Puluhan Ribu Warga Terdampak Bencana Banjir dan Longsor di NTB 

Kebutuhan mendesak peralatan kebersihan

Mataram, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengupdate masyarakat yang terkena dampak bencana banjir dan tanah longsor pada Senin (13/2/2023) lalu. Berdasarkan laporan yang diterima dari BPBD Kabupaten/Kota, sampai Kamis (16/2/2023), jumlah masyarakat terdampak sebanyak 51.162 jiwa atau 13.706 KK.
Kepala Pelaksana BPBD NTB Ruslan Abdul Gani menyebutkan bencana banjir dan longsor menerjang 30 desa/kelurahan pada 6 kecamatan di tiga kabupaten yaitu Lombok Barat, Sumbawa Barat dan Dompu. Bencana banjir dan tanah longsor itu disebabkan cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang terjadi pada hampir semua wilayah di Provinsi NTB.

1. Korban banjir terbanyak di Sumbawa Barat sebanyak 39.972 jiwa

Puluhan Ribu Warga Terdampak Bencana Banjir dan Longsor di NTB Kepala Pelaksana BPBD NTB Ruslan Abdul Gani (IDN Times/Muhammad Nasir)

Ruslan merincikan jumlah korban banjir dan longsor masing-masing kabupaten. Dimana, masyarakat yang terdampak paling banyak di Kabupaten Sumbawa Barat sebanyak 39.972 jiwa atau 10.457 KK. Kemudian Lombok Barat sebanyak 6.542 jiwa atau 2.090 KK dan Dompu 4.648 jiwa atau 1.162 KK.

Sedangkan korban jiwa sebanyak satu orang di Lombok Barat. Untuk masyarakat terdampak banjir dan longsor yang mengungsi masih dilakukan pendataan oleh BPBD kabupaten/kota. Bencana banjir dan longsor yang terjadi di tiga kabupaten menyebabkan satu unit rumah warga rusak berat dan 6 rusak sedang.

Baca Juga: Kunjungi Lombok, Prabowo Bagikan Puzzle Peta Indonesia pada Anak-anak 

2. Genangan air yang menggenangi pemukiman penduduk sudah surut

Puluhan Ribu Warga Terdampak Bencana Banjir dan Longsor di NTB Banjir bandang yang menerjang Kabupaten Sumbawa Barat, Selasa (14/2/2023). (dok. Istimewa)

Ruslan mengatakan kondisi terkini, air yang menggenangi pemukiman penduduk sudah mulai surut. Kebutuhan mendesak saat ini adalah peralatan kebersihan. Ia menjelaskan BPBD NTB terus melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten/Kota terdampak.

Selain itu, melakukan Koordinasi dengan BMKG terkait perkembangan cuaca. Serta memberikan dukungan logistik, personil dan peralatan ke kabupaten/kota terdampak.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem berupa angin kencang dan hujan lebat yang berpotensi menyebabkan terjadinya bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung serta gelombang pasang.

3. Peringatan dini cuaca ekstrem hingga 18 Februari

Puluhan Ribu Warga Terdampak Bencana Banjir dan Longsor di NTB Bibit Siklon Tropis 99S (Dok. BMKG)

Sebelumnya, BMKG memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia saat ini menunjukkan signifikansi dinamika atmosfer yang berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia. Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok Cucu Kusumayancu menjelaskan kondisi atmosfer menunjukkan beberapa fenomena yang mendukung pembentukan awan hujan yang cukup intensif dalam beberapa waktu ke depan.

Di antaranya kondisi aktifnya Madden Jullian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuator dan gelombang Kelvin di beberapa wilayah Indonesia termasuk wilayah NTB. Kondisi Monsoon Asia yang masih aktif serta adanya siklon tropis, pusat tekanan rendah dan sirkulasi siklonik yang membentuk daerah belokan, pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang dapat meningkatkan aktifitas konvektif dan dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk NTB dalam beberapa hari ke depan.

Saat ini, kata Cucu, teramati terdapat 1 siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia. Yaitu siklon tropis Freddy terpantau di Samudera Hindia barat daya Banten dengan kecepatan angin maksimum 90 knot dan tekanan udara minimum sebesar 958 mb bergerak ke arah Barat.

Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode 13 - 18 Februari 2023 di wilayah NTB. Antara lain Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima, Kota Bima, dan Dompu.

Selain itu, potensi gelombang tinggi di wilayah perairan NTB pada tanggal 13 - 18 Februari 2023. Kategori tinggi gelombang 1.25 – 2.5 meter di Selat Lombok - Alas bagian utara, Perairan utara Sumbawa, Laut Sumbawa, dan Selat Sape. Kemudian kategori tinggi gelombang 2.5 – 4.0 meter di Selat Lombok - Alas bagian selatan, dan Samudra Hindia selatan NTB.

Baca Juga: Ekspor NTB Capai US$ 258,11 Juta, 97 Persen Barang Tambang 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya