Jual Satu Ton Beras Tiap Bulan, Nurul Hidayati 'Banjir' Orderan Online

Manfaatkan market place untuk jual sembako

Mataram, IDN Times – Salah satu pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menangah (UMKM) di Kota Mataram, Nurul Hidayati mantap mengembangkan bisnisnya secara online (daring). Meski baru berjualan selama lima bulan, namun dia sudah mampu menjual hingga satu ton beras dalam sebulan.

Nunung, sapaan akrab Nurul Hidayati, lebih banyak menjual berasnya itu secara daring. Dia memasarkan produknya melalui market place dan media sosial. Menurutnya, cara ini sangat efektif. Terbukti, meski belum lama memulai bisnisnya, usahanya itu berkembang cukup baik.

“Modal awalnya itu Rp4 juta. Tidak semuanya untuk beli beras, saya juga menjual minyak goreng,” ujarnya kepada IDN Times, di Mataram, Kamis (1/6/2023).

1. Pesanan dari luar daerah

Jual Satu Ton Beras Tiap Bulan, Nurul Hidayati 'Banjir' Orderan OnlinePengantaran pesanan menggunakan jasa kurir (dok Nurul Hidayati)

Nunung berjualan di rumahnya di Kota Mataram, namun pembelinya banyak yang berasal dari luar daerah, salah satunya dari Lombok Barat. Banyak yang memesan beras dan minyak goreng yang dia jual karena harganya relatif terjangkau.

Jumlah yang dipesan oleh setiap pelanggannya berbeda-beda. Ada yang memesan 10 kilogram, 20 kilogram hingga 100 kilogram. Dia juga menjual paket sembako dengan harga Rp150 ribu per paket. Isi dari paket sembako ini juga bisa disesuaikan dengan budget pelanggan.

“Karena kita pasarkan secara online, jadi banyak juga yang memasan online. Kita antarkan pakai kurir,” ujarnya.

Selain memakai kurir, dia juga kadang mengantar sendiri pesanan pelanggannya. Dua bulan pertama, bisnisnya itu berjalan cukup baik, sehingga dia bisa menambah modal untuk berjualan.

Baca Juga: Progres Smelter AMNT, Dinas ESDM NTB :  akan Tuntas Desember 2024 

2. Sistem pembayaran

Jual Satu Ton Beras Tiap Bulan, Nurul Hidayati 'Banjir' Orderan OnlineAplikasi BRImo (Dok. BRI)

Nunung juga membuka toko di rumahnya. Bagi pelanggan yang datang membeli secara langsung, bisa membayar secara tunai atau melalui transfer. Sejauh ini, bisnisnya berjalan lancar karena pelanggannya rutin membeli. Bahkan ada yang membeli untuk dijual kembali.

“Saya mengambil beras langsung dari Bulog di sini. Jadi saya juga bisa menjual dengan harga yang lebih murah jika dibandingkan harga di pasaran. Sehingga beberapa pelanggan juga bisa menjual kembali dengan harga yang pas,” ujarnya.

Nunung merupakan salah satu nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI)). Pelanggan yang membeli secara daring biasanya akan mengirimkan pembayaran melalui rekening miliknya. Dia kemudian melakukan pengecekan melalui aplikasi BRImo, apakah pembayaran dari pelanggan sudah masuk atau belum.

“Karena kebanyakan jualan online, jadi pembayarannya juga lebih sering pakai cara transfer,” ujarnya.

Cara transfer menggunakan BRImo cukup mudah. Nasabah hanya perlu login dengan memasukkan user name dan password. Kemudian pilih transfer, lalu masukkan nomor rekening tujuan dan masukkan nominal transfer. Sebelum memasukkan pin untuk proses akhir, nasabah akan diberikan informasi detail transfer untuk memastikan nomor rekening tujuan dan jumlah transfer benar.

3. Jumlah usaha kecil menengah di Kota Mataram

Jual Satu Ton Beras Tiap Bulan, Nurul Hidayati 'Banjir' Orderan Onlineilustrasi belanja online (IDN Times/Arief Rahmat)

Usaha Nunung merupakan salah satu usaha kecil menengah yang ada di Kota Mataram. Saat ini, jumlah usaha kecil menengah di kota ini sebanyak 1.756. Rinciannya, di Kecamatan Ampenan sebanyak 269 usaha. Sedangkan di di Kecamatan Sekarbela sebanyak 169 usaha. Kemudian di Kecamatan Mataram sebanyak 507 usaha. Di Kecamatan Selaparang, Cakranegara dan Sandubaya berturut-turut sebanyak 498 usaha, 197 usaha dan 116 usaha.

Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM Kota Mataram HL Fatwir Uzali sebelumnya mengatakan bahwa jumlah UKM di Kota Mataram saat ini terus bertambah. Pemerintah Kota Mataram juga sudah melakukan sejumlah program agar produk UKM Kota Mataram dapat dibeli oleh banyak orang.

Upaya yang sama juga dilakukan oleh Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram. Sebelumnya, Kepala Disdag Kota Mataram, Uun Pujianto mengatakan bahwa Pemerintah Kota Mataram akan membangun lapak di Jalan Udayana atau Taman Bumi Gora untuk para pelaku usaha. Sehingga lapak pelaku usaha yang lebih banyak merupakan pedagang kaki lima itu bisa tertata dengan rapi. Anggarannya juga sudah disiapkan sebesar Rp1,8 miliar.

Baca Juga: BMKG Sebut Suhu Dingin di NTB Saat ini  Pertanda Puncak Musim Kemarau

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya