Warga Gili Maringkik di Lombok Timur Mengalami Krisis Air Bersih

Hanya dapat jatah lima ember air setiap dua hari

Lombok Timur, IDN Times - Musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan masyarakat Desa Gili Maringkik Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur mengalami krisis air bersih. Krisis air bersih ini terjadi sejak tiga bulan terakhir.

Untuk bisa memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat setempat hanya bergantung pada saluran air PDAM yang datangnya hanya tiga kali seminggu. Itu pun setiap kali air datang hanya dijatah untuk lima ember per kartu keluarga. Karena sedikitnya sumber air PDAM ini, tak jarang warga maringkik memilih untuk membeli air menggunakan jeriken yang dibawa menggunakan perahu.

1. Harus pandai mengatur penggunaan air

Warga Gili Maringkik di Lombok Timur Mengalami Krisis Air BersihWarga maringkik saat menampung air PDAM (dok. Ruhaili)

Aini, salah seorang penduduk desa Maringkik menuturkan, suplai air PDAM hanya datang tiga kali seminggu. Sumber air tersebut digunakan oleh seluruh masyarakat Maringkik yang berjumlah 600 Kepala Keluarga (KK). Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih, setiap KK dijatahkan hanya lima ember setiap dua hari.

Kondisi tersebut, terang Aini, memaksa dirinya dan masyarakat lainnya harus pandai mengatur penggunaan air bersih sehemat mungkin. Dari jatah yang hanya lima ember itu,  hanya cukup untuk kebutuhan minum dan memasak. Jika untuk kebutuhan mandi dan mencuci, terpaksa harus membeli.

"Ya kami harus berhemat air karena air datang satu kali dalam dua hari, setiap air datang kita dijatah lima ember, bagi yang mampu akan ke darat untuk membeli air, tapi bagi kami yang tidak mampu harus berhemat sehemat-hematnya," tutur Aini.

Baca Juga: Gaji Guru Honorer yang Lulus PPPK Lotim Tak Dibayar Selama Dua Bulan

2. Krisis air setiap musim kemarau

Warga Gili Maringkik di Lombok Timur Mengalami Krisis Air BersihWarga Maringkik saat menyimpan air dari PDAM (dok. Ruhaili)

Persoalan krisis air bersih yang dialami masyarakat Pulau Maringkik, merupakan persoalan lama yang dialam setiap musim kemarau. Sehingga kebutuhan hidup masyarakat akan air bersih sangat sulit.

"Kalau mandi, wudu, buang air, dan sejenisnya bisa kami pakai air laut. Tapi kalau memasak,minum dan cuci pakaian tidak bisa," imbuh Aini.

Sebelumnya pernah ada alat penyulingan air laut menjadi air tawar, namun itu tidak bertahan lama dan sekarang alat tersebut terbengkalai.

"Kami berharap tidak muluk-muluk, hanya bagaimana caranya yang berwenang memenuhi kebutuhan air bersih, itu sudah luar biasa bagi kami di sini," harap Aini.

3. BPBD Lotim siapkan tandon air ukuran 5.000 liter

Warga Gili Maringkik di Lombok Timur Mengalami Krisis Air BersihLalu Muliyadi Kepala Pelaksana BPBD Lombok Timur(dokumen pribadi/Supardi)

Sementara itu, menanggapi keluhan masyarakat Maringkik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim akan menyediakan tandon air dengan kapasitas 5.000 liter. Rencananya tandon tersebut akan ditempatkan di Dermaga Telong-elong Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur, untuk kemudian disuplai ke gili Maringkik. Tandon tersebut akan diadakan pada minggu kedua di bulan Oktober 2023 ini.

"Jadi kalau tandonnya sudah ada, kapan pun masyarakat mau mengambil air dengan perahu bisa ke Telong-elong dengan menggunakan jerigen," ungkap Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Lotim, Lalu Muliadi.

Baca Juga: Jabatan Bupati Lotim Berakhir, Sukiman Azmy Bidik Kursi Gubernur NTB

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya