Telan Biaya Rp1,3 Miliar, Sumur Bor Tenaga Surya di Suela Mangkrak

Tidak bisa dimanfaatkan untuk mengatasi krisis air bersih

Lombok Timur, IDN Times - Krisis air bersih yang melanda masyarakat di wilayah Lombok Timur (Lotim) akibat kekeringan masih terus terjadi dan semakin meluas. Salah satu upaya Pemerintah mengatasi persoalan air bersih ini yaitu dengan cara membangun sumur bor. Tetapi di sebagian tempat ternyata tidak berfungsi secara optimal, bahkan sama sekali tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

Seperti sumur bor yang dibangun dari anggaran pemerintah pusat di dusun Tejong Daye Desa Ketangga Kecamatan Suela, Lotim tahun 2022 lalu. Sejak tuntas dibangun, sumur bor bertenaga surya tersebut tidak pernah beroperasi dan dibiarkan mangkrak dengan kondisi yang sangat memperihatinkan. Padahal di tengah kesulitan mendapatkan air bersih ini, warga sangat mengharapkan sumur bor ini bisa mengatasi kesulitan masyarakat.

1. Ditumbuhi semak belukar

Telan Biaya Rp1,3 Miliar, Sumur Bor Tenaga Surya di Suela MangkrakSumur bor tenaga Surya yang mangkrak ditumbuhi ilalang (dok. Ruhaili)

Kepala Dusun Tenjong Daya, Fathurrahman mengatakan, proyek sumur bor tenaga surya tersebut dibangun dengan anggaran sebesar Rp1,3 miliar dari pemerintah pusat.  Kedalaman sumur yaitu 73 meter dan dilengkapi panel surya sebagai sumber kelistrikan. 

Setelah tuntas dibangun dan diresmikan, sumur bor ini sama sekali belum pernah beroperasi. Sumur ini sama sekali tidak pernah menghasilkan air.

"Meskipun dilengkapi dengan tenaga panel surya, namun sumur bor tidak pernah berfungsi sama sekali. Selain itu, perawatan juga tidak pernah dilakukan sehingga membuat sumur bor tersebut ditumbuhi semak belukar," ujar Fathurrahman belum lama ini.

Baca Juga: Jelang Berakhirnya Masa Jabatan, Bupati Lotim Mutasi Puluhan Pejabat

2. Dibutuhkan oleh 203 kepala keluarga

Telan Biaya Rp1,3 Miliar, Sumur Bor Tenaga Surya di Suela MangkrakKolam penampungan sumur bor tenaga Surya mangkrak digunakan untuk bermain sepak bola (dok. Ruhaili)

Disebutkan Fathurrohman, hingga saat ini kondisi sumur bor yang hanya sekadar bangunannya itu sama tidak bermanfaat bagi masyarakat. Padahal pada musim kemarau, air dari sumur bor tersebut sangat dibutuhkan masyarakat. 

Fathurrahman berharap agar pemerintah terkait memfungsikan kembali sumur tersebut. Karena bila berfungsi, maka mampu memasok air untuk 203 kepala keluarga serta mampu mengaliri lahan pertanian warga.

"Karena sumur bor ini tidak berfungsi, menyebabkan 203 kepala keluarga yang ada di dusun ini harus mencari alternatif sendiri," ujar Fathurrahman.

3. Terpaksa sedot air parit untuk penuhi kebutuhan air bersih

Telan Biaya Rp1,3 Miliar, Sumur Bor Tenaga Surya di Suela MangkrakSumur bor tenaga Surya yang mangkrak ditumbuhi ilalang I(dok. Ruhaili)

Akibat sumur bor ini tidak berfungsi, warga terpaksa memenuhi kebutuhan air sehari-hari dengan menyedot air parit yang kondisinya tidak bersih. Untuk bisa menyedot air parit itu, masyarakat juga harus mengeluarkan biaya yang cukup besar, untuk  pemasangan selang yang jaraknya sepanjang 3 kilometer.

"Kondisi itu memaksa kita mengambil air dari reban (parit, red) yang ada di bawah pasar Suela, itu pun dengan kondisi air yang kotor. Selain itu, masyarakat harus rela bayar sebesar Rp400 ribu per satu bulan ke pihak pemerintah Desa Suela," pungkasnya.

Baca Juga: Guru Kemenag Lotim Keluhkan Terlambatnya Pembayaran Tunjangan Kinerja

Ruhaili Photo Community Writer Ruhaili

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya