Tradisi Ngayu-Ayu, Wujud Syukur Melimpahnya Hasil Bumi di Sembalun

Konon sudah dilakukan sejak 600 tahun silam

Lombok Timur, IDN Times -Desa Sembalun ini sudah sangat terkenal sebagai daerah penghasil bawang putih nomor satu di negeri ini. Berkah berupa kesuburan alam yang menghasilkan banyak hasil bumi seperti kentang, bawang merah, wortel dan lainnya sangat disyukuri.

Desa Sembalun ini juga budaya yang ada di desa adat Bernama Desa Beleq. Desa ini merupakan sebuah komplek desa adat yang menjadi desa pertama yang dibangun oleh leluhur warga Sembalun. Sampai sekarang ini masih sangat terjaga kelestarian alam dan budayanya. Salah satu budaya yang masih dilakukan sampai saat ini adalah Upacara Adat Ngayu-ayu.

1. Sebagai wujud syukur dan tolak bala

Tradisi Ngayu-Ayu, Wujud Syukur Melimpahnya Hasil Bumi di SembalunUpacara adat ngayu-ayu tirta di Lombok (Lombokatraktif)

Baca Juga: Mengenal Sate Rembiga, Olahan Daging Sapi Khas Lombok

Mereka menamai upacara adat ini dengan sebutan Upacara Adat Ngayu-Ayu. Diadakan setiap tiga tahun sekali, Konon, Adat Ngayu-Ayu terus dilakukan sejak lebih dari 600 tahun lalu.

Upacara adat ini memiliki tujuan berupa perwujudan rasa syukur warga setempat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmatnya dalam bentuk limpahan rejeki. Di antaranya berupa hasil bumi, jauh dari bencana, dan harapan agar tidak terjangkit penyakit-penyakit yang kabarnya dahulu kala sempat menghantui warga setempat.

Limpahan hasil bumi yang paling terasa berkah dari Tuhan adalah tumbuh suburnya padi merah atau pade abang yang mana memiliki tipe tanaman yang tidak tumbuh di banyak tempat.

Prosesi upacara Ngayu-Ayu ini akan berlangsung selama dua hari lamanya. Dimulai dengan mengumpulkan air dari tujuh sumber mata air yang mengalir di Sembalun.

Air yang sudah dikumpulkan ini akan didiamkan semalaman di rumah ketua adat. Kemudian hari selanjutnya atau hari kedua akan memulai acara penyembelihan kerbau yang dilaksanakan oleh para ketua adat. Kepala-kepala kerbau itu akan ditanam sebagai pasak bumi atau pengaman desa dari bala bencana.

Lalu bagian daging kerbau-kerbau itu akan dimasak oleh para inak (perempuan Sasak) setempat agar dapat dinikmati bersama-sama dengan warga lainnya. Peristiwa gotong royong ini dikenal dengan sebutan Begibung dari Bahasa Sasak.

Selesai Begibung, maka akan dimulai ritual Mafakin yakni ritual para ketua adat yang membacakan bacaan-bacaan selama berjalannya penurunan bibit padi merah dari lembang sampai ke proses penyemaian. Biasanya akan disambung dengan perang topat.

2. Urutan upacara adat ngayu-ayu tirta

Tradisi Ngayu-Ayu, Wujud Syukur Melimpahnya Hasil Bumi di SembalunUpacara adat ngayu-ayu tirta di Lombok (Lombokatraktif)

Berikut adalah prosesi upacara adat Ngayu-ayu :

1. Pengambilan Air Suci
Mengumpulkan air dari beberapa mata air suci sebagai wujud penyatuan dg alam.

2. Pentas Tari Tandang Mendet
Menggambarkan kejadian penyerangan prajurit-prajurit Majapahit Hindu kepada para orang Budha pada zaman Budha Kortala.

3. Prosesi Ritual Pemitan Makam
Sebagai penghormatan kepada arwah leluhur yang telah dimakamkan pada Lendang Luar.

4. Bebija Tawar
Maksudnya untuk menghormati keberadaan sebuah sumur yang dahulu kala airnya sangat harum, sumur ini juga menjadi tempat Bathara Guru menyampaikan ajarannya berupa penolak bala manusia juga melindungi tanaman padi merah.

5. Menghaturkan Sesampang
Upacara pemberitahuan kepada para leluhur juga penguasa alam tentang tradisi Ngayu-Ayu yang akan dilaksanakan.

6. Penyembelihan Hewan Kerbau
Kerbau disembelih dan kepalanya ditanam untuk menjadi pantek/pasek/pemagar/gumi mencegah bencana datang ke desa.

7. Upacara Mapakin
Terakhir adalah upacara mapakin yang dimulai dengan silaturrahmi dengan cara bersalam-salaman antara sesepuh adat dengan tamu undangan juga warga.

3. Arti kata ngayu-ayu

Tradisi Ngayu-Ayu, Wujud Syukur Melimpahnya Hasil Bumi di SembalunUpacara adat ngayu-ayu di Lombok (Lombokatraktif)

Kata Ngayu-Ayu ini merupakan singkatan dari Ng=Ngumpul, A=Aik(13 mata Ir), Y:Yalah, U=Upacara, A=adat, Y=Yang U=Utama/pertama. Jika disatukan berarti artinya mengumpulkan 13 mata air yang utama.

Prosesi in dilaksanakan setiap 3 tahun sekali pada tanggal 5, 15, 25 yang merupakan perwujudan jumlah lemparan ketupat yang akan dilakukan oleh para tokoh Sembalun di masa lalu demi menghalau iblis yang mengganggu desa.

Baca Juga: Resep Mudah Sambal Beberuk Khas Lombok, Teman Makan Ayam Taliwang

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya