Ekonomi NTB Tumbuh 3,57 Persen Selama Triwulan I 2023

Sektor konstruksi mengalami pertumbuhan tertinggi

Mataram, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis ekonomi NTB triwulan I 2023 terhadap triwulan I 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 3,57 persen (y-on-y). Perekonomian NTB berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Triwulan I 2023 mencapai Rp40,10 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp25,30 triliun.

"Ekonomi NTB triwulan I 2023 terhadap triwulan I 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 3,57 persen," sebut Kepala BPS Provinsi NTB Wahyudin di Mataram, Jumat (5/5/2023).

1. Sektor konstruksi mengalami pertumbuhan tertinggi

Ekonomi NTB Tumbuh 3,57 Persen Selama Triwulan I 2023Ilustrasi pekerjaan proyek.(ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

Wahyudin menjelaskan sektor konstruksi mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,76 persen dari sisi produksi. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMT) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 6,21 persen.
PMTB adalah pengeluaran untuk barang modal yang mempunyai umur pemakaian lebih dari satu tahun dan tidak merupakan barang konsumsi. PMTB mencakup bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, bangunan lain seperti jalan dan bandara, serta mesin dan peralatan.

Wahyudin menjelaskan sektor konstruksi yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,76 persen pada triwulan I 2023. Berdasarkan data pengadaan semen dari Asosiasi Semen Indonesia, pengadaan semen pada triwulan I 2023 sebanyak 298.396 ton atau naik sebanyak 50.928 ton jika dibandingkan triwulan I 2022 sebanyak 247.468 ton.

Kemudian sektor perdagangan yang tumbuh sebesar 9,07 persen. Karena terjadi peningkatan penjualan mobil dan sepeda motor. Selain itu, tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan meningkat seiring penghapusan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Sedangkan jasa perusahaan yang tumbuh 7,68 persen karena meningkatnya aktivitas agen perjalanan dan biro perjalanan wisata. Karena sudah banyak orang yang melakukan wisata serta melakukan perjalanan umroh sejak dibuka kembali. Usaha yang sebelumnya sudah tutup mulai buka dan aktif kembali pada awal tahun 2023.

Baca Juga: 19.780 Pekerja Masih Alami Pengurangan Jam Kerja di NTB 

2. Ekonomi NTB triwulan I 2023 terhadap triwulan IV 2022 mengalami kontraksi

Ekonomi NTB Tumbuh 3,57 Persen Selama Triwulan I 2023Kepala BPS Provinsi NTB, Wahyudin (Dok. Humas BPS NTB)

Sementara itu, kata Wahyudin, ekonomi NTB mengalami kontraksi sebesar 2,37 persen di triwulan I 2023 terhadap triwulan IV 2022 (q-to-q). Dijelaskan, lapangan usaha industri pengolahan mengalami kontraksi terdalam sebesar 15,23 persen dari sisi produksi.

Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami kontraksi terdalam sebesar 20,17 persen. Wahyudin menambahkan ekonomi NTB tanpa tambang biji logam pada triwulan I 2023 mengalami pertumbuhan 0,71 persen secara q-to-q dan mengalami pertumbuhan 4,65 persen secara y-on-y.

3. Penyebab terjadinya kontraksi

Ekonomi NTB Tumbuh 3,57 Persen Selama Triwulan I 2023Tambang PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT)/amman.co.id

Wahyudin menjelaskan penyebab terjadinya kontraksi industri pengolahan sebesar 15,23 persen. Kontraksi ini disebabkan karena penurunan tinggi pada pengolahan tembakau. Industri pengolahan tembakau mengalami kontraksi triwulan I 2023 sesuai dengan pola musiman yang menurun setiap triwulan I pada setiap tahun sejalan dengan produksi perkebunan semusim.

Kemudian, penyebab terjadinya kontraksi administrasi pemerintahan sebesar 13,85 persen. Karena penyusutan belanja modal mengalami penurunan dibandingkan triwulan IV 2022. Sedangkan sektor pertambangan mengalami kontraksi sebesar 13,84 persen disebabkan oleh penurunan pada pertambangan bijih logam dan pertambangan serta penggalian lainnya. Dikatakan, produksi konsentrat mengalami penurunan dibandingkan triwulan IV 2022.

Baca Juga: Pemprov NTB Masih Berutang ke Kontraktor Sebesar Rp223 Miliar 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya