Kekeringan Meluas, 67 Kecamatan Masuk Level Awas dan Siaga di NTB

NTB menuju puncak musim kemarau

Mataram, IDN Times - Bencana kekeringan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin meluas. BMKG Stasiun Klimatologi NTB mencatat sebanyak 67 Kecamatan berstatus level awas dan siaga kekeringan meteorologis, tersebar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Yuhanna Maurits menyebutkan terdapat tiga kecamatan yang berstatus level awas, 64 kecamatan level siaga dan 5 kecamatan masuk level waspada kekeringan meteorologis di wilayah NTB.

"Masyarakat perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan dan kekeringan yang umumnya terjadi di periode musim kemarau," kata Yuhanna di Mataram, Kamis (10/8/2023).

1. Sebaran 67 kecamatan level awas dan siaga kekeringan di NTB

Kekeringan Meluas, 67 Kecamatan Masuk Level Awas dan Siaga di NTBDistribusi air bersih.(IDN Times/Muhamad Iqbal)

Yuhanna merincikan sebaran 67 kecamatan yang masuk level awas dan siaga kekeringan di NTB. Tiga kecamatan yang masuk level awas kekeringan yaitu Kecamatan Sambelia Lombok Timur, Kecamatan Bayan Lombok Utara dan Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa.

Sedangkan 64 kecamatan yang masuk level siaga kekeringan tersebar di Kecamatan Dompu, Huu, Kempo, Kilo, Manggalewa, Pajo, Woja Kabupaten Dompu. Kemudian Kecamatan Belo, Bolo, Donggo, Lambitu, Lambu, Madapangga, Palibelo, Sanggar, Sape, Soromandi dan Wawo Kabupaten Bima.

Selanjutnya, Kecamatan Raba dan Rasanae Timur Kota Bima, Kecamatan Mataram Kota Mataram, Kecamatan Batu Layar, Gerung, Kediri, Lembar, Lingsar, dan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Selain itu, Kecamatan Janapria, Praya Barat, Praya Tengah, Pujut Kabupaten Lombok Tengah.

Kecamatan Aikmel, Jerowaru, Keruak, Labuhan Haji, Montong Gading, Pringgabaya, Pringgasela, Sembalun, Swela, Sukamulia, Wanasaba Kabupaten Lombok Timur. Kecamatan Gangga, Kayangan, Pemenang, Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Kecamatan Alas, Alas Barat, Batulanteh, Buer, Lape, Lenangguar, Moyo Utara, Orong Telu, Rhee, Sumbawa, Unter Iwes Kabupaten Sumbawa serta Kecamatan Brang Ene, Brang Rea, Jereweh, Maluk, Poto Tano, Seteluk, Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat.

Baca Juga: Pacuan Kuda Internasional Bakal Jadi Magnet Turis Datang ke Mandalika

2. 5 kecamatan yang masuk level waspada kekeringan di NTB

Kekeringan Meluas, 67 Kecamatan Masuk Level Awas dan Siaga di NTBKebakaran hutan di kawasan Gunung Rinjani Lombok. (dok. BTNGR)

Sementara, lima kecamatan yang masuk level waspada kekeringan meteorologis di NTB yaitu Kecamatan Batukliang Lombok Tengah, Kecamatan Sikur dan Terara Lombok Timur serta Kecamatan Labangka dan Moyo Hulu Kabupaten Sumbawa.

Yuhanna menjelaskan saat ini NTB sedang menuju puncak musim kemarau. Untuk itu masyarakat NTB diimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien.

"Masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi periode puncak musim kemarau yang mulai memasuki wilayah NTB khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan," sarannya.

3. Peluang hujan sangat rendah

Kekeringan Meluas, 67 Kecamatan Masuk Level Awas dan Siaga di NTBIlustrasi kemarau. Tanah tambak mengering di Kecamatan Mangara Bombang, Takalar, Sulawesi Selatan, Senin (2/9/2019) (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Yuhanna mengungkapkan peluang terjadinya hujan pada dasarian II Agustus 2023 atau periode 11 - 20 Agustus 2023, di wilayah NTB sangat rendah. Diperkirakan curah hujan dengan intensitas di atas 20 mm/dasarian hanya memiliki probabilitas kejadian di bawah 10 persen yang merata di seluruh wilayah NTB.

Ia memaparkan curah hujan di wilayah NTB pada dasarian I Agustus 2023 seluruhnya dalam kategori rendah atau 0 – 10 mm/dasarian. Curah hujan tertinggi tercatat terjadi di Pos Hujan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat sebesar 7 mm/dasarian. Sifat hujan pada dasarian I Agustus 2023 di wilayah NTB didominasi kategori bawah normal yang terjadi hampir merata di seluruh wilayah NTB.

Berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB secara umum berada pada kategori sangat panjang (31 - 60 hari). Namun terdapat beberapa titik yang termonitor dalam kategori ekstrem panjang yaitu dibatas 60 hari tidak turun hujan yaitu di pesisir utara Kabupaten Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa, serta pesisir Utara Kota Bima. HTH terpanjang tercatat di Pos hujan Labuahan Pandan selama 122 hari tanpa hujan.

Baca Juga: Lowongan 2.031 Formasi ASN Pemprov NTB Khusus untuk Tenaga Honorer

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya