Sultan Salahuddin Bima. (dok. Istimewa)

Mataram, IDN Times - Setiap daerah di Indonesia memiliki putra-putri terbaik yang berjuang demi kemerdekaan bangsa, tak terkecuali Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Dari tanah Lombok dan Sumbawa, lahir para pejuang yang dengan keberanian, kecerdasan, dan tekad kuat melawan penjajahan. Mereka berjuang dengan cara dan medan masing-masing, baik melalui perlawanan bersenjata maupun perjuangan diplomasi.

Pahlawan-pahlawan dari NTB tidak hanya berperan dalam perjuangan fisik melawan kolonialisme, tetapi juga dalam membangun kesadaran nasional di daerahnya. Peran mereka menumbuhkan semangat perjuangan rakyat untuk mempertahankan harga diri dan kemerdekaan bangsa. Hingga kini, jasa mereka masih dikenang sebagai teladan bagi generasi penerus.

Pemerintah Indonesia pun telah memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada beberapa tokoh asal NTB atas jasa luar biasa mereka. Pengakuan ini menjadi bukti bahwa semangat perjuangan dari daerah timur Indonesia tak kalah hebat dengan daerah lainnya. Berikut daftar nama dan profil singkat pahlawan nasional yang berasal dari Provinsi NTB.

1. TGH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid - Lombok

Pahlawan nasional asal NTB TGKH. Zainuddin Abdul Madjid. (dok. Istimewa)
Pahlawan nasional asal NTB TGKH. Zainuddin Abdul Madjid. (dok. Istimewa)

Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid lahir di Pancor, Lombok Timur, pada 5 Agustus 1898. Ia dikenal sebagai ulama besar dan tokoh pendidikan yang mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan (NW). Organisasi ini menjadi wadah perjuangan dalam bidang pendidikan dan dakwah Islam di Lombok dan sekitarnya.

Perjuangan TGH Zainuddin Abdul Madjid tidak hanya terbatas pada dunia keagamaan. Ia juga turut membangkitkan semangat nasionalisme masyarakat Lombok di tengah tekanan kolonialisme Belanda dan Jepang. Melalui pesantren dan pengajian, ia menanamkan nilai cinta tanah air.

Setelah kemerdekaan Indonesia, TGH Zainuddin Abdul Madjid aktif memperkuat persatuan umat Islam dan pendidikan generasi muda. Ia berjuang agar masyarakat NTB dapat merasakan pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan nilai-nilai agama. Atas jasa-jasanya, pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepadanya pada tahun 2017.

Warisan perjuangannya masih terasa hingga kini melalui lembaga pendidikan dan pesantren yang bernaung di bawah Nahdlatul Wathan. Ribuan murid dan alumni NW tersebar di seluruh Indonesia, meneruskan cita-cita beliau dalam membangun bangsa melalui ilmu dan iman. Namanya kini diabadikan sebagai nama bandara internasional di Lombok, yaitu Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid.

2. Sultan Muhammad Kaharuddin III - Sumbawa

Sultan Muhammad Kaharuddin IV dan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa Raihan Omar Hasani Priyanto Daeng Mas Madinah (25). (IDN Times/Muhammad Nasir)
Sultan Muhammad Kaharuddin IV dan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa Raihan Omar Hasani Priyanto Daeng Mas Madinah (25). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sultan Muhammad Kaharuddin III merupakan salah satu tokoh penting Kesultanan Sumbawa yang memerintah pada abad ke-20 dan memainkan peran strategis di masa transisi politik. Sebagai pemimpin adat dan politik lokal, ia berperan menjaga kedaulatan daerah serta membantu mengorganisir respons lokal terhadap dinamika penjajahan dan masa revolusi. Perannya sebagai kepala daerah tradisional memudahkan komunikasi antara elite nasional dan masyarakat lokal di Sumbawa.

Selama masa akhir penjajahan dan awal kemerdekaan, Sultan Kaharuddin III menggunakan posisi institusionalnya untuk menjaga ketertiban dan meneguhkan dukungan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (atau bagi penataan pasca-kolonial di wilayah timur). Kepemimpinannya memberi ruang bagi stabilitas politik yang penting untuk proses integrasi wilayah. Sikap dan kebijakan lokalnya membantu meredam konflik berkepanjangan yang bisa menghambat proses kemerdekaan.

Sebagai tokoh yang memiliki legitimasi adat, Sultan Kaharuddin III juga menjadi simbol persatuan antara struktur tradisional dan negara modern yang baru lahir. Ia bekerja sama dengan tokoh lain untuk menjaga kepentingan rakyat Sumbawa dalam kerangka NKRI. Peran semacam ini krusial di daerah-daerah yang memiliki struktur sosial adat kuat.

