Diduga Lamban Mendapat Perawatan RS, Bayi di Bima ini Meninggal Dunia

Pihak rumah sakit beralasan ranjang perawatan kosong

Bima, IDN Times - Kekecewaan sang ibu bernama Hesti atas pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima tak terbendung. Bagaimana tidak, bayinya yang bernama Arshaka meninggal dunia lantaran diduga terlambat mendapatkan penanganan medis akibat kekurangan fasilitas.

Dihubungi IDN Times, ibu muda berusia 26 tahun asal Desa Sie Kecamatan Monta Kabupaten Bima ini menumpahkan kekecewaannya atas pelayanan RS milik pemerintah itu. Dia harus menerima kenyataan kehilangan putra keduanya itu.

1. Fasilitas oksigen hingga ranjang perawatan kosong

Diduga Lamban Mendapat Perawatan RS, Bayi di Bima ini Meninggal Duniailustrasi bernapas dengan tambahan oksigen (healtharchives.org)

Insiden memilukan tersebut terjadi pada 19 Januari 2023 lalu. Bermula saat Hesti bersama keluarga merujuk buah hatinya dari Puskesmas Monta ke RSUD Bima sekitar pukul 19.00 Wita.

"Anak saya divonis pelebaran usus dan saat itu dalam kondisi darurat. Jadi selama di perjalanan di atas mobil ambulance dipasang oksigen," ungkapnya saat dikonfirmasi IDN Times, Rabu (8/2/2023).

Mereka kemudian tiba di RS dan lanhsung melakukan proses pendaftaran pasien. Pihak rumah sakit mengatakan bahwa tak ada ranjang perawatan dan stok tabung oksigen juga kosong.

Baca Juga: Pria di Bima ini Bacok Wisatawan karena Tersinggung Nyanyian Korban

2. Meninggal saat pasang oksigen di mobil ambulance

Diduga Lamban Mendapat Perawatan RS, Bayi di Bima ini Meninggal Duniailustrasi bayi (pexels.com/Szabina Nyíri)

Hesti kemudian diminta untuk menunggu. Belum cukup 20 menit, kondisi buah hatinya kian parah. Sehingga ia bersama Nakes Puskesmas Monta melarikan anaknya untuk dipasangkan oksigen di dalam ambulance.

Sayangnya, saat proses pemasangan fasilitas itu, sang buat hati tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia. Ia lantas menangis histeris dan menumpahkan kekecewaannya terhadap pihak RSUD Bima, karena dinilai menelantarkan anaknya.

"Memang kematian itu sudah jadi ajal anak saya. Tapi setidaknya pihak rumah sakit berikan pelayanan yang terbaik untuk kami," ungkapnya.

Terlebih, saat itu sang buah hati dalam kondisi darurat. Dia mengatakan paling tidak bisa lebih awal dipasangkan oksigen untuk menyelamatkan nyawa anaknya, jika benar ranjang perawatan dalam kondisi kosong.

"Biar saya yang pangku sendiri anak saya, yang penting dipasangkan dulu oksigennya," beber dia.

3. Pakai BPJS

Diduga Lamban Mendapat Perawatan RS, Bayi di Bima ini Meninggal DuniaIlustrasi pelayanan di kantor BPJS Kesehatan. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Hesti menduga anaknya ditelantarkan karena pengobatan menggunakan BPJS. Dia menduga pihak rumah sakit sewenang-wenang dan tidak melayani sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan pasien darurat.

"Kalau ada uang, sudah pasti kami pakai pengobatan secara umum. Tapi kita orang gak punya, makanya pakai BPJS gratis," keluh dia.

Untuk itu, ia berharap pihak RSUD Bima kedepan agar lebih sigap memberikan penanganan, terutama pasien yang dalam kondisi darurat. Tidak membedakan antara pasien umum dengan yang menggunakan BPJS. 

"Cukup saya aja yang alami kejadian ini, jangan lagi yang lain," ungkapnya.

Sementara itu, Kabid Humas RSUD Bima, dr Adwinarko yang dikonfirmasi mengaku tidak mengetahui kejadian tersebut. Adwinarko meminta data pasien sebab banyak pasien yang dilayani.

"Pasien yang akan dirawat di ruang NICU itu ya? coba kirim dulu data pasien, biar kita pelajari kasusnya, karena pasien yang masuk itu banyak," katanya singkat.

Baca Juga: Misteri 4 Sumur di Teluk Bima, Ada Air Tawar di Tengah Laut

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya