Lombok Barat, IDN Times - Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Regional (TAPR) Kebon Kongoq Lombok Barat menjadi satu-satunya tempat mata pencaharian sebagaian masyarakat di desa sekitar. Pasalnya, hasil yang mereka peroleh sebagai pemulung di TPAR mampu menyekolahkan anak-anaknya.
Salah seorang pemulung di Kebon Kongoq Lombok Barat Nursimin mengatakan, berprofesi menjadi pemulung sudah dilakukan sejak puluhan tahun yang lalu. Keberadaan TPA Regional sangat membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan sehari-harinya.
"Kalau tidak banyak pemulung penghasilan Rp700-800 ribu per minggu. Sementara anak saya yang pinter mencari sampah yang bisa dijual itu bisa sampai Rp1 juta," katanya.
Berbeda halnya dengan kondisi sekarang, pendapatannya menurun drastis. Dalam seminggu, hasil yang diperoleh hanya Rp100-150 ribu. Hal itu terjadi karena jumlah pemulung di TPA Regional sudah mulai bertambah.
"Kalau nggak dikerjakan nggak ada pekerjaan. suami nggak bisa bekerja. Anak-anak jarang bantu soalnya sudah punya tanggungan," katanya.