Mataram, IDN Times - Rencana pembangunan proyek kereta gantung Rinjani di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus menuai sorotan dari pegiat lingkungan. Proyek pembangunan kereta gantung dilakukan investor asal Cina, PT Indonesia Lombok Resort dengan investasi sekitar Rp2,2 triliun.
Dengan investasi sebesar itu, PT Indonesia Lombok Resort juga akan membangun dua resort mewah. Sementara untuk investasi pembangunan proyek kereta gantung sendiri sekitar Rp600 miliar. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Provinsi NTB menolak secara tegas rencana pembangunan proyek kereta gantung sepanjang 9 kilometer di kawasan hutan tersebut karena berpotensi terjadi perambahan.
Gabungan organisasi pegiat lingkungan di NTB telah membentuk Aliansi Rinjani Bergerak, menolak secara tegas rencana pembangunan proyek kereta gantung Rinjani. Pembangunan kereta gantung dikhawatirkan menambah laju kerusakan hutan di NTB. Diperkirakan ada 40.000 pohon yang berpotensi ditebang dengan adanya proyek kereta gantung ini.
Berikut wawancara khusus IDN Times bersama Direktur Eksekutif Walhi NTB Amry Nuryadin.