Bank Indonesia Perkirakan Ekonomi NTB 2023 Tumbuh hingga 2,3 Persen 

Ditopang peningkatan konsumsi dan kinerja investasi

Mataram, IDN Times - Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Barat (NTB), memperkirakan ekonomi NTB akan tumbuh positif pada 2023 meskipun pada triwulan II mengalami kontraksi sebesar 1,54 persen year on year (yoy). Ekonomi NTB yang diperkirakan tumbuh positif didukung juga percepatan pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Kabupaten Sumbawa Barat.

"Pada tahun 2023, perekonomian Provinsi NTB diperkirakan akan tetap tumbuh positif meski melandai pada kisaran 1,5 hingga 2,3 persen (yoy)," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Achmad Fauzi di Mataram, Senin (30/10/2023).

1. Didukung kinerja investasi pembangunan smelter

Bank Indonesia Perkirakan Ekonomi NTB 2023 Tumbuh hingga 2,3 Persen Lokasi proyek pembangunan smelter AMNT di Sumbawa Barat. (dok. Istimewa)

Fauzi menjelaskan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan didukung oleh tingkat konsumsi yang lebih baik serta peningkatan kinerja investasi sejalan dengan berlangsungnya pembangunan smelter yang ditargetkan selesai pada tahun 2024.

Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi didukung oleh peningkatan kinerja sektor perdagangan dan sektor konstruksi. Pertumbuhan lebih lanjut, relatif tertahan oleh penurunan kinerja sektor pertanian sejalan dengan potensi dampak dari musim kemarau atau el nino dan berkurangnya alokasi pupuk subsidi.

"Penghapusan status pandemik akan mendorong peningkatan aktivitas ekonomi dan pariwisata. Proses disinflasi yang lebih cepat dari prakiraan akan turut menopang perbaikan daya beli masyarakat pada tahun 2023," terang Fauzi.

Baca Juga: Belanja Kurang Maksimal, Silpa APBD di NTB Tembus Rp2,39 Triliun

2. Ekonomi NTB mengalami kontraksi di triwulan II 2023

Bank Indonesia Perkirakan Ekonomi NTB 2023 Tumbuh hingga 2,3 Persen Grafik pertumbuhan ekonomi NTB sampai triwulan II 2023. (dok. BI NTB)

Fauzi memaparkan pada triwulan II 2023, ekonomi NTB mengalami kontraksi atau minus sebesar 1,54 persen (yoy). Penurunan disebabkan kinerja sektor pertambangan yang mengalami kontraksi sebesar 24,45 persen (yoy) sebagai dampak dari perolehan kuota ekspor yang lebih lambat dari prakiraan sebelumnya. Kondisi tersebut turut mendorong kinerja ekspor luar negeri NTB mengalami kontraksi sebesar 89,19 persen (yoy).

Di sisi lain, papar Fauzi, penurunan lebih dalam relatif tertahan oleh akselerasi pertumbuhan sektor konstruksi yang tumbuh sebesar 14,93 persen (yoy) sejalan dengan berlanjutnya pembangunan smelter dan sektor transportasi yang tumbuh 8,60 persen (yoy).

Sementara itu, kata Fauzi, pertumbuhan ekonomi global 2023 diperkirakan tetap sebesar 2,7 persen (yoy), namun disertai dengan pergeseran pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat lebih baik dari perkiraan semula karena dipengaruhi membaiknya konsumsi yang ditopang kenaikan upah dan pemanfaatan tabungan (excess saving).

Sementara itu, tekanan inflasi global terpantau masih tinggi dipengaruhi oleh tekanan inflasi negara maju, di tengah inflasi negara berkembang yang telah turun. Sejalan dengan ekonomi global, perbaikan ekonomi domestik terus berlanjut dan tumbuh lebih tinggi sebesar 5,17 persen (yoy) pada triwulan II 2023.

Hal itu ditopang oleh seluruh lapangan usaha yang tercatat positif, terutama sektor industri, perdagangan, dan transportasi. Sementara itu, tekanan inflasi tahunan terpantau terus menurun dan mendukung stabilitas perekonomian.

3. Kinerja perbankan di NTB meningkat

Bank Indonesia Perkirakan Ekonomi NTB 2023 Tumbuh hingga 2,3 Persen Ilustrasi kredit (IDN Times/Istimewa)

Fauzi menambahkan pada September 2023, inflasi NTB tercatat 0,46 persen month to month (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang disumbang oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau seiring dengan peningkatan harga pada beberapa komoditas.

Secara tahunan, inflasi NTB terpantau sebesar 2,29 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 2,84 persen (yoy). Menurutnya, terkendalinya tekanan inflasi dibandingkan tahun sebelumnya tidak terlepas dari upaya pengendalian inflasi yang secara konsisten dilakukan melalui sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Fauzi juga menyebut kinerja perbankan di NTB pada triwulan III 2023 meningkat dari triwulan sebelumnya. Peningkatan kinerja perbankan di NTB tercermin dari penyaluran kredit yang tumbuh 8,33 persen (yoy). Pertumbuhan penyakuran kredit lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2023 sebesar 0,49 persen (yoy).

Ia menyebut penyaluran seluruh jenis kredit yang tumbuh terakselerasi, termasuk kredit investasi yang telah kembali tumbuh positif setelah sebelumnya sempat mengalami kontraksi pada triwulan II 2023. Secara sektoral, peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit ditopang oleh kredit pertambangan yang telah kembali tumbuh positif sebesar 2,42 persen yoy.

Serta kredit pertanian dan kredit perdagangan yang tumbuh meningkat masing-masing sebesar 18,96 persen (yoy) dan 9,94 persen (yoy). Sejalan dengan itu, kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 0,78 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi. Total nominal kredit perbankan di NTB mencapai Rp83,37 triliun, sedangkan DPK sebesar Rp41,41 triliun.

Baca Juga: Jaket Bertanda Tangan Pembalap Top MotoGP Terjual Seharga Rp24,2 Juta 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya