Mahasiswa Demo dan Merusak Gerbang Kantor DPRD Lotim
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lombok Timur, IDN Times - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Lombok Timur (AML) kembali menggelar aksi unjuk rasa atau demo di depan kantor DPRD Lotim, Selasa (3/10/2023). Aksi ini merupakan buntut dari tindakan aparat kepolisian Polres Lotim terhadap mahasiswa yang dinilai sangat represif. Sebelumnya mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa memperingati Hari Tani Nasional pada Senin (25/9/2023).
Dalam aksinya kali ini, mahasiswa bertindak anarkis, dengan menerobos barikade aparat kepolisian yang berjaga. Setelah berhasil menerobos, massa aksi kemudian merusak pintu gerbang kantor DPRD Lotim hingga jebol. Mahasiswa yang berhasil menjebol pintu gerbang, kemudian menduduki lobi kantor DPRD untuk kembali menggelar orasi.
1. Tidak ditemui Pimpinan DPRD
Aksi unjuk rasa Aliansi Mahasiswa se-Lotim berujung anarkis disebabkan karena keinginan mereka untuk ditemui oleh pimpinan maupun anggota DPRD Lotim tidak digubris. Bukan hanya merusak pintu gerbang, mahasiswa juga merusak baliho pimpinan DPRD yang terpasang. Mahasiswa juga mencoret tembok menggunakan cat semprot yang bertuliskan kritikan terhadap DPRD yang tidak peduli terhadap rakyat.
Aksi anarkis mahasiswa terhenti setelah aparat kepolisian berhasil menenangkan, dan membiarkan mereka masuk ke lobi kantor DPRD untuk menggelar orasinya.
Baca Juga: Gaji Guru Honorer yang Lulus PPPK Lotim Tak Dibayar Selama Dua Bulan
2. Tuntut Kapolres mengundurkan diri
Sementara itu dalam orasinya, mahasiswa mendesak Kapolres Lombok Timur untuk mengundurkan diri dari jabatannya, karena dinilai tidak mampu mengontrol anggotanya yang melakukan tindakan refresif terhadap mahasiswa. Mahasiswa juga mendesak Kapolres Lotim memecat Kanit yang bertanggung jawab terhadap pengamanan aksi unjuk rasa, dan mendisiplinkan anggota yang bertindak refresif untuk diusut karena menyebabkan sejumlah mahasiswa mengalami cedera.
"Kami mendesak Kapolres Lombok Timur memecat Kanit dan mendisiplinkan anggota yang melakukan tindakan refresif terhadap mahasiswa, jika tidak mampu kami mendesak Kapolres Lombok Timur untuk mengundurkan diri dari jabatannya," ungkap salah seorang orator.
Mahasiswa juga menyampaikan tuntutan terkait penutupan tambang galian C ilegal yang beroperasi di Lombok Timur. Termasuk mendesak pemerintah menstabilkan harga beras dan pupuk bersubsidi.
3. Sayangkan tindakan anarkis mahasiswa
Sekretaris DPRD Lotim, H Ahyan yang menemui mahasiswa menyangkan tindakan anarkis mahasiswa yang berujung pada pengrusakan.
"Kami sayangkan aspirasi mahasiswa dicederai dengan pengrusakan, padahal sebelumnya, kita telah mempersilakan mahasiswa masuk untuk menyampaikan aspirasinya," tegas Ahyan.
Adapun persoalan tidak ditemuinya mahasiswa oleh pimpinan DPRD, Ahyan menyampaikan alasan karena pimpinan DPRD tengah melakukan perjalanan dinas ke luar daerah. Meskipun pimpinan DPRD tidak bisa menemui mahasiswa, Ahyan berjanji akan menyampaikan seluruh aspirasi mahasiswa kepada pimpinan DPRD Lotim.
"Kami berjanji untuk menyampaikan aspirasi adik-adik mahasiswa kepada pimpinan DPRD Lotim," tutupnya.
Baca Juga: Rusak saat Gempa 2018, Dua Gedung SD di Lotim Belum Diperbaiki