Warisan Sultan Kaharuddin III masih tampak pada pengakuan historis dan penggunaan namanya pada infrastruktur serta narasi lokal tentang peran sultan dalam proses historis Sumbawa. Penghormatan terhadap jasanya mencerminkan bagaimana pemimpin adat bisa menjadi bagian dari cerita besar bangsa. Dokumentasi tentang kepemimpinannya juga menjadi bahan penting bagi studi sejarah regional NTB.

3. Lalu Abdul Kadir (Manambai) - Sumbawa Barat

ilustrasi pahlawan (pexels.com/Irgi Nur Fadil)
ilustrasi pahlawan (pexels.com/Irgi Nur Fadil)

Lalu Manambai Abdul Kadir (sering ditulis Lalu Manambai Abdulkadir) adalah tokoh asal Sumbawa yang berkarier di TNI-AL dan terkenal sebagai putra daerah yang mencapai prestasi militer signifikan. Ia lahir pada 22 November 1928 dan berprestasi dalam pelatihan kapal selam serta persenjataan bawah laut, kemudian menjadi perwira tinggi TNI Angkatan Laut. Selain prestasi militer, namanya dikenal sebagai figur yang membanggakan asal Sumbawa dan dijadikan contoh bagi generasi muda daerah.

Peran Lalu Manambai pada masa kemerdekaan lebih berwujud dalam pembangunan kekuatan pertahanan negara dan profesionalisasi angkatan laut Indonesia setelah proklamasi. Kontribusinya membantu memperkuat kemampuan pertahanan maritim yang sangat penting bagi negara kepulauan seperti Indonesia. Keberhasilannya menembus pendidikan kapal selam internasional menjadi capaian prestisius yang mengangkat nama NTB di kancah militer nasional.

Di tingkat lokal, Lalu Manambai juga menjadi inspirasi pembinaan generasi muda yang bercita-cita masuk angkatan bersenjata atau meniti karier profesional. Kisah hidup dan kiprahnya memperlihatkan hubungan antara pengorbanan pribadi dan pembangunan kapasitas negara pada masa pasca-kemerdekaan. Penghargaan dan usulan penetapan gelar pahlawan bagi tokoh semacam ini sering muncul sebagai bentuk penghormatan masyarakat setempat terhadap jasanya.

Jejak Lalu Manambai tetap hidup dalam bentuk penghormatan di institusi militer dan liputan media daerah yang menyoroti prestasinya. Upaya pengusulan gelar pahlawan untuk tokoh-tokoh seperti dirinya menunjukkan pentingnya merekam jasa-jasa militer daerah dalam narasi sejarah nasional. Pengakuan resmi atau lokal terhadap jasanya terus diperjuangkan oleh komunitas asalnya.

4. Sultan Muhammad Salahuddin XIV - Bima

Sultan Muhammad Salahuddin Bima (kanan)/dok. Dinas Sosial NTB
Sultan Muhammad Salahuddin Bima (kanan)/dok. Dinas Sosial NTB

Sultan Muhammad Salahuddin dari Bima adalah figur sentral di kawasan Bima yang berperan aktif pada masa revolusi kemerdekaan dan masa awal pembentukan negara. Sebagai Sultan Bima, ia memengaruhi keputusan politik lokal dan berperan sebagai jembatan antara pemerintah pusat dan komunitas lokal. Baru-baru ini ia mendapat persetujuan penetapan sebagai Pahlawan Nasional, pengakuan yang menegaskan peran historisnya bagi wilayah Bima dan NTB.

Pada era perjuangan kemerdekaan, Sultan Salahuddin membuka dukungan bagi upaya konsolidasi wilayah dan membantu menjaga kestabilan sosial politik di Bima. Ia menerima dan mendampingi kunjungan pejabat nasional, serta memfasilitasi koordinasi lokal untuk menghadapi tantangan keamanan dan administrasi pada masa transisi. Sikapnya yang mendukung integrasi daerah ke dalam kerangka republik membantu proses persatuan bangsa di wilayah timur Indonesia.

Peran Sultan Salahuddin juga bersifat simbolik: keberadaan seorang sultan yang pro-nasional memberikan legitimasi budaya terhadap pemerintahan pusat. Ini penting khususnya pada tahun-tahun awal republik ketika konsolidasi politik membutuhkan dukungan pemimpin lokal. Kontribusinya mencakup aspek diplomasi lokal, perlindungan warga, dan penguatan identitas kebangsaan.

Pengakuan sebagai pahlawan nasional merefleksikan bagaimana kepemimpinan tradisional di Bima berkontribusi pada narasi perjuangan nasional. Dokumentasi dan artikel berita terbaru mencatat pemakluman publik atas jasa-jasanya. Masyarakat Bima merayakan pengakuan tersebut sebagai bagian dari penghormatan terhadap sejarah lokal yang terintegrasi ke sejarah nasional.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest Life NTB

See More

Dari Lombok hingga Bima, Ini Daftar Pahlawan Nasional Asal NTB

10 Nov 2025, 07:57 WIBLife