Dua Warga Bima Disambar Petir saat Berteduh di Dalam Gubuk 

Satu korban tewas dan lainnya luka parah

Bima, IDN Times - Dua warga Desa Kala Kecamatan Donggo Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) disambar petir, Minggu (31/12/2023) sore. Para korban yakni Yani (38) dan Rohana (58) disambar petir saat berteduh di dalam gubuk kala hujan deras melanda. 

Akibat peristiwa nahas ini satu orang dilaporkan tewas dan lainnya kritis. 

"Korban atas nama Yani meninggal, sementara Rohana kritis," kata Kapolsek Donggo Inspektur Satu Polisi Nazaruddin dihubungi IDN Times.

1. Berteduh di gubuk

Dua Warga Bima Disambar Petir saat Berteduh di Dalam Gubuk ilustrasi petir dan tornado berbentuk corong (Pixels.com/Ralph W. Lambrecht)

Nazaruddin mengatakan, kronologis kejadian bermula saat delapan orang melakukan aktivitas pemupukan di kawasan Kadende Watasan Desa Kala Bima. Sesaat kemudian, hujan turun begitu deras beserta petir menyambar di kawasan tersebut pukul 15.00 Wita. 

Delapan orang ini pun lantas bergegas berteduh di bawah gubuk yang berada dekat lokasi tersebut. 

"Saat hujan datang, korban bersama rekannya lalu bergegas berteduh di sebuah gubuk," bebernya.

Baca Juga: TKW asal Bima Meninggal di Malaysia dalam Kondisi Hamil 8 Bulan

2. Dilarikan ke puskesmas

Dua Warga Bima Disambar Petir saat Berteduh di Dalam Gubuk Ilustrasi korban di rawat petugas medis (IDN Times/Sukma Shakti)

Ketika sedang berteduh, korban yang duduk berdekatan tiba-tiba disambar petir hingga tak sadarkan diri. Mereka lalu dibawa oleh rekannya ke pemukiman, kemudian dilarikan ke Puskesmas Donggo untuk mendapat perawatan medis.

Usai dilakukan pemeriksaan, dokter menyatakan korban atas nama Yani meninggal dunia. Sementara Rohana berhasil selamat, namun dalam kondisi kritis.

"Rohana masih dirawat di Puskesmas. Alhamdulillah sekarang sudah mulai sadar," sambungnya.

3. Keluarga tolak autopsi jasad

Dua Warga Bima Disambar Petir saat Berteduh di Dalam Gubuk Ilustrasi korban tewas. (IDN Times/Mardya Shakti)

Nazaruddin mengatakan, pihak keluarga telah membuat surat pernyataan penolakan untuk autopsi jasad korban. Mereka menganggap kematian Yani sebagai musibah.

"Keluarga tolak autopsi, jasad korban saat ini sudah di bawah ke rumah duka dan rencananya akan dimakamkan besok pagi," tandasnya.

Baca Juga: Pria di Bima Cabuli Anak Tiri, Alasannya di Luar Perkiraan

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya