Melihat Puluhan Gua Bersejarah Peninggalan Kolonial Jepang di Bima

Sebagian telah dijadikan tempat pakan ternak oleh warga

Kota Bima, IDN Times - Potensi wisata sejarah yang terabaikan banyak ditemukan di Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Salah satunya adalah 43 lubang gua peninggalan kolonial Jepang saat masa penjajahan.

Pantauan langsung di lokasi, puluhan lubang gua tersebut terletak di sekeliling lereng gunung kawasan Ka Owa Kai dan Oi Dadi Kelurahan Jatibaru Timur. Dengan kedalaman dan panjang yang bervariasi, dari puluhan hingga ratusan meter. 

Uniknya, jarak antara satu dengan titik yang lain cukup berdekatan. Hanya beberapa meter dan ada juga sebagian kecil lain dengan jarak puluhan meter. Meski meninggalkan jejak sejarah masa lampau, namun objek ini terkesan terabaikan dari sentuhan pemerintah daerah setempat.

1. Tempat persembunyian tentara Jepang dari serangan musuh

Melihat Puluhan Gua Bersejarah Peninggalan Kolonial Jepang di BimaFoto goa peninggalan Jepang (IDN Times/Juliadin)

Dari riwayat turun temurun warga sekitar, konon puluhan gua ini sebagai tempat persembunyian tentara Jepang dari serangan musuh. Termasuk dijadikan sebagai benteng pertahanan hingga menyimpan peralatan senjata sebelum terjun ke medan perang.

"Cerita orang tua kita yang dulu-dulu begitu. Termasuk jalan setapak menuju gua ini, bukan kita yang garap, tapi memang sudah ada dari dulu," jelas salah seorang petani yang berkebun di sekitar gua setempat, Ahmad pada IDN Times, Selasa (8/11/2022).

Bahkan, Ahmad mengaku pernah masuk di gua dekat kebun miliknya hingga puluhan meter. Namun belum sampai menembus ujung, karena obor penerang jalan yang ia bawa keburu padam.

"Saat itu saya masuk bersama beberapa teman. Semakin dalam, lubangnya membesar dan langit-langit gua berwarna kebiruan gitu," terangnya.

Baca Juga: Berseteru saat Turnamen, Warga Dua Desa di Bima Saling Tutupi Jalan

2. Terabaikan dari sentuhan Pemkot Bima

Melihat Puluhan Gua Bersejarah Peninggalan Kolonial Jepang di BimaFoto goa yang digunakan petani untuk simpan pakan ternak (IDN Times/Juliadin)

Puluhan gua peninggalan tentara Jepang ini terkesan terabaikan dari sentuhan Pemerintah Kota Bima. Jangankan fasilitas penunjang, pembersihan area sekitar juga tak dilakukan. 

Tidak heran jika di sekitar lubang gua nyaris dipenuhi semak belukar. Bahkan ada beberapa lubang gua telah digunakan oleh patani sebagai tempat untuk menyimpan pakan ternak.

Tidak hanya itu,  kondisi jalan setapak dari pemukiman warga menuju tempat ini terpantau tidak dibaluti aspal. Saat musim hujan seperti sekarang ini, kondisi jalannya licin dan terdapat bebatuan.

3. Diapit gunung

Melihat Puluhan Gua Bersejarah Peninggalan Kolonial Jepang di BimaFoto kondisi jalan rusak dan licin yang mengarah ke lubang goa (IDN Times/Juliadin)

Keberadaan puluhan lubang gua ini cukup strategis. Diapit oleh pegunungan menjulang tinggi. Kemudian di sekitar kawasan, terdapat hamparan kebun sayur hingga petani yang sedang membuat bata.

Sementara untuk lokasinya relatif mudah dijangkau. Dari pusat kota, lebih kurang menghabiskan waktu 20 menit, lalu sudah bisa sampai tujuan. Semua akses serba gratis, tidak dipungut biaya sepersen pun.

Jika ingin berkunjung, pastikan wisatawan menggunakan kendaraan roda dua. Karena jalan menuju setiap titik gua cukup terjal dan berliku, sehingga tidak memungkinkan jika menggunakan roda empat.

Baca Juga: Rumah yang Dibangun Pemkot Bima Tak Punya Sumber Air Bersih

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya