Petani Beralih Menanam Jagung, Produksi Gabah Kering di Bima Anjlok

Setiap tahun hanya hasilkan gabah sekitar 4 ribu ton

Bima, IDN Times - Hasil produksi gabah kering di Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) anjlok. Kondisi ini sudah berlangsung tiga tahun terakhir, beriringan dengan alih fungsi lahan tanam komoditi yang dilakukan para petani. Banyak petani yang beralih menanam jagung.

Alih fungsi lahan ini, misalnya sebagian besar petani tidak lagi menanam padi. Mereka kebanyakan beralih ke tanaman jenis lain seperti komoditi jagung, bawang merah hingga kedelai. 

"Dari tiga tanaman itu, para petani padi kita kebanyakan beralih jadi petani jagung," jelas Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertanbun) Kabupaten Bima, Chairul Munir dikonfirmasi, Selasa (25/7/2023).

1. Setahun hanya produksi sekitar 4 ribu ton gabah kering

Petani Beralih Menanam Jagung, Produksi Gabah Kering di Bima AnjlokPetani merontokkan bulir padi saat panen raya padi. (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Akibat dari pengalihan tanam ini, produksi gabah kering 3 tahun terakhir sangat anjlok. Dalam setahun hanya mampu produksi sekitar 2 hingga 4 ribu ton gabah kering.

Kondisi ini jauh berbeda sebelum komoditi jagung membuming di Kabupaten Bima. Ketika itu, para petani dapat menghasilkan gabah kering dalam setahun sekitar 60 ribuan ton.

"Juah kan perbedaan angka produksinya. Apa boleh buat, begitu lah realita yang terjadi di lapangan sejak jagung membuming di Bima," terangnya.

Baca Juga: Seorang Bocah di Bima Tewas Tertimpa Pagar Sekolah

2. Stok beras dikhawatirkan terus berkurang

Petani Beralih Menanam Jagung, Produksi Gabah Kering di Bima AnjlokIlustrasi beras (vecteezy.com/chormail153750)

Chairul mengatakan, alih fungsi lahan tanam ini hampir merata dilakukan petani pada semua kecamatan. Namun terbanyak ditemukan di lahan pertanian Kecamatan Bolo, Madapangga, Sape, Monta hingga Kecamatan Ambalawi.

"Mereka termotivasi tanam jagung, karena hasilnya menjanjikan daripada padi. Padahal jika kita dipikirkan, malah kebalikan dari itu," bebernya.

Jika trend peralihan lahan tanam ini terus berlanjut hingga 10 tahun kedepan, Kabupaten Bima dikhawatirkan akan mengalami krisis pangan. Stok beras akan terganggu, sehingga memaksa pemerintah untuk mendatangkan dari daerah lain.

"Bisa jadi kita nanti datangkan beras dari daerah lain. Tidak ada yang tidak mungkin, jika para petani kita terus menerus tanam jagung, 5 hingga 10 tahun kedepan," ungkapnya.

3. Tetap edukasi petani

Petani Beralih Menanam Jagung, Produksi Gabah Kering di Bima AnjlokBulir padi (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Untuk menekan persoalan ini, pihaknya tidak bisa berbuat banyak, kecuali gelar sosialisasi dan mengedukasi para petani. Mereka diedukasi banyak hal, mulai dari anjurkan tanam padi hingga terkait penghasilan yang diperoleh.

"Sudah sering kami sosialisasi ke petani soal ini bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Hasilnya itu-itu aja, petani kita malah tetap fokus tanam jagung," tandasnya.

Baca Juga: Seorang Pria di Bima Dilaporkan Usai Berfoto Mesra dengan Istri Orang

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya