66 Warga NTB Lulus Magang ke Jepang, Gaji Rp10 - 12 Juta per Bulan 

Diberangkatkan akhir Januari dan Maret

Mataram, IDN Times - Sebanyak 66 orang warga Nusa Tenggara Barat (NTB) dinyatakan lulus magang kerja ke Jepang. Mereka dinyatakan lulus dalam pelatihan tahap I dan rencananya akan mengikuti pelatihan tahap II selama 2 bulan di Cevest Bekasi, Jawa Barat.

Mereka akan diberangkatkan ke Jepang menjadi 2 kloter. Kloter pertama akan diberangkatkan pada akhir Januari 2023 dan kloter kedua pada pertengahan Maret 2023.

"Mereka akan dikontrak selama 3 tahun dan akan menerima uang saku dan tunjangan setiap bulannya sekitar Rp 10-12 juta,” kata Ketua Ikatan Pengusaha Keshusei Indonesia (Ikapeksi) Provinsi NTB, Sukri di Mataram, Selasa (3/1/2023).

1. Teken kontrak selama 3 - 5 tahun

66 Warga NTB Lulus Magang ke Jepang, Gaji Rp10 - 12 Juta per Bulan Peserta magang ke Jepang asal NTB yang akan diberangkatkan pada akhir Januari dan Maret 2023. (dok. Disnakertrans NTB)

Peserta praktik magang Jepang tahun 2022 merupakan kelulusan terbanyak selama pelaksanaan magang Jepang di Provinsi NTB. Bahkan orang Jepang, terutama wilayah Utara dan Timur sangat menantikan kedatangan peserta praktik kerja magang dari Provinsi NTB. Ke-66 peserta yang lulus tersebut semuanya telah menandatangani kontrak kerja dengan perusahaan dan industri di Jepang tempat mereka akan melaksanakan program magang selama 3 - 5 tahun.

Sukri menyebutkan awalnya jumlah peserta pelatihan tahap I praktik kerja ke Jepang tahun 2022 sebanyak 68 orang. Proses pelatihan sejak 24 Oktober 2022 - 4 Januari 2023. Materi yang diajarkan pada pelatihan tahap I adalah bahasa Jepang, budaya dan FMD (Fisik, Mental dan Disiplin).

Pada pelatihan tahap I, ada tiga kali evaluasi yang dilakukan. Evaluasi pertama, yaitu bahasa Jepang (Huruf Hiragana, Huruf Katakana, kosakata dan pelajaran 1-12). Evaluasi pertama ada 1 peserta yang turun kelas. Evaluasi kedua, yaitu bahasa Jepang (Huruf Hiragana, Huruf Katakana, kosakata dan pelajaran 13-16), kemudian latihan fisik lari 3 km, push up 35 kali dan sit up 25 kali serta sikap disiplin.

Pada evaluasi kedua, semua peserta lulus. Evaluasi ketiga, yaitu bahasa Jepang (Huruf Hiragana, Huruf Katakana, kosakata dan pelajaran 17-23), Budaya Jepang, tata tertib pemagangan, latihan fisik lari 3km, push up 35 kali dan sit up 25 kali serta sikap disiplin. Pada evaluasi ketiga peserta lulus semua, namun ada satu orang yang mengundurkan diri.

“Setelah lulus tahap ketiga peserta akan langsung menandatangi perjanjian kontrak kerja," kata Sukri.

Baca Juga: Siapkan 37 Kapal Cepat, Kebijakan 'One Gate System' Segera Berlaku

2. Praktik magang ke Jepang semakin populer

66 Warga NTB Lulus Magang ke Jepang, Gaji Rp10 - 12 Juta per Bulan Kepala Disnakertrans Provinsi NTB I Gede Putu Aryadi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB I Gede Putu Aryadi mengatakan praktik magang kerja ke Jepang semakin populer. Hal ini terlihat dari jumlah peserta yang mengikuti pelaksanaan rekrutmen dan seleksi program pemagangan ke Jepang tahun 2022 sebanyak 192 orang.

Ke depannya, peserta yang mendaftar dan mengikuti pelatihan ke luar negeri akan dipusatkan di BLKDLN NTB yang bekerja sama dengan BPVP Lombok Timur dan P3MI. Aryadi mengatakan tujuan ke Jepang bukan semata menimba ilmu, mencari pengalaman dan menambah wawasan atau sekadar belajar berkomunikasi dan berinteraksi dengan dunia luar semata.

Melainkan lebih dari itu, mereka akan menjadi duta bangsa, membawa kabar baik tentang Indonesia dan pesona NTB di dunia internasional. Ia meminta supaya peserta magang harus punya komitmen yang kuat untuk mencapai cita-cita dan menjadi insan yang berguna. "Sepulang dari Jepang, membawa modal, skill dan keterampilan, serta semangat untuk sukses," kata Aryadi.

3. Jangan dianggap hanya kerja

66 Warga NTB Lulus Magang ke Jepang, Gaji Rp10 - 12 Juta per Bulan Suasana kota Tokyo, Jepang (IDN Times/Anata)

Anggota Komisi V DPRD Provinsi NTB, Buchari Muslim menyampaikan program magang ke Jepang cukup bagus dan perlu lebih digaungkan ke masyarakat. Alumni peserta magang Jepang tahun 1997 memberikan nasihat agar memperbaiki niat bahwa magang ke Jepang jangan dianggap hanya untuk kerja. Tetapi harus dianggap sebagai suatu proses melatih diri.

Bonus demograsi pada tahun 2030 tidak akan tercapai tanpa dukungan SDM yang kompeten. Dengan belajar dan bekerja di luar negeri, generasi muda akan mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman yang dapat ditularkan kepada lingkungan dan generasi selanjutnya.

“Selama di Jepang, cari ilmu sebanyak-banyaknya agar pulang nanti kalian memiliki skill dan pengalaman. Sehingga memiliki SDM yang berkualitas dan dapat membuka lapangan pekerjaan baru untuk memajukan Provinsi NTB,” harap Buchari.

Dikatakan, Jepang tidak dianugerahi sumber daya alam yang melimpah. Namun orang Jepang memiliki sikap mental pantang menyerah. Sikap mental itulah yang perlu ditiru untuk mengolah SDA yang ada di NTB.

Selain itu, ketika pulang ke Indonesia, jangan bermimpi untuk menjadi pekerja. Tetapi harus bisa membangun usaha, tidak harus usaha skala besar, tetapi minimal usaha kecil yang dapat menghidupi anggota keluarga dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

Baca Juga: PPKM Dihapus, NTB Targetkan Investasi Rp22 Triliun Tahun 2023 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya