KSB Sambut Rencana Investasi Resort Mewah Rp1,4 Triliun di Gili Kalong

Bandara baru dibangun untuk mendukung sektor pariwisata

Mataram, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyambut baik rencana investor asal Swedia yang berencana membangun resort mewah di Gili Kalong. Investor asal Swedia, PT Gili Kalong Lestari berencana membangun resort mewah dengan menanamkan investasi sebesar 100 juta dolar Amerika atau setara Rp1,49 triliun.

"Kita respons baik investasi di Gili Kalong. Karena itu untuk pengembangan pariwisata di KSB," kata Wakil Bupati KSB Fud Syaifuddin dikonfirmasi IDN Times di Kantor Gubernur NTB, Selasa (11/4/2023).

1. Ingatkan investor jangan pakai calo

KSB Sambut Rencana Investasi Resort Mewah Rp1,4 Triliun di Gili KalongWakil Bupati sumbawa Barat Fud Syaifuddin. (dok. Istimewa)

Fud menjelaskan Gili Kalong, termasuk gugusan pulau-pulau kecil yang berada di KSB saat ini menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Tetapi, Pemda KSB sebagai pihak yang punya wilayah sangat welcome dengan investor yang mau menanamkan modalnya.

Sehingga, ia meminta investor datang langsung ke Pemda tanpa perantara calo-calo. "Kita sangat senang, silakan datang ke Pemda. Jangan pakai calo-calo, langsung presentasi ke kita. Nanti kita akan mempermudah perizinannya," ucapnya.

Selain Gili Kalong, kata Fud, KSB juga memiliki 8 pulau-pulau kecil yang sangat indah di wilayah Poto Tano. Diantaranya seperti Pulau Kenawa dan Pulau Kambing. Namun, pengembangan pulau-pulau kecil itu untuk sektor pariwisata dilakukan secara bertahap karena perizinannya harus sampai tingkat pusat.

Baca Juga: Swasta Kucurkan Rp1,4 Triliun Bangun Resort Mewah di Gili Kalong 

2. Pernah usulkan Kawasan Selat Alas jadi KEK

KSB Sambut Rencana Investasi Resort Mewah Rp1,4 Triliun di Gili KalongGili Kalong yang berada di Desa Poto Tano, KSB. (IDN Times/Muhammad Nasir/bt)

Untuk mempermudah masuknya investasi ke KSB, Fud mengungkapkan Pemda pernah mengusulkan kawasan Selat Alas menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Sehingga investor semakin tertarik menanamkan investasi, karena ada kemudahan yang akan diberikan apabila suatu kawasan menjadi KEK.

Dikatakan, selain tambang emas dan tembaga, KSB juga sangat potensial untuk pengembangan sektor pariwisata. Destinasi wisata yang ada di KSB, kata Fud, tidak kalah dengan Bali. "Memang kita kendalanya aksesibilitas transportasi saja," terangnya

3. Bangun bandara untuk dukung pengembangan sektor pariwisata

KSB Sambut Rencana Investasi Resort Mewah Rp1,4 Triliun di Gili KalongGili Kalong KSB. (IDN Times/Muhammad Nasir/bt)

Untuk mendukung investasi tambang dan smelter serta sektor pariwisata, Fud mengatakan saat ini sedang dimulai rencana pembangunan Bandara Kiantar. Sehingga orang yang berbisnis dan wisatawan semakin mudah aksesibilitasnya ke KSB.

"Bandara ini sedang dibangun di Kiantar. Insyaallah 2025, tuntas dibangun. Runway-nya di atas 3.000 meter dengan investasi di atas Rp400 miliar. Pembangunannya itu kerja sama dengan AMNT (Amman Mineral Nusa Tenggara)," terangnya.

Dikatakan, KSB mau tidak mau harus mengembangkan sektor pariwisata. Karena pengembangan sektor pariwisata tidak akan pernah habis. Beda dengan tambang, sumber daya pasti akan habis dan tidak bisa diperbaharui lagi. Untuk itu, masyarakat dan infrastruktur sedang dipersiapkan.

NTB tidak hanya memiliki Gili Trawangan dan Mandalika yang terkenal dengan keindahan laut dan pantainya. Tetapi, NTB juga punya Gili Kalong di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang sangat indah bak serpihan surga.

Gili atau pulau kecil ini dilirik investor asal Swedia, PT. Gili Kalong Lestari. PT. GKL akan menggelontorkan investasi sebesar 100 juta dolar Amerika atau sekitar Rp1,49 triliun untuk membangun resort dengan konsep ramah lingkungan di Gili Kalong KSB.

Komisaris PT. Gili Kalong Lestari, Nicolas Adler, Minggu (9/4/2023) mengatakan bahwa perusahaannya sudah siap untuk berinvestasi di Gili Kalong dengan nilai investasi sebesar 100 juta dolar Amerika atau setara dengan Rp1,49 triliun lebih. Pembangunan resort direncanakan dimulai tahun ini.

Nicolas mengatakan sangat tertarik dengan Gili Kalong. Karena menurutnya, ia tidak pernah menemukan sebuah pulau yang unik dengan bentuk bukit yang melengkung, savana yang indah dan pantai yang bening dan bersih.

"Saya tidak pernah menemukan tempat seperti di negara manapun. Saya sudah berkeliling ke hampir 50 negara, dan tempat ini menurut saya sangat fantastis," kata Nicolas.

Nicolas menjelaskan site plan atau rencana pembangunan Gili Kalong akan menggunakan renewable energy atau energi terbarukan dengan bahan bahan alami yang ramah lingkungan. Sementara bahan baku yang akan digunakan adalah segala yang berbahan dari kayu dan batu alam.

Selama proses pembangunan nantinya akan memberdayakan masyarakat setempat dalam semua aspek pembangunan. "Mereka (warga setempat) akan kami berdayakan 100 persen dalam pembangunan eco tourism resort ini. Jadi keberadaan investasi kami akan mendatangkan manfaat bagi semua warga," ujarnya.

Baca Juga: Diperkirakan 3,5 Juta Pemudik, Jalur Mudik di NTB Mantap 98 Persen 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya