Sengkarut Layanan di RSUD Bima, Jual Beli Darah hingga Pemecatan Nakes
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bima, IDN Times- Kisruh di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih berlanjut. Dua Tenaga Kesehatan (Nakes) berstatus honorer dipecat karena diduga terlibat pada aksi pungutan liar (pungli). Selain soal nakes yang dipecat, RSUD Bima juga menerima aduan adanya praktik jual beli darah oleh calo.
"Saya ketahui mereka (dua nakes, red) melakukan pungli berdasarkan laporan keluarga pasien," jelas Direktur RSUD Bima, dr Ihsan MPh yang ditemui Rabu (13/7/2022).
1. Modus minta uang untuk licinkan pelayanan
Dalam melakukan aksinya, keluarga pasien dimintai sejumlah uang tunai untuk mempermudah pelayanan. Karena dalam keadaan mendesak, sehingga keluarga pasien tanpa berpikir panjang menyerahkan sejumlah uang sesuai yang oknum nakes itu minta.
"Modusnya sederhana. Meraka minta uang dengan dijanjikan mempermudah pelayanan. Masyarakat yang gak mau repot, langsung kasih," terang dia.
Jika praktik tersebut kembali ditemukan di kemudian hari, Ihsan memastikan Nakes terkait akan langsung dipecat tanpa ada toleransi. Karena tindakan itu melanggar kode etik pelayanan di RSUD Bima.
"Saya akan babat habis mereka, tidak boleh dibiarkan," tegasnya.
2. Calo jual beli darah bergentayangan di RSUD Bima
Sementara itu, selama tahun 2022 ini, Ihsan juga kerap menerima keluhan keluarga pasien mengenai jual beli darah oleh calo di RSUD Bima. Dari keterangan keluarga, sampai pasien sembuh, biasanya mereka akan dimintai uang sekitar Rp 1 juta.
"Kami sedang cari tahu siapa calo ini. Apakah dalam melakukan aksinya, mereka libatkan Nakes di sini atau bukan. Kalaupun ada Nakes, akan saya pecat," tegas dia lagi.
3. Dipicu tingginya permintaan kebutuhan darah
Munculnya praktik jual beli darah tersebut, diakuinya lantaran belakangan ini permintaan kebutuhan darah pasien yang dirawat di RSUD Bima cukup tinggi. Sehingga kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
"Modus mereka masuk ke RSUD Bima, lalu cari pasien yang butuhkan darah," bebernya.
Jika ditemukan praktik tersebut, Ihsan menyarankan agar keluarga pasien segera melaporkan ke pihak kepolisian untuk diusut. Karena tindakan itu dinilai lebih efektif dibandingkan mengadu ke pihak RSUD Bima.
"Bukanya kami gak mau terima. Laporan mereka tetap kami terima, cuma itu lamban untuk mengungkap para pelakunya," pungkas dia
Baca Juga: Pilkades di Bima Berujung Maut, Muardin Tergeletak Berlumuran Darah