Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pacuan kuda di Bima/dok.(instagram.com/iwan_tezar)

Mataram, IDN Times - Dua joki pacuan kuda tewas dalam insiden balapan di Sumbawa dan Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka mengalami kecelakaan maut di mana waktunya hampir berurutan dalam pacuan kuda. 

Ironisnya, kedua joki pacuan kuda tersebut ternyata adalah anak di bawah umur. 

Atas kejadian itu, Pemprov NTB menyatakan, peristiwa meninggalnya dua joki anak tersebut adalah kecelakaan atau insiden semata.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Dinas Pemberdayaan Peremmpuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Hadi Hamzanwadi saat menemui Tim Koalisi #StopJokiAnak NTB, Kamis (31/3/2022) di Mataram.

“Itu merupakan murni kecelakaan semua kita tidak menginginkan ini kejadian,” kata Hadi.

1.Berkoordinasi dengan Pordasi

Sekretaris Dinas Pemberdayaan Peremmpuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Hadi Hamzanwadi IDN Times/Ahmad Viqi

Hadi mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) di Pulau Sumbawa. Khususnya guna memperoleh laporan soal insiden balapan yang berujung jatuhnya korban jiwa. 

Kasus pertama menimpa Muhammad Sabila Putra (9) yang meninggal dunia pada 19 Oktober 2019. Ia mengalami insiden dalam perlombaan pacuan kuda di Sumbawa.

Demikian pun kasus kedua, menimpa Muhammad Alfin (6) terjadi di Kabupaten Bima pada 6 Maret 2022. 

“Tentu kami berkoordinasi dengan Pordasi, terutama cabor Pordasi Dompu yang diketuai oleh Bupati Dompu,” kata Hadi.

2.Pemerintah janji berdiri tegak untuk joki anak

Editorial Team

Tonton lebih seru di