Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mengenal Glossophobia, Ketakutan Berbicara di Depan Umum

Wanita sedang memimpin aksi.
Ilustrasi Glossophobia, Fobia Takut Berbicara di Depan Umum. (pexels.com/Thirdman)

Berbicara di depan umum bagi sebagian orang adalah kesempatan untuk berbagi gagasan dan menunjukkan kemampuan. Namun bagi sebagian lainnya, momen itu justru menjadi sumber kecemasan yang luar biasa. Tangan mulai gemetar, suara bergetar, jantung berdebar cepat, bahkan pikiran seolah blank saat berdiri di hadapan banyak orang.

Kondisi ini dikenal sebagai glossophobia, yaitu ketakutan berlebihan untuk berbicara di depan umum. Meski tampak sederhana, fobia ini dapat memengaruhi karier, pendidikan, dan kepercayaan diri seseorang secara signifikan.

Glossophobia bukan sekadar rasa gugup biasa. Ia adalah bentuk nyata dari fobia sosial yang bisa membuat seseorang menghindari semua situasi yang melibatkan berbicara di depan orang lain, baik itu di kelas, rapat kerja, atau bahkan acara keluarga. Padahal kemampuan berbicara di depan umum menjadi keterampilan penting di era modern, di mana komunikasi terbuka sangat dibutuhkan.

Untuk memahami lebih dalam, mari kita bahas penyebab, gejala, dan cara mengatasi glossophobia agar rasa takut itu tak lagi menghalangi potensi diri.

1. Apa itu glossophobia?

Seorang wanita sedang presentasi.
Ilustrasi Glossophobia, Fobia Takut Berbicara di Depan Umum. (pexels.com/ICSA)

Glossophobia berasal dari bahasa Yunani “glossa” yang berarti “lidah” dan “phobos” yang berarti “takut”. Secara harfiah, fobia ini menggambarkan ketakutan untuk menggunakan lidah atau berbicara di hadapan publik. Orang dengan glossophobia mengalami rasa takut intens ketika harus menyampaikan pendapat di depan orang lain. Mereka bisa merasa malu, takut dinilai, atau khawatir akan melakukan kesalahan dan menjadi bahan tertawaan.

Berbeda dengan sekadar gugup, glossophobia dapat menimbulkan reaksi fisik yang ekstrem. Beberapa orang bahkan menolak kesempatan berbicara meskipun mereka memiliki kemampuan yang baik. Rasa takut ini biasanya berasal dari pengalaman negatif di masa lalu atau persepsi berlebihan tentang penilaian orang lain. Akibatnya, mereka sering merasa lebih aman jika tetap diam atau berada di balik layar, daripada harus menghadapi tatapan banyak orang.

2. Gejala dan dampak glossophobia

Wanita sedang memimpin aksi.
Ilustrasi Glossophobia, Fobia Takut Berbicara di Depan Umum. (pexels.com/Thirdman)

Gejala glossophobia bervariasi dari ringan hingga berat. Secara fisik, penderita bisa mengalami keringat dingin, gemetar, jantung berdebar, mulut kering, hingga mual sebelum atau saat berbicara di depan publik. Secara emosional, muncul perasaan cemas, takut dipermalukan, kehilangan kepercayaan diri, dan sulit berpikir jernih. Dalam situasi ekstrem, seseorang bisa mengalami serangan panik dan benar-benar tidak mampu berbicara.

Dampaknya tidak bisa dianggap remeh. Glossophobia dapat menghambat karier dan pendidikan karena banyak kesempatan penting memerlukan kemampuan berbicara di depan umum, seperti presentasi, wawancara, atau rapat. Selain itu, fobia ini juga dapat menurunkan harga diri seseorang. Mereka mungkin mulai percaya bahwa diri mereka “tidak cukup baik” atau “tidak pantas didengar”, padahal sebenarnya hanya perlu bantuan untuk mengatasi rasa takut tersebut.

3. Penyebab terjadinya glossophobia

Ilustrasi tanda kamu butuh konsultasi dengan psikolog. (pexels.com/Engin Akyurt)
Ilustrasi tanda kamu butuh konsultasi dengan psikolog. (pexels.com/Engin Akyurt)

Penyebab glossophobia sering kali berakar dari pengalaman traumatis atau memalukan di masa lalu. Misalnya, seseorang yang pernah ditertawakan saat berbicara di depan kelas, dikritik keras oleh guru, atau mengalami kegagalan dalam presentasi publik. Pengalaman tersebut kemudian terekam kuat di alam bawah sadar dan menimbulkan asosiasi bahwa berbicara di depan umum selalu berujung pada rasa malu.

Selain pengalaman pribadi, faktor kepribadian dan lingkungan sosial juga berpengaruh. Individu dengan kecenderungan perfeksionis atau memiliki tingkat kecemasan sosial tinggi lebih rentan mengalami glossophobia. Lingkungan yang terlalu kritis atau sering menilai secara negatif juga memperburuk rasa takut ini. Di sisi lain, kurangnya latihan atau pengalaman berbicara di depan umum membuat seseorang tidak terbiasa menghadapi perhatian orang banyak, sehingga rasa takut menjadi semakin kuat.

4. Cara mengatasi glossophobia

Perempuan sedang menikmati alam.
Ilustrasi Ciri Kamu Dewasa oleh Pengalaman Hidup yang Kamu Jalani. (pexels.com/EGO AGENCY)

Mengatasi glossophobia memerlukan latihan mental dan emosional secara bertahap. Salah satu cara yang efektif adalah melalui terapi kognitif-perilaku atau cognitive behavioral therapy, yang membantu seseorang mengubah pola pikir negatif tentang berbicara di depan publik. Dalam terapi ini, penderita diajak untuk menyadari bahwa ketakutan mereka tidak sepenuhnya rasional dan dapat dikendalikan.

Selain itu, latihan bertahap dan paparan langsung terhadap situasi berbicara di depan umum juga sangat membantu. Misalnya, mulai berbicara di hadapan cermin, lalu di depan satu atau dua orang teman, hingga akhirnya berani tampil di hadapan audiens lebih besar. Teknik pernapasan, visualisasi positif, dan latihan vokal juga dapat membantu menenangkan diri. Bergabung dengan komunitas seperti public speaking club atau toastmasters bisa menjadi cara aman untuk berlatih sambil mendapatkan dukungan sosial yang positif.

Glossophobia adalah ketakutan yang nyata dan sering kali tidak disadari banyak orang. Namun kabar baiknya, fobia ini bisa diatasi dengan latihan, kesadaran diri, dan dukungan yang tepat. Setiap orang berhak untuk didengar, dan suara yang gemetar pun tetap berharga jika datang dari keberanian. Karena sejatinya, berbicara di depan umum bukan tentang kesempurnaan, melainkan tentang keinginan tulus untuk menyampaikan sesuatu dari hati kepada dunia.

Demikian ulasan tentang glossophobia, yaitu fobia takut berbicara di depan umum.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest Life NTB

See More

Mengenal Glossophobia, Ketakutan Berbicara di Depan Umum

09 Nov 2025, 08:00 WIBLife