Anak SD di Bima Meninggal karena DBD, Kematian Bertambah Jadi 15 Orang

Sementara jumlah kasus positif sebanyak 577 orang

Bima, IDN Times - Jumlah warga yang meninggal dunia diserang Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus bertambah. Dari sebelumnya dilaporkan 14 orang, kini meningkat menjadi 15 orang korban meninggal dunia.

"Yang meninggal kali ini, siswa Sekolah Dasar (SD) bernama Aditia berusia 11 tahun," kata Kabid P2PL Dikes Kabupaten Bima, Alamsyah dikonfirmasi, Selasa (4/4/2023).

1. Meninggal saat dirawat di RSUD Bima

Anak SD di Bima Meninggal karena DBD, Kematian Bertambah Jadi 15 OrangPexels.com/rawpixel.com

Aditia menderita penyakit DBD sudah berlangsung lama. Korban baru dilarikan keluarga ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima untuk mendapatkan perawatan intensif, sudah dalam kondisi kritis.

Nahas, nyawa korban tidak bisa tertolong. Dia dilaporkan meninggal dunia oleh dokter saat menjalani perawatan di RSUD Bima, Senin sore (3/4/2023) sekira pukul 16.00 Wita.

Baca Juga: Kota Bima Digoyang Gempa Bumi M 5,8  

2. Total pasien DBD sebanyak 577 orang

Anak SD di Bima Meninggal karena DBD, Kematian Bertambah Jadi 15 OrangFoto penanganan pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Kota Bima, (IDN Times/Juliadin)

Alamsyah mengatakan, angka kasus pasien demam berdarah di Kabupaten Bima hingga 3 April kemarin tercatat sebanyak 577 orang. 538 orang di antaranya dilaporkan sembuh dan 25 pasien lain masih mendapat perawatan medis.

Secara grafik, kasus DBD di Kabupaten Bima menurut Alamsyah, mengalami penurunan. Meski setiap hari tetap ada laporan kasus positif yang masuk dari sejumlah kecamatan.

"Tingkatan kasus saat ini menurut dibandingkan pada Ferbuari lalu," terangnya.

3. Belum cabut status KLB demam berdarah

Anak SD di Bima Meninggal karena DBD, Kematian Bertambah Jadi 15 OrangIlustrasi Pasien DBD (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

Meski kasus terpantau menurun, status Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah tetap berlaku. Bahkan hingga saat ini, pihaknya belum mempertimbangkan pencabutan status tersebut.

"Belum kita pikirkan cabut status KLB. Sekarang kami masih fokus berikan penanganan dan pencegahan," tandas mantan kepala Puskesmas Soromandi ini.

Baca Juga: Bima Diguncang Gempa Susulan Bermagnitudo 4,5

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya