Harga Barang dan Jasa di NTB Naik, Nilai Tukar Petani Malah Turun 

Angka inflasi di NTB di atas rata-rata nasional

Mataram, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merilis inflasi mengalami kenaikan pada bulan Januari 2022 sebesar 0,71 persen. Angka inflasi di NTB lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yakni sebesar 0,56 persen.

Selain inflasi yang meningkat, nilai tukar petani di NTB juga mengalami penurunan. Nilai tukar petani di NTB pada Januari 2022 sebesar 106,44 atau turun 0,40 persen dibanding nilai tukar petani bulan sebelumnya. Nilai tukar petani merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.

Menurut Wikipedia, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Sehingga kenaikan inflasi di NTB dapat diartikan sebagai kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum.

1. Inflasi di NTB berada di atas rata-rata nasional

Harga Barang dan Jasa di NTB Naik, Nilai Tukar Petani Malah Turun Kepala BPS Provinsi NTB Wahyudin (Dok. BPS NTB)

Kepala BPS Provinsi NTB, Wahyudin di Mataram, Rabu (2/2/2022) menjelaskan angka inflasi di NTB merupakan inflasi gabungan Kota Mataram dan Kota Bima yaitu sebesar 0,71 persen. Dikatakan terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,97 pada bulan Desember 2021 menjadi 106,72 pada bulan Januari 2022.

"Angka inflasi ini lebih besar dibanding angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,56 persen," kata Wahyudin.

Wahyudin menjelaskan Kota Mataram mengalami inflasi sebesar 0,66 persen. Sedangkan Kota Bima mengalami inflasi sebesar 0,85 persen.

Baca Juga: 25.000 Tiket Murah MotoGP Dijual untuk Warga NTB 

2. Penyebab naiknya inflasi di NTB

Harga Barang dan Jasa di NTB Naik, Nilai Tukar Petani Malah Turun Ilustrasi tembakau/ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Wahyudin mengatakan inflasi gabungan dua kota di NTB pada bulan Januari 2022 sebesar 0,71 persen. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar 1,70 persen.

Kemudian Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,55 persen. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar 0,54 persen. Selain itu Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 0,33 persen.

Kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 0,23 persen. Selanjutnya Kelompok Pakaian dan Alas Kaki sebesar 0,13 persen. Kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya sebesar 0,10 persen; Kelompok Pendidikan sebesar 0,01 persen dan Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran sebesar 0,00 persen.

"Sedangkan penurunan indeks terjadi pada Kelompok Transportasi sebesar 0,12 persen dan Kelompok Kesehatan sebesar 0,03 persen," paparnya.

Jika dibandingkan inflasi bulan Januari 2022 yang tercatat sebesar 0,71 persen, lebih tinggi dibandingkan inflasi pada Januari 2021 sebesar 0,69 persen. Dikatakan laju inflasi “tahun ke tahun” Januari 2022 sebesar 2,14 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi “tahun ke tahun” di bulan Januari 2021 sebesar 0,74 persen.

3. Nilai tukar petani di NTB turun

Harga Barang dan Jasa di NTB Naik, Nilai Tukar Petani Malah Turun Petani Cabai. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Wahyudin menambahkan untuk nilai tukar petani di NTB pada bulan Januari mengalami penurunan. Pada bulan Januari 2022, nilai tukar petani di NTB sebesar 106,44 atau turun 0,40 persen dibandingkan nilai tukar petani bulan sebelumnya. Penurunan ini, kata Wahyudin disebabkan peningkatan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,36 persen. Ini jauh lebih kecil dari kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani yaitu sebesar 0,77 persen.

Dia mengatakan bahwa sebagian besar nilai tukar petani di NTB bernilai di atas 100 kecuali untuk subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yaitu sebesar 93,54. Nilai tukar petani subsektor lainnya masing-masing subsektor perikanan sebesar 113,95, peternakan sebesar 108,38, tanaman pangan sebesar 107,28 dan holtikultura sebesar 103,46.

Pada Januari 2022, tutur Wahyudin, terjadi kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Provinsi NTB sebesar 0,77 persen yang disebabkan oleh kenaikan indeks pada semua kelompok pengeluaran.

"Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi NTB Januari 2022 sebesar 105,59 atau turun 0,42 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya," sebutnya.

Baca Juga: Viral Kasus Omicron di Lombok Timur, Kadikes: Belum Terkonfirmasi!

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya