Salah satu kontek Tiktok Aria Sandubaya Syahputra (IDN Times/Istimewa)
Ada satu yang jadi satu pembeda dalam konten Tiktok yang dibikin Aria. Supaya kontennya berbeda dengan konten Tiktoker lainnya yang juga menggarap animasi. Konten yang dibuat menggunakan Bahasa Indonesia dengan logat Bahasa Sasak atau Lombok.
"Di situ kontennya anime tapi cara ngomongnya pakai Bahasa Sasaknesia. Sasaknesia atau Lomboknesia ini sebutan temaan-teman saja. Itu yang dikenal sama orang-orang luar. Kalau dengar logatnya pasti kenal bahwa ini orang Lombok. Akhirnya aku pilih Sasaknesia menjadi ciri khas konten di tiktok," tuturnya.
Kaitan dengan penghasilan yang diperoleh dari bermain Tiktok, Aria mengatakan jumlahnya relatif. Setiap bulan ia mendapatkan penghasilan Rp3 - 4 juta. Penghasilan itu berasal dari endorsement dan Tiktok afiliate.
"Karena aku masih melakukan setengahnya dari sumber penghasilan. Dari endorsement dan tiktok afiliate sekitar Rp3 - 4 juta per bulan. Insyaallah ke depan akan ada tim. Karena selama ini untuk pembuatan konten aku gerak sendiri. Bikin konten, konsep, edit sendiri. Agak ribet sih tapi ke depan akan ada tim," ujarnya.
Dikatakan, orang bermain Tiktok kadang-kadang hanya buat sekedar menjadi hiburan dan senang-senang. Tetapi ada juga yang bermain Tiktok untuk mendapatkan penghasilan. Apabila ditekuni, kata Aria, bermain Tiktok dapat mendatangkan cuan yang besar.
"Tapi kalau hanya masih seling-selingan atau sekedarnya, tidak bisa jadi penghasilan utama. Harus ada bisnis atau pekerjaan lain yang memang benar-benar jadi pendapatan utama. Kemudian dari Tiktok ini menjadi penghasilan sampingan. Kalau difokuskan di Tiktok memang menjanjikan," kata Aria.
Ditambahkan, butuh konsistensi untuk menjadi Tiktoker atau Youtuber. Jangan menyerah dan tetap menghasilkan karya. "Jangan mudah putus asa dan menyerah. Karena kalau orientasinya ke duit dan tidak sesuai harapan, belum menghasilkan akhirnya bisa bikin drop. Orientasinya jangan duit. Kalau mau berkarya, karya saja," tandasnya.