Gak Ada Rumput, Kambing di Pulau Bungin Sumbawa Terbiasa Makan Kertas

Kebiasaan aneh kambing di Bungin jadi daya tarik wisatawan

Sumbawa, IDN Times - Pulau Bungin yang berada di Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terkenal sebagai pulau terpadat di dunia.  Selain terkenal sebagai pulau terpadat di dunia, Pulau Bungin juga cukup unik. Kambing-kambing yang dipelihara masyarakat setempat memakan kertas.

Pulau kecil dengan luas 16 hektare itu dihuni oleh masyarakat keturunan Suku Bajo sebanyak 3.600 jiwa atau 1.035 KK. Belakangan semakin banyak wisatawan yang datang berkunjung karena ingin tahu seperti apa pulau terpadat di dunia itu.

1. Kambing pemakan kertas jadi daya tarik wisatawan

Gak Ada Rumput, Kambing di Pulau Bungin Sumbawa Terbiasa Makan KertasAkses jalan yang telah dibangun menuju Pulau Bungin. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Kepala Desa Pulau Bungin, Jaelani saat berbincang dengan IDN Times di kantor desa setempat mengatakan hampir semua rumah di Pulau Bungin penduduknya memelihara kambing. Karena rumah penduduk Pulau Bungin berbentuk rumah panggung, sehingga bagian bawahnya menjadi kandang kambing.

Kambing-kambing yang ada di Pulau Bungin bebas berkeliaran di pemukiman warga. Sehingga, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bungin. Jaelani mengatakan wisatawan yang berkunjung dipersilakan memberikan makanan kertas atau kardus untuk kambing yang ada di sana.

"Kalau ada tamu (wisatawan) yang ngasih makan, memberikan kertas yang bersih atau kardus. Sehingga ternaknya tetap sehat," kata Jaelani.

Baca Juga: Mengenal Bungin di NTB yang Dijuluki Pulau Terpadat di Dunia

2. Kambing mulai mencari rumput di perbukitan

Gak Ada Rumput, Kambing di Pulau Bungin Sumbawa Terbiasa Makan KertasKendaraan roda dua dan empat kini sudah bisa masuk ke Pulau Bungin. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Seiring berjalannya waktu, infrastruktur menuju Pulau Bungin mulai diperbaiki oleh pemerintah daerah. Beberapa tahun lalu, untuk menuju Pulau Bungin harus menggunakan perahu atau sampan.

Namun sekarang telah dibangun akses jalan menuju Pulau Bungin sekitar 100 meter. Sehingga, kambing yang dulunya makan kertas sekarang mulai berkeliaran mencari rumput di perbukitan dekat Pulau Bungin.

Salah seorang warga Alas, Yanti mengatakan daging kambing yang memakan kertas di Pulau Bungin sama seperti daging kambing pemakan rumput. Kotorannya pun sama seperti kambing pada umumnya.

"Cuma karena kebiasaan, kalau ada kertas dimakan juga," tutur Yanti.

3. Destinasi wajib wisatawan mancanegara

Gak Ada Rumput, Kambing di Pulau Bungin Sumbawa Terbiasa Makan KertasPemandangan alam di Pulau Bungin dilengkapi dengan restoran terapung. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Meskipun berada di daerah terpencil, Pulau Bungin menyimpan potensi kelautan dan perikanan yang melimpah. Selain itu, Pulau Bungin juga kaya potensi pariwisata, mulai dari wisata budaya, wisata alam dan kuliner.

Pulau Bungin juga sering dikunjungi wisatawan mancanegara. Wisatawan yang berwisata daari Bali ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) wajib singgah ke Pulau Bungin. Jaelani menyebutkan dalam sebulan, selalu ada rombongan wisatawan asing yang datang ke Pulau Bungin.

Selain itu, Pulau Bungin juga banyak dikunjungi wisatawan domestik seperti Sumbawa Timur, Sumbawa Barat dan Lombok. "Daya tariknya Pulau Bungin terpadat di dunia dan kambing makan kertas," tutur Jaelani.

Masyarakat Pulau Bungin berasal dari Suku Bajo Sulawesi. Nama Bungin berasal dari kata Bubungin. Artinya, tumpukan pasir putih. Dulu, nenek moyang masyarakat Pulau Bungin adalah pelaut dari Suku Bajo Sulawesi. Pada suatu hari melaut dan singgah di tumpukan pasir putih dan membuat rumah panggung. Sehingga lama kelamaan menjadi pulau yang saat ini dinamakan Pulau Bungin.

Baca Juga: Harga Tiket Pesawat ke Lombok Naik 'Gila-gilaan' 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya