Polda NTB Telusuri Dugaan Penipuan Penjualan Minyak Goreng di Medsos

Korban sudah melapor ke kantor polisi

Mataram, IDN Times - Petugas Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat menelusuri dugaan penipuan dengan modus penjualan minyak goreng murah dalam bentuk kemasan via media sosial. Kepala Bidang Humas Polda NTB Komisaris Besar Polisi Artanto  mengonfirmasi perihal penelusuran tersebut berdasarkan adanya laporan sekelompok warga yang mengaku menjadi korban penipuan dari modus penjualan.

"Laporannya, penjualan dilakukan melalui media sosial. Kabarnya minyak goreng kemasan dijual murah," ucap Artanto seperti dikutip dari Antara, Selasa (26/4/2022).

1. Dilaporkan oleh sekelompok orang

Polda NTB Telusuri Dugaan Penipuan Penjualan Minyak Goreng di MedsosIlustasi minyak goreng di pasaran (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Perihal dugaan itu, ia pun memastikan pihaknya kini sedang menelaah laporan warga. Pemilik akun yang diduga telah menerima uang pesanan pembelian juga masuk dalam rangkaian pendalaman.

"Nanti kalau sudah selesai telaah laporannya, para pihak akan kita klarifikasi untuk melihat unsur pelanggaran pidananya," ujar dia.

Laporan sekelompok warga yang merasa menjadi korban penipuan dari penjualan minyak goreng murah itu masuk ke Polda NTB pada Jumat (22/4/2022) lalu.

Baca Juga: Kadis LHK NTB: Porter Jangan Khawatir Kehadiran Kereta Gantung Rinjani

2. Terlapor adalah warga Lombok Timur

Polda NTB Telusuri Dugaan Penipuan Penjualan Minyak Goreng di MedsosIlustrasi Pencuri (IDN Times/Mardya Shakti)

Mereka melaporkan perempuan asal Pohgading, Kabupaten Lombok Timur, berinisial SPU (35), yang diduga melakukan penipuan penjualan minyak goreng kemasan murah via media sosial.

Salah seorang pelapor, Winda mengaku ada 45 orang yang menjadi korban penipuan. Uang yang sudah diserahkan ke terlapor bervariasi. Mulai dari Rp4 juta hingga ratusan juta. "Saya sendiri menyerahkan uang sampai Rp122 juta-an," kata Winda.

3. Sudah bayar, barang gak ada

Polda NTB Telusuri Dugaan Penipuan Penjualan Minyak Goreng di Medsosilustrasi memberikan uang (IDN TImes/Reza Iqbal)

Mereka melaporkan ke polisi, karena tidak kunjung menerima barang pesanan. Winda bersama korban lainnya mengaku pernah menelusuri alamat rumah SPU di Kota Mataram. Namun demikian, SPU mengaku tidak memiliki barang tersebut sesuai yang dipasarkan melalui media sosial.

"Maka dari itu kami melapor agar uang kembali," ucapnya

Baca Juga: Korban Investasi Bodong DNA Pro di NTB Diimbau Lapor Polisi atau OJK

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya