Kasus Adu Jotos Anak SD di Lotim Berakhir Damai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lombok Timur, IDN Times - Kasus perundungan yang terjadi pada murid SD di salah satu yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) di Lombok Timur (Lotim) akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan. Keluarga kedua belah pihak sepakat untuk berdamai dan kasus ini tidak dibawa ke jalur hukum.
Kasus ini berakhir damai Setelah Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lotim, memfasilitasi pertemuan antara korban, pelaku, keluarga dan pihak terkait. Mereka sepakat untuk saling memaafkan dan menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran.
1. Sepakat tidak dibawa ke ranah hukum
Kasat Reskrim AKP I Made Dharma Yulia menjelaskan, dalam kasus ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan dan tidak akan melanjutkan ke ranah hukum.
Pelaku kekerasan fisik dan perekam video telah meminta maaf kepada korban dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Pihak korban juga telah memaafkan kesalahan pelaku dan sepakat untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.
"Pelaku sudah meminta maaf dan korban telah memaafkan, sehingga keluarga sepakat tidak dibawa ke jalur hukum," ungkapnya.
Baca Juga: Peristiwa Adu Jotos Murid Madrasah di Lotim Viral di Medsos
2. Yayasan berharap warganet menghapus video
Sementara itu, pihak pengurus yayasan sangat menyesali terjadinya kasus ini dan memohon maaf atas kejadian tersebut. Mereka bersyukur persoalan ini selesai secara kekeluargaan. Pihak yayasan berharap dan mengimbau masyarakat untuk menghapus video viral tersebut demi menjaga psikologis anak.
Mengantisipasi persoalan ini tidak terluang kembali di masa depan, pihak yayasan berjanji akan lebih meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak di bawah naungan mereka. Orangtua korban dan pelaku pun berjanji akan lebih memperhatikan dan membina anak-anak mereka agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Kami memohon dan mengimbau masyarakat untuk menghapus video viral tersebut demi menjaga psikologis anak," ujar Sekertaris yayasan Tafa'aul.
3. Jadikan pelajaran bagi semua pihak
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Keluarga Berencana (DP3AKB) Lombok Timur mengingatkan masyaraka, bahwa kasus ini untuk dijadikan pembelajaran dan pengingat bagi semua pihak. Ia berharap semua orang selalu mengedepankan perlindungan terhadap anak-anak.
Ia mengajak agar bersama-sama ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak untuk tumbuh dan berkembang. Anak-anak juga diharapkan untuk melapor kepada guru atau orangtua jika ada masalah dengan temannya, sehingga hal serupa tidak terjadi lagi.
"Ini menjadi pelajaran bahwa pengawasan terhadap anak itu sangat penting, agar peristiwa ini tidak terulang kembali,” pesannya.