Dikes NTB Waspadai Virus Baru Bernama Marburg

Masyarakat harus tetap jaga tahan tubuh

Mataram, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah menerima laporan kasus penyakit Marburg yang berasal dari Guinea Ekuatorial, Senin (13/2/2023). Meskipun sampai saat ini belum ada kasus di Indonesia, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tetap meningkatkan kewaspadaan. Dinkes NTB memperkuat surveilans di tingkat layanan primer.

"Kewaspadaan tetap. Kita polanya adalah memperkuat surveilans di tingkat layanan primer. Surveilans itu kayak intel kesehatan. Kalau ada kasus segera terlaporkan secara online di SKDM (Survei Dasar Kesehatan Masyarakat)," kata Kepala Dinkes Provinsi NTB dr. Lalu Hamzi Fikri dikonfirmasi di Mataram, Jumat (31/3/2023).

1. Jika ada kasus langsung direspon surveilans

Dikes NTB Waspadai Virus Baru Bernama MarburgKepala Dinkes NTB Lalu Hamzi Fikri (IDN Times/Muhammad Nasir)

Fikri menjelaskan apabila ada kasus di suatu puskesmas yang mengarah ke virus baru. Maka petugas surveilans yang sudah dilatih langsung merespons.

Kemudian, surveilans akan melaporkan secara berjenjang mulai dari puskesmas, kabupaten/kota, provinsi dan pemerintah pusat. "Yang jelas kita perkuat sistem surveilans saja. Mau virus macam-macam sekarang harus waspada. Karena di sekitar kita sudah berdampingan dengan virus-virus," kata mantan Direktur RSUD Provinsi NTB ini.

Baca Juga: [WANSUS] Kepala Daerah Belum Kompak Wujudkan 'NTB Zero Waste 2023'

2. Perkuat daya tahan tubuh dan sistem kewaspadaan dini

Dikes NTB Waspadai Virus Baru Bernama Marburgilustrasi daya tahan tubuh (pixabay.com/Bru-nO)

Fikri menekankan pentingnya memperkuat daya tahan tubuh agar tahan terhadap paparan virus. Selain itu, tetap menjaga higienitas sanitasi. Tidak kalah penting, menurut Fikri, memperkuat sistem kewaspadaan dini.

"Surveilans ini petugasnya ada di Puskesmas, dia punya jejaringnya sampai tingkat Polindes," terangnya.

Pemerintah Pusat telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Virus Marburg. Pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, SDM kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait untuk waspada terhadap virus Marburg.

3. Penjelasan tentang virus Marburg

Dikes NTB Waspadai Virus Baru Bernama MarburgVirus Marburg. Dok Wikipedia

Virus Marburg merupakan salah satu virus paling mematikan dengan fatalitas mencapai 88 persen. Penyakit virus Marburg merupakan penyakit demam berdarah yang jarang terjadi. Virus ini satu family dengan virus ebola.

Penularan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan orang ataupun hewan yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus Marburg. Marburg menular lewat cairan tubuh langsung dari kelelawar atau primate.

Kelelawar host alami virus Marburg yaitu Rousettus aegyptiacus bukan merupakan spesies asli Indonesia dan belum ditemukan di Indonesia, namun Indonesia masuk jalur mobilisasi kelelawar ini. Gejalanya mirip dengan penyakit lain seperti malaria, tifus, dan demam berdarah yang banyak ditemukan di Indonesia.

Baca Juga: Biskuit Bantuan Kemenkes untuk Balita di Lombok Timur Berjamur

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya