Wisata Ekstrem di Pelosok Bima, Pulau Kecil Dihuni Ribuan Ular Jinak

Ular jinak dan tidak berbisa jadi daya tarik wisatawan

Bima, IDN Times - Selain memiliki fenomena laut terbelah dua, di Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) juga terdapat wisata ekstrem yang menguji adrenalin. Salah satunya, destinasi Pulau Ular yang terletak di Desa Pai Kecamatan Wera.

Pulau dengan luas daratan 800 meter persegi ini, berada di perairan wilayah ujung timur Kabupaten Bima. Hanya ditumbuhi dua pohon kamboja dan dihuni oleh ribuan ekor ular berwarna hitam putih, dengan corak belang-belang.

1. Jinak dan tidak berbisa

Wisata Ekstrem di Pelosok Bima, Pulau Kecil Dihuni Ribuan Ular Jinakinstagram

Ribuan ular ini tak berbisa, bahkan hingga kini belum ada kasus pengunjung dipatuk oleh ular tersebut. Tak sedikit wisatawan yang datang mencoba untuk memegang dan berfoto-foto dengan ular-ular laut itu.

Padahal dari berbagai literatur yang diketahui, jenis binatang tersebut merupakan salah satu ular yang berbisa dan kuat. Bahkan kekuatannya melebihi ular king kobra. Namun di pulau ini, ular-ular itu tampak lebih jinak dan membuat wisatawan merasa takjub.

2. Mengambang saat air laut pasang

Wisata Ekstrem di Pelosok Bima, Pulau Kecil Dihuni Ribuan Ular Jinakinstagram.com/sisitimur

Jika kebanyakan ular lebih cenderung menghuni di tempat-tempat yang tersembunyi, namun tidak demikian dengan ular di pulau setempat. Ular di sana justru mengambang dan akan terlihat di sela-sela terumbu karang sekitar pantai.

Ular di pulau ini mencari makanan di dalam laut dan beristirahat di atas pulau. Bahkan akan tergelantungan pada tebing yang terjal, sehingga menambah daya tarik pulau ini untuk dikunjungi. 

"Di sekeliling pulau, hampir ada semua ular nya. Tapi ular di sana itu gak bisa dibawa pulang, katanya bisa celaka di laut," kata seorang warga Wera, Anisa pada IDN Times, Jumat (5/1/2023).

Agar bisa sampai ke tempat ini, sebut Anisa, ada dua jalur yang bisa dilintasi pengunjung. Bisa melalui jalur Kecamatan Sape juga dari pusat Kota Bima. Dari pusat kota misalnya, lebih kurang menghabiskan waktu 2 jam dalam perjalanan hingga sampai Desa Pai.

"Setelah itu baru naik perahu menuju Pulau Ularnya. Dengan ongkos Rp15 ribu per orang," tutur dia.

Baca Juga: 8.093 Kepala Keluarga di Bima Masuk Kategori Miskin Ekstrem

3. Ada sumber mata air tawar

Wisata Ekstrem di Pelosok Bima, Pulau Kecil Dihuni Ribuan Ular Jinakilustrasi air yang keluar dari mata air (pexels.com/jill burrow)

Selain ditakjubkan dengan kemunculan ular yang jinak, di pesisir pantai Pulau Ular juga menyimpan sumber mata air. Saat air laut pasang mata air yang diberi nama oleh warga Mada Oi Caba (mata air tawar) ini akan tenggelam bersama pasangnya air laut.

Sedangkan saat air laut surut, maka sumber mata air tersebut akan muncul kembali. Uniknya, air yang keluar melalui celah tebing ini tidak asin melainkan tawar seperti air bersih pada umumnya.

4. Ragam mitos tentang pulau ular

Wisata Ekstrem di Pelosok Bima, Pulau Kecil Dihuni Ribuan Ular Jinakgoogle

Dari cerita turun temurun warga, Pulau Ular ini menyimpan ragam mitos yang hingga kini belum terpecahkan. Konon, Pulau Ular ini awalnya sebuah kapal yang memuat Raja Flores dan tentara Belanda saat berperang melawan kerajaan Bima.

Ketika masuk ke perairan Wera, kapal tersebut kemudian dikutuk Raja Bima bernama Indra Kumala, kemudian berubah menjadi sebuah pulau. Sementara tiang kapal menjadi pohon kamboja, sedangkan awak kapal menjelma menjadi ular hingga saat ini.

Sementara versi lain, ular di pulau kecil tersebut merupakan warga asli Desa Pai Kecamatan Wera pada jaman dulu. Awalnya mereka menghuni di pulau setempat, kemudian lama kelamaan berubah menjadi ular yang jinak.

Baca Juga: Pesona Pantai Lariti di Bima, Laut Terbelah saat Airnya Surut

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya