Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Direktur Eksekutif Walhi NTB Amri Nuryadin. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Rencana pembangunan proyek kereta gantung Rinjani di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus menuai sorotan dari pegiat lingkungan. Proyek pembangunan kereta gantung dilakukan investor asal Cina, PT Indonesia Lombok Resort dengan investasi sekitar Rp2,2 triliun.

Dengan investasi sebesar itu, PT Indonesia Lombok Resort juga akan membangun dua resort mewah. Sementara untuk investasi pembangunan proyek kereta gantung sendiri sekitar Rp600 miliar. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Provinsi NTB menolak secara tegas rencana pembangunan proyek kereta gantung sepanjang 9 kilometer di kawasan hutan tersebut karena berpotensi terjadi perambahan.

Gabungan organisasi pegiat lingkungan di NTB telah membentuk Aliansi Rinjani Bergerak, menolak secara tegas rencana pembangunan proyek kereta gantung Rinjani. Pembangunan kereta gantung dikhawatirkan menambah laju kerusakan hutan di NTB. Diperkirakan ada 40.000 pohon yang berpotensi ditebang dengan adanya proyek kereta gantung ini.

Berikut wawancara khusus IDN Times bersama Direktur Eksekutif Walhi NTB Amry Nuryadin.

1. Apa kekhawatiran teman-teman pegiat lingkungan dengan rencana pembangunan kereta gantung Rinjani ini?

ilustrasi penebangan pohon (pixabay.com/reijotelaranta)

Perencanaan pembangunan kereta gantung di kawasan hutan pasti akan meningkatkan laju kerusakan hutan di NTB. Dia secara teknis harus melengkapi FS (feasibility study) dan DED (detailed engineering design) karena dia pasti menggunakan teknologi tinggi.

Dan itu akan berpotensi mempengaruhi lingkungan hidup. Dalam pengaturan UU PPLH (Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) diatur juga tentang Amdal sebagai upaya pengelolaan lingkungan hidup, harus ada itu.

Juga harus melihat luasan seluas 500 hektare, 20 persen dari itu akan dipergunakan. Pertanyaan sekarang, di situ akan dibangun resort, infrastruktur penyangga kereta gantung. Dari 500 hektare 20 persen artinya 100 hektare yang digunakan untuk infrastruktur pendukung kereta gantung.

Dari lahan satu hektare hutan saja dengan jarak digunakan untuk infrastruktur kereta gantung, 3 sampai 4 meter. Maka akan ada 400 pohon yang akan ditebang. Kalau 100 hektare, maka ada 40.000 pohon yang akan ditebang.

Maka proyek ini berdampak penting bagi lingkungan hidup. Kalau namanya membabat hutan berarti mengalihfungsikan lahan. Lahan yang harusnya menjadi kawasan hutan menjadi destinasi pariwisata.

2. Apa regulasi yang harus diperhatikan?

Editorial Team

Tonton lebih seru di