19.780 Pekerja Masih Alami Pengurangan Jam Kerja di NTB
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mataram, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebutkan sebanyak 28.650 orang pekerja masih terdampak pandemik COVID-19 di NTB. Atau angkanya sebesar 0,7 persen dari penduduk usia kerja di NTB.
Kepala BPS Provinsi NTB Wahyudin di Mataram, Jumat (5/5/2023) merincikan sebanyak 28.650 pekerja yang masih terdampak pandemik COVID-19 di NTB. Terdiri dari pekerja yang menjadi pengangguran karena pandemik COVID-19 sebanyak 4.940 orang, Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena COVID-19 sebanyak 3.930 orang dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-19 sebanyak 19.780 orang.
"Dampak pandemik Covid-19 terhadap kondisi ketenagakerjaan belum sepenuhnya hilang. Masih ada sekitar 19,78 ribu orang yang berkurang jam kerjanya jika dibandingkan dengan sebelum pandemik," kata Wahyudin di Mataram, Jumat (5/5/2023).
1. Tingkat pengangguran terbuka turun 0,2 persen
Wahyudin menyebutkan jumlah angkatan kerja di NTB pada Februari 2023 sebanyak 2,87 juta orang. Jumlah angkatan kerja mengalami peningkatan sebanyak 85.740 orang dibandingkan Februari 2022. Sedangkan tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,91 persen.
Sementara, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di NTB pada Februari 2023 sebesar 3,73 persen atau turun sebesar 0,2 persen dibandingkan dengan kondisi pada Februari 2022. Jika dibandingkan dengan kondisi pada Februari 2021, TPT NTB mengalami penurunan 0,24 persen.
Baca Juga: Pemprov NTB Masih Berutang ke Kontraktor Sebesar Rp223 Miliar
2. Penduduk yang bekerja naik sebanyak 88.020 orang
Disebutkan, pada Februari 2023, penduduk NTB yang bekerja sebanyak 2,76 juta orang atau terjadi kenaikan sebanyak 88.020 orang dari kondisi Februari 2022. Adapun lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah Sektor Jasa Pendidikan sebesar 2,44 persen.
Kemudian transportasi dan pergudangan sebesar 0,68 persen serta administrasi pemerintahan sebesar 0,51 persen. Sedangkan lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan terbesar yaitu sektor pertanian sebesar 3,17 persen, industri pengolahan sebesar 1,21 persen, serta perdagangan besar dan eceran sebesar 0,92 persen.
3. Sebanyak 2,05 juta penduduk NTB bekerja di sektor informal
Wahyudin menambahkan sebanyak 2,05 juta orang penduduk NTB bekerja di sektor informal pada Februari 2023. Angkanya turun dibandingkan dengan kondisi pada Februari 2022 dan Februari 2021 masing-maaing sebesar 1,31 persen dan 0,34 persen.
"Sebagian besar penduduk yang bekerja merupakan pekerja penuh sebesar 57,41 persen. Sementara pekerja paruh waktu sebesar 27,22 persen dan setengah penganggur 15,36 persen," sebut Wahyudin.
Baca Juga: Target Investasi Naik Rp22,8 Triliun, NTB Genjot Proyek Kereta Gantung