Minimalisir Kecelakaan Laut, BMKG Ajarkan Nelayan Baca Kondisi Cuaca

BMKG juga siapkan aplikasi pendeteksi ikan

Lombok Timur, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengadakan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) di Lombok Timur. Kegiatan ini diikuti oleh 100 nelayan dari Desa Tanjung Luar, Kecamatan Keruak pada Selasa (1/8/2023). Tujuan kegiatan ini agar dapat meminimalisir kecelakaan di laut.

Pelaksana Tugas Kepala Stasiun Meteorologi BMKG II ZAM, Herin Nutri Istyarini menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan memberikan dampak positif kepada nelayan. Salah satu tujuannya agar nelayan bisa membaca kondisi cuaca, perubahan iklim, dan keadaan ombak. Sehingga kecelakaan di laut bisa diantisipasi oleh nelayan.

"Setelah adanya kegiatan ini, para nelayan akan bisa membaca dan memahami informasi yang diberikan oleh BMKG terkait kondisi cuaca yang terjadi saat itu. Dengan begitu kecelakaan di laut bisa diantisipasi," jelasnya.

1. Tingkatkan kesejahteraan nelayan

Minimalisir Kecelakaan Laut, BMKG Ajarkan Nelayan Baca Kondisi CuacaHasil tangkapan nelayan di Tanjung Luar (Dokumen pribadi/Supardi)

Dengan adanya SLCN ini, diharapkan bisa berdampak terhadap penghasilan tangkapan ikan nelayan. Karena nelayan sudah bisa mengetahui kapan waktu yang tepat untuk turun melaut.

Herin mengatakan bahwa BMKG juga menyediakan informasi terkait kondisi cuaca dari berbagai sektor. Terrmasuk pertanian dan perikanan, serta informasi gelombang dan aura laut untuk mendukung keselamatan nelayan dan meningkatkan kesejahteraan nelayan.

"Jadi kami siapkan informasi dari berbagai sektor, termasuk informasi kebencanaan yang mengancam pertanian, kelautan dan perikanan. Dengan begitu masyarakat bisa mengambil langkah antisipasi," jelasnya.

Baca Juga: Dua Jam Berenang Pakai Jeriken, 12 Nelayan Lotim Terdampar di NTT

2. Pahami kondisi cuaca

Minimalisir Kecelakaan Laut, BMKG Ajarkan Nelayan Baca Kondisi CuacaPembukaan SLCN di Tanjung Luar (Dokumen pribadi/Supardi)

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Dr. Andri Ramdhani, menjelaskan tujuan dari SLCN ini adalah bagaimana nelayan bisa membaca dan merespons cepat informasi dan peringatan dari yang dikirimkan oleh BMKG.  Utamanya bagaimana kondisi gelombang cuaca dan angin. Sehingga nelayan bisa pulang dengan selamat dan tangkapan ikan meningkat.

"Satu minggu lalu ada 12 nelayan kita yang terdampar di Pulau Sumba dan terombang ambing di laut. Hal ini terjadi karena masyarakat belum bisa membaca keadaan cuaca, dengan adanya kegiatan ini tidak ada lagi nelayan kita yang mengalami hal serupa nantinya," ungkapnya.

Keadaan cuaca di wilayah Indonesia khususnya di NTB, disebut saat mengalami perubahan dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya pada Bulan Desember sampai dengan bulan Juni terjadi musim hujan, kemudian bulan Juli sampai Agutus musim kemarau. Akan tetapi kondisi cuaca saat ini tidak menentu. Untuk itu, BMKG akan memberikan informasi terkait kondisi cuaca, sehingga para nelayan maupun petani bisa melihat kondisi cuaca.

"Sekarang BMKG hadir dengan alat-alat yang serba canggih. Untuk melihat posisi cuaca yang baik, sehingga para petani maupun nelayan bisa melihat kapan waktu menanam dan melaut yang tepat," jelasnya

3. BMKG sipakan aplikasi pendeteksi ikan

Minimalisir Kecelakaan Laut, BMKG Ajarkan Nelayan Baca Kondisi CuacaIkan hasil tangkapan nelayan tanjung luar (Dokumen pribadi/Supardi)

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo menambahkan selain informasi keadaan cuaca, BMKG juga telah menyiapkan aplikasi sebagai pendeteksi keberadaan ikan yang banyak. Sehingga bisa memudahkan nelayan untuk menangkap ikan. Dengan begitu, hasil tangkapan nelayan bisa meningkat.

"Kami juga siapkan aplikasi pelacak keberadaan ikan-ikan untuk memudahkan nelayan mencari ikan, sehingga masyarakat kita bisa sejahtera," katanya.

Dengan memanfaatkan informasi prediksi cuaca yang diberikan oleh BMKG, para nelayan diharapkan dapat menjadi nelayan yang hebat dan berhasil menangkap ikan di lokasi yang tepat. Kendati demikian ia mengakui bahwa alat pelacak ikan ini belum begitu sempurna dan akurat 100 persen. Namun ia berjanji akan terus berupaya meningkatkan kualitas aplikasi tersebut.

"Kami minta kepada nelayan supaya apa kekurangan yang terjadi dan kendala yang dihadapi segera melaporkan kepada kami, agar ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi kami untuk bisa lebih baik lagi," imbuhnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Lombok Timur, M. Zainuddin, menyatakan bahwa sebanyak 80 persen dari 13.312 nelayan di Lotim merupakan nelayan kecil. Oleh karena itu, SLCN dinilai menjadi sarana penting bagi mereka untuk meningkatkan pengetahuan tentang teknologi dan memastikan keselamatan mereka dalam menjalankan aktivitas.

Baca Juga: Jumlah Kemiskinan Ekstrem di Lombok Timur Diklaim Menurun

supardi ardi Photo Community Writer supardi ardi

Saya suka menulis dan jalan-jalan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya