Puncak Kemarau, BMKG Deteksi 150 Titik Panas di NTB 

Sebagian besar titik panas ada di Pulau Sumbawa

Mataram, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sedang memasuki periode puncak musim kemarau. Masyarakat diminta tetap waspada terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan. Hal ini karena semakin banyaknya titik panas di NTB saat ini.

BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok mencatat sebanyak 150 hostspot atau titik panas di NTB pada Minggu (20/8/2023). Sebagian besar titik panas yang ada di NTB berada di Pulau Sumbawa.

"Berdasarkan data satelit terdeteksi 150 titik panas di wilayah NTB. Kondisi angin secara umum bergerak dari arah Timur - Selatan dengan kecepatan 5 sampai 35 km per jam," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi ZAM Lombok M.A. Pradana.

1. Sebagian besar titik panas di Pulau Sumbawa

Puncak Kemarau, BMKG Deteksi 150 Titik Panas di NTB Ilustrasi kebakaran hutan. ANTARA FOTO/Rony Muharrman

Pradana menjelaskan sebagian besar titik panas berada di Pulau Sumbawa. Titik panas di Pulau Lombok terdeteksi sebanyak 7 titik di Lombok Timur satu titik panas, Lombok Utara satu titik panas dan Lombok Barat 5 titik panas, tepatnya di Sekotong.

Sedangkan di Pulau Sumbawa, ratusan titik panas terdeteksi mulai dari Sumbawa Barat hingga Bima. Sehari sebelumnya, BMKG Stasiun Meteorologi ZAM Lombok juga mendeteksi sebanyak 150 titik panas di wilayah NTB. Sebagian besar titik panas yang terdeteksi juga berada di Pulau Sumbawa.

Baca Juga: Baru Dapat Bedah Rumah, Rumah Polisi di Mataram Dilalap Api

2. Puncak kemarau, masyarakat diminta bijak gunakan air

Puncak Kemarau, BMKG Deteksi 150 Titik Panas di NTB Tagana Dinas Sosial NTB mendistribusikan air bersih kepada warga terdampak kekeringan pada 2022 lalu. (dok. Dinas Sosial NTB)

Sementara itu, Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Nindya Kirana menjelaskan wilayah NTB sudah memasuki periode puncak musim kemarau 2023. Untuk itu, masyarakat NTB diminta agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien.

Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan yang umumnya terjadi di periode musim kemarau. Selain itu, masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi periode puncak musim kemarau yang mulai memasuki wilayah NTB, khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan.

3. Daerah level awas dan siaga kekeringan meteorologis di NTB

Puncak Kemarau, BMKG Deteksi 150 Titik Panas di NTB PMI Kota Bima saat mendistribusikan air bersih pada warga di Kelurahan Melayu, Kecamatan Asakota beberapa waktu lalu. (IDN Times/Juliadin)

BMKG Stasiun Klimatologi NTB juga mengeluarkan peringatan dink kekeringan meteorologis pada sejumlah wilayah, mulai dari level awas, siaga hingga waspada. Untuk daerah yang berada di level awas kekeringan antara lain Kecamatan Sambelia Lombok Timur, Kecamatan Bayan Lombok Utara dan Kecamatan Utan dan Buer di Kabupaten Sumbawa.

Sedangkan daerah yang masuk level siaga kekeringan antara lain Kecamatan Kilo, Manggalewa, Pajo, Woja Kabupaten Dompu. Kemudian Kecamatan Donggo, Lambitu, Madapangga, Palibelo, Soromandi, Wawo Kabupaten Bima, Kecamatan Raba, dan Rasanae Timur Kota Bima, Kecamatan Mataram Kota Mataram, Kecamatan Batulayar, Gerung, Lembar, Narmada Kabupaten Lombok Barat.

Sedangkan di Kabupaten Lombok Tengah berada di Kecamatan Batukliang, Janapria, Praya Barat. Selanjutnya Kabupaten Lombok Timur di Kecamatan Jerowaru, Labuhan Haji, Pringgabaya, Sembalun, Sikur, Swela, Sukamulia), Kab. Lombok Utara (Kec. Gangga, Kayangan, Pemenang, Tanjung.

Kabupaten Sumbawa berada di Kecamatan Alas, Batulanteh, Lenangguar, Moyo Utara, Unter Iwes dan Kabupaten Sumbawa Barat berada di Kecamatan Brang Ene, Brang Rea, Jereweh, Maluk, Poto Tano, Seteluk, Taliwang. Sentra, daerah yang masuk level waspada terletak di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur.

4. Peluang terjadinya hujan sangat rendah

Puncak Kemarau, BMKG Deteksi 150 Titik Panas di NTB Ilustrasi kemarau. Tanah tambak mengering di Kecamatan Mangara Bombang, Takalar, Sulawesi Selatan, Senin (2/9/2019) (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Nindya mengungkapkan curah hujan di wilayah NTB pada dasarian II Agustus 2023 (11 - 20 Agustus) seluruhnya dalam kategori rendah. Curah hujan tertinggi tercatat terjadi di Pos Hujan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa sebesar 16 mm/dasarian.

Adapun sifat hujan pada dasarian II Agustus 2023 di wilayah NTB bervariasi dari kategori bawah normal hingga atas normal. Sementara pada dasarian III Agustus 2023 (21 – 31 Agustus 2023) diprakirakan peluang terjadinya hujan sangat rendah. Diperkirakan curah hujan dengan intensitas di bawah 20 mm/dasarian memiliki probabilitas kejadian di atas 90 persen yang merata di seluruh wilayah NTB.

Baca Juga: Jadwal Kapal Rute Lombok - Banyuwangi Tanggal 21 Agustus 2023 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya